#2. Penggabungan Sempurna
Selanjutnya akan kita bicarakan perihal teori penggabungan tepat (perfect collusion). Teori ini mengasumsikan bahwa masing-masing pengusaha produk dengan pasar bersaingan oligopolistik itu merupakan cuilan dari suatu industri. Atau dengan perkataan lain semua perusahaan oligopoli itu menggabungkan diri secara tepat menjadi suatu perusahaan besar, contohnya suatu kartel. Dengan perkiraan itu, semua kebijaksanaan, terutama dalam hal memilih harga dan kapasitas produksi diatur oleh kartel itu. Dengan demikian kartel itu merupakan suatu perusahaan monopoli murni yang anggotanya terdiri dari beberapa perusahaan oligopoli.
Dengan teori ini, penentuan harga dan kapasitas produksi masing-masing perusahaan ditentukan dengan jalan mencari kapasitas produksi dan harga penjualan kartel yang merupakan perusahaan monopoli murni itu. Permintaan bagi kartel yakni seruan pasar, sedang biaya marjinalnya merupakan jumlah biaya marjinal seluruh perusahaan oligopoli yang bergabung dalam kartel itu. Dengan diketahuinya seruan pasar dapatlah dihitung nilai produk marjinal kartel.
Dan lantaran syarat bagi suatu perusahaan monopoli murni semoga tercapai laba maksimum, kapasitas produksi harus dijalankan sedemikian rupa sehingga biaya marjinal kartel sama dengan nilai produk marjinal (MC = MR) dapatlah ditentukan kapasitas produksi dan harga penjualan kartel. Harga penjualan kartel juga merupakan harga penjualan bagi perusahaan oligopoli yang bergabung dalam kartel itu. Kapasitas masing-masing perusahaan oligopoli yang bergabung dalam kartel itu sanggup ditentukan dengan jalan memnuhi syarat menyerupai rumus berikut, yaitu:
MRk = MC1 = MC2 = ............................... = MCn (8)
Dimana:
MRk = nilai produk marjinal kartel
MC1, MC2, ................., MCn = biaya marjinal masing-masin perusahaan yang tergabung dalam kartel tersebut.
Untuk jelasnya marilah kita perhatikan Gambar di bawah ini.
|
Sistem Harga dan Kapasitas Produksi Perusahaan Pasar Oligopoli Bergabung Sempurna |
Gambar diatas menawarkan keadaan suatu kartel, dimana kurva M yakni kurva seruan pasar produk Y yang dihasilkan oleh kartel tersebut. Dengan demikian kurva MR merupakan kurva nilai produk marjinal kartel. Kurva MC ialah kurva biaya marjinal kartel yang merupakan penjumlahan horisontal dari biaya marjinal seluruh perusahaan oligopoli yang bergabung dalam kartel tersebut. Kaprikornus kapasitas produksi kartel yakni sebesar Yk produk dengan harga penjualan sebesar P rupiah untuk setiap satuan produk yang dihasilkan.
Gambar b dan c menawarkan keadaan dua buah perusahaan oligopoli yang bergabung tepat dalam kartel tersebut dengan biaya produksi yang berbeda antara satu sama lainnya menyerupai digambarkan oleh kurva-kurva MC1 dan AC1 (Gambar b) dan MC2 dan AC2 (Gambar c). Maka kapasitas produksi masing-masing perusahaan oligopoli yang bergabung dalam kartel tersebut haruslah dijalankan sedemikian rupa sehingga:
MRk = MC1 = MC2 (sesuai rumus 8)
Dalam Gambar 65 diatas, nilai MRk, MC1dan MC2 itu harus sama dengan r rupiah, dimana dengan nilai ini kapasitas produksi masing-masing perusahaan itu ialah sebesar Y1 satuan (Gambar 65b) dan Y2 satuan (Gambar 65c). Harga penjualan masing-masing perusahaan sama dengan harga penjualan kartel yaitu sebesar P rupiah untuk setiap produk yang mereka hasilkan.
Karena struktur pembiayaan masing-masing perusahaan berbeda, maka tidak hanya kapasitas produksi yang berbeda, tetapi juga laba yang diperoleh masing-masing perusahaan turut berbeda yaitu sebesar C1P x Y1 rupiah untuk perusahaan yang satu (Gambar 65b) dan sebesar C2P x Y2 rupiah untuk perusahaan yang satu lagi (Gambar 65c). Keuntungan yang diperoleh sebagai kartel ialah jumlah laba semua perusahaan yang menjadi anggota kartel tersebut, sehingga sanggup pula dirumuskan:
πk = π1 + π2 + ....................+ πn (9)
Dimana:
π = keuntungan
k = kartel
1,2,............,n ialah perusahaan pertama, kedua, ......perusahaan ke-n
Begitu juga jumlah produk yang dihasilkan kartel merupakan jumlah semua produk yang dihasilkan oleh seluruh perusahaan yang tergabung dalam kartel tersebut, atau dengan rumus:
Yk = Y1 + Y2 + ......................+ Yn (10)
Perbedaannya dengan perusahaan oligopoli yang bebas melaksanakan kebijaksanaan ialah sbb:
Pada perusahaan oligopoli yang bergabung secara tepat dalam kartel, laba maksimum diperoleh kartel, sedang bagi masing-masing perusahaan anggota kartel tidaklah selalu maksimum menyerupai terlihat pada Gambar 65c, dimana MR2 tidak sama dengan MC2, sedang syarat laba maksimum bagi perusahaan tersebut haruslah MR2 = MC2. Bagi perusahaan oligopoli tanpa penggabungan masing-masing pengusaha mengadakan taksiran perihal biaya perusahaan-perusahaan saingannya dan menaksir jumlah seruan pasar.
