[vc_row css=”.vc_custom_1544440140525{margin-bottom: 30px !important;}”][vc_column][vc_single_image source=”featured_image” img_size=”large”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]Milenial ialah pencetus perubahan dalam perusahaan. Mereka membawa energi dan semangat yang berbeda. Milenial suka mengeksplorasi banyak hal gres dan punya ide-ide segar. Perusahaan atau pemilik bisnis sanggup memanfaatkan antusiasme ini untuk pengembangan bisnis.
Kebanyakan pemilik bisnis sulit mengatur kinerja dari milenial. Mereka suka kebebasan dalam bekerja. Lebih mengutamakan work life balance. Sementara jikalau Anda masih berpikiran idealis dalam memimpin perusahaan maka milenial akan menjadi kendala Anda.
Nah, untuk memaksimalkan energi dan kemampuan milenial Anda perlu mengarahkan mereka. Anda bisa menjadi mentor bisnis yang terbaik untuk karyawan milenial. Mungkin Anda resah mengapa Anda menjad mentor bisnis.
Mentor ialah seseorang yang telah sukses dan jago dalam suatu bidang dan bisa mengarahkan mentee (orang yang dimentor) untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sebagai pemilik bisnis, Anda tentu lebih paham bagaimana bisnis Anda berjalan. Anda lebih tahu sistem kerja bisnis Anda dan cara memimpin yang baik.
Lalu Anda bertanya, “Bagaimana saya mentoring Karyawan Milenial? “Mari simak artikel ini hingga akibat lantaran akan disampaikan banyak sekali trik mentoring bisnsi bagi karyawan milenial Anda. Jika Anda ialah pemilik bisnis yang tidak mempunyai karyawan milenial mungkin ini bisa jadi isu bagaimana menghandle klien/partner generasi milenial. Langsung saja kita simak ulasan berikut ini.
1. Sesuaikan Cara Berpikir Milenial
Milenial ialah gudangnya ide gres dan kreatif serta berani bertindak. Inilah sebabnya mereka patut ditunjuk menjadi pemimpin dalam perusahaan. Namun, banyak kelemahan lainnya dari milenial. Misalnya ialah emosi yang labil, gampang mendapatkan tantangan, tidak berpikir panjang dan tergesa-gesa dalam memutuskan.
Anda sebagai seorang mentor bisnis perlu memahami cara berpikir dari milenial. Karakter itu dibangun dari mindset. Mindset menyerupai apa yang dipahami oleh milenial? Milenial berpikir simple, instan dan ingin punya hasil yang tinggi. Hasilnya ialah abjad mereka yang cenderung tidak sabar, ingin cepat menghasilkan namun tergesa-gesa mengambil keputusan.
Anda perlu memahami mindset dari milenial. Dengan demikian, Anda menjadi paham harus darimana mulai memperbaiki dan mengarahkan mereka. Jika mindset mereka telah diubah maka abjad akan berubah. Kaprikornus mereka bisa lebih bijak menjadi pemimpin dalam perusahaan.
2. Tatap Muka dan Beri Feedback Positif
Tidak hanya milenial, karyawan lain juga lebih mencicipi bonding jikalau Anda berafiliasi dengan mereka. Milenial akan lebih menghargai kerja sama dan ingin bekerja dengan orang dari semua tingkatan di perusahaan.
Anda sebagai seorang mentor bisnis, usahakan buatlah sebuah project bersama dengan mentee Anda. Dengan bekerjasama, Anda lebih punya banyak waktu menilai mentee Anda. Selain itu, Anda juga sanggup pribadi menawarkan feedback kepada mereka.
Dalam menawarkan feedback selalu usahakan menyampaikannya dengan positif. Interaksi yang konkret lebih memotivasi milenial dibandingkan Anda mengkritik kerja mereka. Milenial termasuk tipe yang sangat berontak. Mereka tipe yang akan selalu break the rule untuk mencapai apa yang diinginkan. Ingat juga untuk menawarkan feedback yang jujur dan to the point. Peran mentor ialah membantu menteenya untuk tumbuh menjadi perannya.
3. Teknik Mentoring Terbalik
Dalam pekerjaan dan diskusi, komunikasi dua arah ialah hal terbaik yang patut dilakukan. Bagi milenial hal ini sangat penting. Mereka merasa dihargai dan didengarkan. Selain komunikasi, saling menawarkan manfaat juga sanggup dilakukan.
Dikenal juga istilah mentoring terbalik dimana mentee menawarkan training kepada mentornya. Misal dalam perusahaan Anda beberapa karyawan senior yang membuatkan pengalaman kerja dengan karyawan milenial. Nah, karyawan milenial yang umumnya lebih sadar teknologi akan menawarkan masukkan untuk meningkatkan efisiensi kerja dan produktifitas. Simbiosis mutualisme bukan?
Mentoring terbalik ini cukup popular di kalangan perusahaan dengan karyawan milenial. Kegiatan ini sekaligus membina korelasi antar sesama karyawan. Meski Anda menjalankan mentoring terbalik jikalau Anda ialah seorang pemilik bisnis jangan sungkan untuk membuatkan dan mendapatkan pengalaman baru. Jika Anda kurang memahami teknik ini silakan konsultasikan dengan ahlinya menyerupai mentor bisnis yang ada di GLC supaya lebih paham dan tahu trik-trik mentor yang baik.
4. Jelaskan wacana Alasan dan Goal
Generasi milenial ialah orang-orang yang berpikiran kritis. Segala macam hal selalu dipertanyakan alasan dan tujuannya. Milenial cenderung ingin paham apa yang mereka kerjakan.
Begitu juga dalam mentoring menjadi pemimpin. Anda harus jelaskan wacana alasan mereka dipilih, goal yang ingin dicapai. Dengan memahami hal ini menciptakan milenial lebih termotivasi untuk bekerja. Mereka merasa bertanggung jawab dan ikut andil dalam bisnis.
Bagi Milenial, bisnis bukan sekedar mencari uang namun daerah menciptakan dunia menjadi lebih baik. Milenial cenderung bekerja untuk perusahaan dengan nilai yang konkret dan punya dampak berpengaruh bagi masyarakat. Hal ini bisa menjadi pelajaran penting bagi perusahaan Anda.
Kultur perusahaan dan goal Anda yang memberi manfaat lebih konkret di masyarakat tentu memberi dampak konkret juga bagi bisnis Anda. Ini akan menciptakan perbedaan yang signifikan tidak hanya untuk bisnis namun pelanggan Anda, karyawan dan komunitas Anda.
Melalui keempat cara mentoring untuk karyawan milenial Anda, kini Anda lebih paham. Anda juga bisa mulai mempraktekkan cara-cara tersebut. Karyawan milenial meski menyukai kebebasan dalam bekerja namun mereka bisa menjadi pandangan gres bagi perusahaan Anda.
Jika Anda ingin tahu lebih banyak wacana mentoring bisnis dan mencar ilmu dari ahlinya silakan Anda hubungi kontak yang ada pada halaman ini. Jangan lupa juga bagikan artikel ini apabila bermanfaat bagi Anda. Semoga menginspirasi, Always Go Big![/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]
Sumber aciknadzirah.blogspot.com