Random post

Saturday, August 18, 2018

√ Merayakan Setiap Keberhasilan Kecil

Merayakan setiap keberhasilan kecil menawarkan kita ruang untuk penilaian dan mencapai hal yang lebih besar. Mahfuzh tnt



Sekitar tahun 2013 saya pernah meminta hikmah dari Pak Nur Muhammadian, seorang mentor di FLP Malang. 


Saya kenal ia ini ketika awal masuk di FLP Malang, dimana ia merupakan dewan penasihatnya. Beliau menawarkan saya satu hikmah yaitu:


“Mas Mahfuzh, jangan lupa rayakan setiap keberhasilan kecil. Perayaan ini yang sifatnya personal, tidak kemudian berpesta dan mengundang orang. Cukup berikan hadiah pada diri sendiri, menyerupai makan lezat ataupun membeli barang yang diinginkan”



Pesan ini sangat membekas di ingatan saya. Entah apakah ada alasan khusus buat ia untuk menyampaikan itu.


Tetapi sehabis dipikir-pikir, ketika itu saya memang terlalu hirau taacuh pada hal-hal yang sifatnya emosional, menyerupai menyenangkan diri sendiri ataupun menghargai perjuangan sendiri. 


Sejak kecil sebetulnya orang bau tanah saya menawarkan perhatian yang cukup serius pada pencapaian-pencapaian akademik anak-anaknya. Tetapi ini memang hanya berlaku untuk prestasi yang di puncak, menyerupai peringkat pertama kelas, juara satu lomba matematika, dan sejenisnya.


Maka peringkat kedua dan ketiga tidak begitu Istimewa di keluarga kami. Hanya yang dipuncak yang akan mendapatkan hadiah. Dan saya sempat berkali-kali mencapai puncak tersebut. 


Oleh alasannya yaitu itu mungkin saya menjadi seseorang yang bahkan tak sadar akan pencapaian yang telah saya raih dalam hidup. Ini berlalu hingga SMA, bahkan kuliah. 


Juara 2 Tenis Meja ketika SMP, masuk ke Sekolah Menengan Atas favorit, masuk ke tim Olimpiade sains, masuk ke Universitas ternama di Malang dan aneka macam pengalaman lainnya, yaitu hal yang normal-normal saja bagi saya. Menjadi tidak Istimewa alasannya yaitu kesemuanya bukanlah puncak. 


Apa yang salah dari contoh pikir tersebut?


Ini menciptakan lupa akan usaha, kerja keras dan rintangan yang telah saya lalui.  


Menjadi Juara 2 Tenis Meja mungkin membutuhkan perjuangan yang sama kerasnya dengan juara 1 di kelas. Menjadi juara 2 di kelas membutuhkan perjuangan yang tak mudah. Dan masuk ke perguruan tinggi negeri favorit pastinya menghadapi aneka macam rintangan yang tak kalah sulitnya dengan menjadi juara satu lomba matematika.


Ketika kita tidak merayakan sebuah moment pencapaian prestasi-prestasi kecil tersebut, maka ia berlalu begitu saja,  tanpa adanya evaluasi. Tidak ada perjuangan yang perlu dihargai, alasannya yaitu kesudahannya dianggap nol. 


Setelah mendengar hikmah dari Pak Nur Muhammadian, saya putuskan untuk melakukannya. Sejak ketika itu saya beberapa kali keluar, makan di daerah yang agak mahal dan merayakan pencapaian gres saya. 


Bisa menuntaskan S1 Kimia, sanggup berbicara Bahasa Inggris, menerima proyek menulis online, berhasil menjual web, dan ketika diberikan kesempatan kuliah di Jepang, semua saya rayakan secara personal. 


Tidak perlu mahal-mahal untuk merayakannya, tetapi pastikan rasanya spesial. Seperti contohnya mengunjungi sebuah Cafe yang belum pernah kita kunjungi, kemudian memesan kopi dan roti. 


Perayaan dengan cara yang personal ini ternyata lebih nyaman bagi saya. Karena momen ini kita sanggup mereview kembali yang telah kita lalui, mengevaluasi yang telah kita lakukan, dan menawarkan citra apa yang mungkin kita lakukan ke depannya. 


Perayaan ini hingga kini saya lakukan dengan aneka macam cara, dari membeli makanan enak, mengunjungi daerah spesial, hingga yang terakhir ialah membeli buku ketika mendapatkan honor pertama dari Google Adsense. 


Jadi, mulai sekarang, selamat merayakan keberhasilan-keberhasilan kecilmu. 



Sumber https://mystupidtheory.com