Random post

Thursday, January 19, 2017

√ Teladan Pantun Orang Muda

 QBgRXhpZgAASUkqAAgAAAACADEBAgAHAAAAJgAAAGmHBAABAAAALgAAAAAAAABHb √ Contoh Pantun Orang Muda
1. Pantun nasib atau dagang

Terbang bangau ke seberang,
mati ditembak oleh Belanda.
Duduk terdiam seorang-orang,
duduk terkenang akan adinda.


Mati ditembak oleh Belanda,
penabur terserak tengah padang.
Duduk terkenang akan adinda,
nyawa di tubuh rasa melayang.


Anak Cina naik pelangkin,
sudah pelangkin kereta kuda.
Kami hina lagi miskin,
sudah miskin gulung tikar pula.


Unggas undan si raja burung,
terbang ke desa Sukamenanti.
Wahai tubuh apalah untung,
senantiasa berusak hati.


Tergenang air di atas talam,
diambil kulak ditapisi.
Teringat tuan tengah malam,
diambil bantal ditangisi.


2. Pantun orang muda
a. Pantun berkenalan

Dari mana hendak ke mana,
dari Jepang ke bandar Cina.
Kalau boleh kami bertanya,
bunga yang kembang siapa punya.

Melenguh lembu di gunung,
melenguh hingga ke balai.
Maksud hati memeluk gunung,
apa daya tangan tak sampai


Api-api unggunan kandis,
tumpah damar di  kulit tengar.
Laki-laki mulutnya manis,
jikalau bersumpah jangan di dengar

b. Pantun berkasih-kasihan

Kalau tuan jalan dahulu,
carikan saya daun kemboja.
Kalau tuan mati dahulu,
nantikan saya di pintu surga.


Diselingi makan bubur,
bangau pagi terbang tinggi.
Kuakui dengan jujur,
kamu lelaki pujaan hati.


Ada anak membeli nanas,
yang lain membeli nanas.
Hatimu putih menyerupai kapas,
biar hidupmu bahagia.


Bunga itu jangan dipetik,
langit telah menjadi kelam.
Engkaulah gadis tercantik,
kurindukan siang dan malam.


c. Pantun berceraian

Pucuk pauh delima batu,
anak sembilang di tapak tangan.
Biar jauh di negeri satu,
hilang di mata di hati jangan.


Bagaimana tidak dikenang,
pucuknya pauh selasih Jambi.
Bagaimana tidak berkenang,
dagang yang jauh kekasih hati.


Duhai selasih janganlah tinggi,
kalaupun tinggi berdaun jangan.
Duhai kekasih janganlah pergi,
kalaupun pergi bertahun jangan.


d. Pantun beriba hati

Dari mentuk ke Batu Hampar,
saya tidak ke Jawa lagi.
Bumi ditepuk langit ditampar,
saya tidak percaya lagi.


Tanjung sauh api ketiga,
cermin terus jadikan tanglung.
Itulah alasannya ialah hatiku duka,
mudah-mudahan Allah menolong.


Budak Bandan berbasa Jawa,
kijang melompat dari hulu.
Biar bercerai tubuh dan nyawa,
asalkan jangan menerima malu.
Sumber http://bukueyd.blogspot.com