Random post

Wednesday, January 25, 2017

G.R.O.W Your Team With Coaching

[vc_row css=”.vc_custom_1544440140525{margin-bottom: 30px !important;}”][vc_column][vc_single_image source=”featured_image” img_size=”large”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]


Banyak pemilik bisnis yang sadar untuk menerapkan teknik coaching pada karyawannya, namun banyak diantaranya masih belum mempunyai pengalaman. Pertanyaan yang ditanyakan itu-itu saja, terlalu formal, bahkan ada yang terasa menyerupai rapat sebab kaku dan tegang. Tentu suasana coaching menyerupai ini kurang nyaman bagi karyawan/coachee Anda.


Kesadaran akan coaching yang sanggup diterapkan di perusahaan yaitu salah satu nilai plus dalam budaya perusahaan. Namun, kalau terlalu formal dan kaku tentunya karyawan masih merasa kurang nyaman, susah menceritakan masalahnya, komunikasi masih tidak mengalir inilah yang mengakibatkan hasil dari coaching menjadi tidak efektif.


Anda menyerupai membuang waktu dan tenaga Anda sebab karyawan kurang nyaman dan tidak semua hal berani diceritakan sebab masih ada batasan tembok yang menghalangi antara coach dan coachee. Hal ini tentu harus dibereskan terlebih dahulu. Memang tidak ada standar teknik coaching namun mungkin Anda perlu memahami inti dari menunjukkan coaching menyerupai apa supaya nantinya sanggup mengalir begitu saja tanpa terasa kaku lagi.


Dalam artikel kali ini akan diulas perihal sebuah model coaching yang sanggup Anda terapkan dalam perusahaan Anda. Bagi Anda pebisnis yang sudah menjalankan teknik coaching, ini sanggup menjadi ilmu pemanis dan bagi yang belum menjalankannya silakan pelajari dan pahami lebih dulu. Mari kita simak bersama.


Teknik Coaching


Dalam teknik coaching, pada dasarnya yaitu menunjukkan pertanyaan yang akan dijawab oleh coachee Anda. Pertanyaan menyerupai apakah yang baik supaya nantinya Anda mendapatkan balasan terbaik dari coachee Anda? Nah, salah satu teknik coaching ini dinamakan model GROW. Anda bertanya-tanya model ini maksudnya bagaimana dan menyerupai apa pertanyaan yang dilontarkan?


Tujuan dari pertanyaan dengan model GROW ini adalah:


a. G (Goal yang Jelas)


b. R (Review dan Sadari Kondisi Sekarang)


c. O (Memberikan beberapa Opsi untuk mencapai tujuan)


d. W (What’s Next. Buat Rencana dan Tindakan dari opsi yang telah dipilih)


Dalam setiap tujuan tersebut tentunya ada langkah-langkah pertanyaan yang sanggup Anda lontarkan.


1. Tujuan (Goal)


Saat coaching Anda sanggup menanyakan beberapa hal terkait goal coachee. Hal ini penting guna mengetahui penyelesaian menyerupai apa yang ingin diraih oleh coachee Anda, sekaligus menjadi pembuka yang baik untuk menemukan chemistry antara Anda dan coachee. Contoh pertanyaannya seperti.


“Apa yang ingin Anda capai?”


“Menurut Anda, arti sukses itu menyerupai apa?”


“Bagaimana cara mengukur kesuksesan Anda?”


“Apa yang dibutuhkan untuk meraih kesuksesan Anda?”


Dari pertanyaan-pertanyaan ini, sanggup membantu untuk mendapatkan informasi terkait apa pencapaian yang gotong royong diinginkan coachee. Sekaligus Anda tahu topik apa yang menjadi concernya. Anda sanggup merubah isi pertanyaan dan cara penyampaiannya supaya lebih alami dan tidak kaku. Anda mungkin sanggup menanyakan pada ketika sedang mengobrol biasa. Karyawan Anda akan lebih nyaman kalau Anda juga tidak kaku dan bertanya secara natural maka mereka sanggup menjawab senatural dan jujur apa adanya.


2. Mengkaji (Review)


Langkah selanjutnya yaitu mereview ulang informasi perihal apa yang terjadi pada kenyataannya atau masa kini. Masalah yang dihadapi atau kondisi pekerjaan dari karyawan menyerupai apa. Hal ini guna mengumpulkan dan menggali informasi sebanyak-banyaknya dari coachee. Pertanyaan-pertanyaan menyerupai di bawah ini mungkin sanggup dijadikan acuan.


“Bagaimana kondisi ketika ini?”


