Psikotes atau Assessment biasanya menjadi momok yang angker bagi para pencari kerja. Kenapa sanggup demikian? Analisa saya menganggap sebab para pencari kerja merasa bahwa psikotes atau assessment yakni faktor utama mereka tidak lolos dalam proses rekrutmen di suatu perusahaan.
Psikotes ataupun assessment merupakan penggalan yang tidak terpisahkan bagi sebagian perusahaan di Indonesia dalam melaksanakan perekrutan untuk karyawan gres ataupun untuk melaksanakan promosi bagi karyawan yang sudah bekerja ditempat mereka. Lalu kenapa ada perusahaan yang memakai psikotes dan assessment ini di dalam proses rekrutmen ataupun promosi jabatan? Jawaban saya ada 2, yaitu sebab ikut-ikutan dan memang mau melihat potensi yang ada pada subjek yang di psikotes atau assessment tersebut. Lalu kenapa juga banyak perusahaan yang tidak melaksanakan kedua hal tersebut? Jawaban saya yakni mungkin sebab perusahaan tersebut belum melihat manfaat yang di sanggup dari melaksanakan kedua hal itu. Atau memang kebutuhan sumber daya insan yang banyak dan cepat untuk memenuhi posisi yang perusahaan tersebut cari.
Nah bagaimana pendapat saya sendiri sebagai Sarjana Psikologi? Oia, hanya sekedar isu ya. S1 Psikologi itu namanya Sarjana Psikologi bukan Psikolog. Nah bedanya apa? Ya terang beda, yang satu lulusan S1 doang dan yang satunya lagi S2 Profesi. Dan S2 Profesi berbeda juga lho dengan S2 Saint Psikologi. Bedanya (kalau belum berubah lagi) yakni kalau S2 Profesi sudah niscaya lulus jadi Psikolog dan tidak sanggup melanjutkan ke jenjang S3, nah kalau S2 Saint Psikologi boleh ambil S3 tapi pas lulus S2 belum menjadi Psikolog dan juga S2 Profesi harus berasal dari S1 Psikologi sedangkan kalau S2 Saint Psikologi boleh berasal dari S1 jurusan apa saja.
Waduh panjang jelasin ihwal penyebutan title di bidang psikologi hingga lupa jawab pertanyaan ihwal bagaimana pendapat saya sebagai Sarjana Psikologi ihwal Psikotes dan Assessment. Baiklah kalau saya ditanya penting atau tidak saya dikala ini menjawab penting. Nah loh kenapa dikala ini? Ya sebab pas dulu kuliah saya menganggap psikotes gak terlalu penting sebab masa sifat insan sanggup dilihat oleh alat buatan manusia, sedangkan psikologi sendiri melihat insan sebagai makhluk Tuhan yang unik. Lalu kenapa kini saya bilang penting? Ya sebab tambahnya pemahaman saya ihwal alat tes psikologi, ihwal insan itu sendiri, dan sebab kerjaan saya bergelut dibidang rekrutmen.
Baik kini kita bahas kenapa Psikotes atau Assessment itu penting dilakukan. Oia kalau ada yang bertanya psikotes itu kan yang buat dari luar negeri, tapi kok diluar negeri psikotes gak digunakan untuk rekrutmen karyawan? Jawaban saya untuk pertanyaan ini yakni tidak tahu sebab saya belum pernah melamar kerja diluar negeri dan kalau dari film, yang saya lihat yakni mereka memang tidak melaksanakan psikotes untuk melaksanakan rekrutmen dan juga metode mereka untuk melihat kepribadian orang lain sangat banyak. Kaprikornus pada dasarnya diluar negeri pun mereka ingin tahu ihwal kepribadian individu walau bukan dengan psikotes. Dan ini juga alasan saya kenapa Psikotes dan Assessment penting dilakukan sebab kita sanggup melihat aksara individu lain.
Lalu pertanyaan lain muncul, yaitu seberapa besar kebenaran dari hasil psikotes ini. Nah kalau ini saya bilang relatif tergantung mereka yang menganalisa tes-tes yang dikerjakan atau diselesaikan oleh tester (orang yang dites). Kok sanggup begitu? Ya sebab jam terbang para penganalisa itu dan juga seberapa luas pengetahuannya. Kaprikornus gak valid dong? Ya pada dasarnya secara garis besar kita mempunyai citra umum ihwal aksara orang atau individu yang kita tes tersebut, dan kenapa saya bilang begitu sebab tidak ada ilmu pengetahuan di dunia ini yang sifatnya benar 100%. Lah wong ramalan dukun aja masih suka salah kok.
Mungkin pribadi kepada kesimpulan saya kenapa Psikotes atau Assessment penting? Karena dengan melakukannya, kita menjadi tahu ihwal aksara individu dan juga tentunya diri kita. Dan setahu saya, sepaham dan sehebat kita dalam menganalisa hasil Psikotes orang lain, kita tetap tidak sanggup memanipulasi Psikotes tersebut kecuali Psikopat mungkin.
Sebagai penutup, mohon feedback daribyang membaca kalau salah. Karena saya masih kurang berilmu dan terus belajar. Ya kita diskusi aja.
Sumber http://kepodotcumi.blogspot.com