![]() |
Situasi pasar tradisional Foto. Suhadi, 2017 |
Pagi ini saya sangat bersyukur. Bahwa sanggup berkunjung di pasar bersama para siswa. Selain itu, ketar-ketir diri telah menjadi makplong disaat para siswa dengan luwes sanggup wawancara bersama para pemulia bumbon pasar.
Saya pun semakin percaya bahwa belum dewasa kini itu lebih pinter dalam suatu hal dibanding gurunya. Pagi tadi saya melihat dan membuktikannya. Yaitu satu dilema taktik penelitian sanggup terpecahkan olehnya.
Awalnya saya cukup yakin bahwa dengan teknik membeli bumbon, wawancara mereka sanggup berjalan lancar. Namun ternyata tidak semudah itu. Para bakul dan pembeli bumbon rumahan pagi tadi berdesakan. Pemulia bumbonpun kewalahan ketika harus melayani para siswa utk wawancara seputar alur dan fungsi bumbon utk masakan, obat herbal, sampai sesajen.
Hal menarik benar-benar terjadi. Mereka cukup sigab dalam membaca situasi dan setting latar lokasi. Para pemulia bumbon yg sebagian besar melayani sendiri, telah menjadi peluang para siswa pagi tadi. Apa yang terjadi? Mereka segera memperlihatkan diri utk membantu pemulia bumbon dalam melayani pembeli. Pada ketika itulah, disela-sela membantu melayani, mereka bercakap dg mendalam dengan panduan instrumen wawancara yg telah tersiapkan jauh-jauh hari.
Strategi menyatu dan membantu informan ketika penelitian bumbon, telah menjadi pintu pembuka dalam mengeksplor pengetahuan, sikap, dan pengalaman para pemilik bumbon itu. Tak hanya hal bumbon dan alurnya kulakannya, sampai bumbon-bumbon diam-diam yg belum mereka kenal sebelumnya, datanya sanggup terdokumentasi dengan lengkap. Bahkan disela- sela membantu dan melayani, mereka juga sanggup mengeksplor pengetahuan dan pengalaman para pembeli wacana bumbon ini.
Suatu pujian dan rasa syukur kami, bahwa dengan memuliakan suatu hal yg kita teliti, terbukti telah memberi kado Istimewa dalam mengasah taktik penelitian kami. Inilah sekelumit bumbu-bumbu dalam meneliti bumbon di pasar pagi tadi.
Pamotan, 19 10 2017
Sumber http://sosiologismpapamotan.blogspot.com