“Apakah dampak yang terjadi dengan keadaan sekarang?”


“Apa faktor yang mempengaruhi terjadinya hal itu?”


Setelah cukup menggali info, Anda sanggup menyebarkan pertanyaan Anda lebih mengarah ke visualisasi dari coachee. Ajak karyawan Anda untuk membayangkan kalau sanggup mencegah maka hal apa yang ia lakukan atau tanyakan apa yang dirasakan dan pesan yang tersirat yang bsia diambil dari problem atau kondisi yang sedang terjadi. Gunanya yaitu supaya coachee disadarkan perihal pencegahan, coachee sanggup berguru untuk mendapatkan dirinya dalam kondisi tersebut, ajak untuk berpikir positif dan mulai diarahkan untuk memikirkan solusi secara perlahan. Contoh pertanyaannya menyerupai demikian.


“Apa yang harus dilakukan? Apa hasilnya?”


“Bagaimana perasaan Anda perihal perkembangan yang terjadi?”


“Apa yang sanggup dipelajari dari keadaan kini ini?”


3. Opsi


Pada tahap ini, Anda sebagai coach harus mulai mengarahkan supaya coachee memikirkan solusi dan balasan dari dirinya sendiri. Buatlah pertanyaan yang lebih spesifik perihal solusinya, langkah demi langkah kalau perlu, hal yang pertama ia lakukan. Hal ini gunanya untuk mengakibatkan semangat dan perasaan bahwa solusi tersebut sanggup dijalankan dan membangun akad diri secara tidak langsung. Ingatlah untuk spesifik bahkan menanyakan waktu dijalankannya solusi itu juga penting.


Contoh pertanyaan yang mungkin sanggup ditiru adalah


“Apa yang akan Anda lakukan mengenai hal tersebut?”


“Komitmen menyerupai apa yang akan dilakukan?”


“Apa langkah pertama Anda menuntaskan problem ini?”


“Kapan Anda memulainya?”


 Setelah solusi dan langkah sanksi sudah mulai tertata di otak coachee Anda, maka Anda sanggup mengajak coachee untuk ikut memikirkan plan cadangan kalau solusi yang ia pakai kurang efektif. Sebagai seorang coach berpengalaman, sama dengan yang ada di GLC, kalau ada hal yang kurang dari coachee Anda maka Anda sanggup coba arahkan dan minta untuk dipikirkan kembali. Dalam sebuah rencana tentu ada kendala yang dihadapi dan resiko yang harus diambil maka coach berhak untuk menanyakan supaya Anda paham perihal kendala yang mungkin akan Anda temui dan juga seberapa besar resiko yang akan mereka hadapi. Pertanyaan yang diberikan sanggup menyerupai demikian.


“Apakah yang akan menghalangi Anda?”


“Bagaimana mendapatkan derma yang diperlukan?”


4. What’s Next


Dalam tahap ini coach akan mengarahkan untuk membuat keputusan atas tindakan pencegahan, tindakan untuk menuntaskan masalah, penanggulangan atas resiko dari pilihan coachee. Inti dari tahap ini yaitu mendorong supaya coachee mulai melaksanakan sanksi dan tindakan untuk menuntaskan masalah. Contoh pertanyaan yang sanggup ditanyakan adalah.


“Apa yang harus dilakukan untuk merubah situasi?”


“Apa ada alternatif untuk mencapai hal tersebut?”


“Apa laba dari beberapa pilihan di atas?”


“Apa pilihan yang akan diambil untuk dilaksanakan?”


Dari keempat tahap pertanyaan tersebut sanggup disimpulkan inti dari coaching itu yaitu mengetahui goal yang ingin dicapai coachee, menggali informasi masalah/hambatan yang dialami coachee, mengagali solusi dari dalam diri coachee terhadap problem tersebut kemudian mengarahkan untuk sanksi solusi yang dipilih.


Teknik ini sangat sederhana dan sanggup Anda lakukan pada karyawan Anda dengan santai dan lakukan coaching senatural mungkin sehingga membuat kenyamanan karyawan dalam menjawab dan memikirkan solusi dari masalahnya. Dengan demikian, sanggup menumbuhkan rasa percaya diri dan pikiran positif untuk implementasi solusinya.


Jika Anda ingin lebih mengetahui perihal teknik dalam coaching silakan hubungi kontak yang ada di halaman ini untuk berkonsultasi dengan bisnis coach kami. Apabila artikel ini menunjukkan manfaat bagi Anda silakan bagikan di sosial media Anda.


Semoga bermanfaat, Always Go Big!


[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]



Sumber aciknadzirah.blogspot.com