Random post

Sunday, March 19, 2017

√ Mengenal Istilah Ai Pada Smartphone

Mengenal Istilah AI Pada Smartphone – Sejak pertengahan tahun 2018 lalu, istilah “AI” mulai seringkali dipakai sebagai salah satu fitur dari sebuah smartphone yang di highlight dan dijadikan materi promosi untuk menarik perhatian calon pembeli.


Kepanjangan dari AI sendiri ialah Artificial Intelligence, atau dalam bahasa Indonesia artinya ialah “kecerdasan buatan”. Konon katanya, untuk sanggup mempunyai fitur ini, sebuah ponsel harus mempunyai pertolongan hardware (chip prosesor) yang sudah mempunyai apa yang disebut sebagai AI Engine.


Sehingga, tak sembarang hape sanggup memilikinya. Fitur AI sendiri paling banyak diterapkan pada aplikasi kamera. Maka jangan heran kalau kini ini kita seringkali mendengar istilah AI Camera, AI Beauty dan semacamnya.


Namun taukah kau apa itu AI? Dalam arti, apa gotong royong tugas yang bisa dilakukan oleh fitur ini sehingga membuatnya terkesan istimewa? Apakah AI benar-benar berguna, atau hanya menjadi gimmick untuk kepentingan marketing saja?


Fungsi Fitur AI


 mulai seringkali dipakai sebagai salah satu fitur dari sebuah smartphone yang di highli √ Mengenal Istilah AI Pada SmartphoneBerdasarkan namanya, fitur ini seharusnya akan memungkinkan perangkat semoga bisa berpikir. Iya, bukan hanya menjalankan, tapi juga berpikir, belajar, atau bahkan memperlihatkan solusi. Kita ambil pola fitur AI yang diterapkan pada aplikasi kamera misalnya.


Semua kamera di hape (tanpa AI) pastilah “sudah di program” untuk mengubah-ubah settingan ISO dan juga shutter speed, dikala akan mengambil foto yang diubahsuaikan dengan tingkat kecerahan dari objek yang akan diambil.


Ketika kita mengambil foto di area cerah, maka ISO akan diturunkan serta shutter speed dipercepat. Ketika keadaan lebih gelap, ISO akan dinaikkan dan shutter speed diperlambat.


Ia menaikkan dan menurunkan settingan tersebut menurut apa yang sudah diprogramkan, tanpa menghiraukan apakah efek dari diubahnya settingan tersebut akan elok dan apakah alhasil akan sesuai keinginan si pemilik hape atau tidak.


Lain halnya bila aplikasi kameranya sudah diberi fitur AI. AI tak hanya akan mengeksekusi sesuatu menurut apa yang sudah diprogramkan atau diperintahkan, tetapi ia juga akan bisa berguru dan berpikir sendiri untuk menciptakan perintah-perintah gres yang akan ia jalankan sendiri nanti.


Kita ambil pola dikala berfoto di area agak kurang cahaya. Jika kamera tanpa AI akan mengubah settingan menurut pencahayaan saja, maka kamera dengan AI juga akan mempertimbangkan hal lain dalam memilih settingan.


Ia akan berpikir bagaimana untuk mendapat foto yang cocok dari scene yang akan diambilnya. Dalam scene tertentu ia mungkin hanya akan menaikkan ISO dan mempertahankan kecepatan shutter speed, namun dalam scene lain ia mungkin justru akan mempertahankan ISO dan memperlambat shutter speed. Tergantung dari apa yang dilihatnya.












Contoh lainnya, anggaplah kita akan mengambil foto di area dengan pencahayaan baik. Namun tentu ada kalanya sebuah foto akan nampak lebih menarik bila terlihat lebih kontras, ada pula momen yang akan lebih elok bila terlihat agak flat (kurang kontras).


Disinilah tugas dari fitur AI, dimana ia akan coba mengenali scene semoga bisa memilih detail-detail settingan semoga nampak lebih menarik.


Artinya, kamera dengan AI (seharusnya) akan lebih advance alias lebih berilmu dalam memilih settingan. Dan semakin sering ia dipakai untuk memotret, maka ia akan semakin berilmu dalam memilih settingan. Karena ia punya semakin banyak kesempatan untuk belajar.


Singkatnya sih ibarat itu ya, dan semoga bisa dipahami. Dan pola diatas itu ialah fitur AI yang diterapkan pada kamera. Sedangkan di dunia industri selain smartphone, fitur AI dimanfaatkan dalam hal lain. Self-driving car alias kendaraan beroda empat yang bisa berjalan sendiri (tanpa sopir) ialah salah satunya.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com