Dari hasil penaksiran itu, masing-masing mereka menjalankan kebijaksanaan produksi dengan kapasitas sedemikian rupa sehingga masing-masing perusahaan mendapat laba maksimum semoga tercapai kesetimbangan harga pasar. Atau dengan kata lain, seruan pasar dibagi kepada seluruh pengusaha oligopoli sedemikian rupa hingga seruan bagi masing-masing pengusaha menghasilkan laba maksimum pada harga kesetimbangan pasar yang diharapkan, menyerupai telah kita bahas selengkapnya dalam membicarakan pasar dengan persaingan duopolistik terdahulu.
#3. Penggabungan Tidak Sempurna
Teori pasar oligopoli selanjutnya akan dianalisa dengan memakai perkiraan bahwa diantara pengusaha-pengusaha oligopoli yang menghasilkan produk yang homogen, terjadi juga penggabungan, tetapi penggabungan itu secara diam-diam, bukan dengan membentuk kartel menyerupai yang telah diuraikan. Karena itu sifat penggabungan tersebut dinamakan tidak tepat (imperfect collusion).
Keadaan pasar oligopoli yang demikian digambarkan sbb: Dari sekian banyak perusahaan yang ikut dalam pasar oligopoli itu, salah satu diantaranya secara tidak pribadi ditunjuk sebagai pengusaha yang memilih harga (price leader). Munculnya pengusaha yang mengendalikan harga penjualan itu yakni lantaran diantara semua pengusaha oligopoli dialah pengusaha yang terbesar baik dalam permodalan, maupun dalam hal pemasaran hasil produk.
Maka oleh alasannya itu pengusaha yang merupakan price leader itu, memilih kapasitas produksi usahanya menyerupai seorang pengusaha monopoli murni. Cuma saja lantaran produk yang dihasilkannya kurang dari jumlah seruan pasar, maka sisa seruan pasar itu diserahkanya kepada pengusaha-pengusaha oligopoli lainnya yang idanggap sebagai pengikut tidak pribadi dari pengusaha price leader tadi. Oleh alasannya itu kapasitas produksi masing-masing pengikut tadi dijalankan sedemikian rupa sehingga:
MRph = MCph (11)
PY = Mph = Mps = MC1 = MC2 =........= MCn (12)
Dimana:
MRph = nilai produk marjinal pengendali harga
MCph = biaya marjinal pengusaha pengendali harga
PY = harga penjualan produk Y untuk setiap satuan produk
Mph = seruan bagi pengusaha pengendali harga
Mps = seruan pasar
MC1, MC2,.....= MCn = biaya marjinal masing-masing pengusaha pengikut
MCph = ∑MCp (13)
dimana ∑MCp yakni penjulahan horisontal biaya marjinal perusahaan pengikut.
Mps = Mph + ∑Mp (14)
dimana ∑Mp yakni penjumlahan horisontal seruan bagi semua pengusaha pengikut.
Rumus-rumus (7), (8), (9) dan (10) diatas akan lebih terang terlihat bila digambarkan dalam suatu grafik menyerupai terlihat pada Gambar di bawah ini.
|
Penentuan Harga dan kapsitas Produksi Perusahaan-Perusahaan Oligopoli Yang Bergabung Tidak Sempurna (imperfect collusion) |
Dari Gambar diatas sanggup dilihat bahwa pembentukan harga pasar produk didapatkan dengan jalan menjadikan perusahaan pengendali harga sebagai pengusaha monopololi murni, sehingga kapasitas produksi perusahaan pengendalu harga itu yakni sebesar Yph satuan produk dengan harga penjualan PY rupiah untuk setiap satua produk yang dihasilkan (MRph = MCph).
Setelah harga penjualan didapatkan, maka kapasitas produksi pengusaha-pengusaha pengikutnya sanggup ditentukan dengan jalan perkiraan bahwa diantara masing-masing pengusaha pengikut terdapat persaingan sempurna, hingga kapasitas produksi masing-masing pengusaha pengikut sanggup dicapai dengan memilih PY = MCp. Dengan syarat ini didapatkanlah kapasitas produksi pengikut yang jumlah seluruhnya yakni sebesar Yp satuan. Dari grafik itu juga terlihat bahwa Yph + Yp = Yps.
Bila kita menginginkan berapa kapasitas produksi masing-masing pengikut pada harga yang telah ditentukan pengusaha pengendali harga itu, perhatikanlah Gambar di bawah ini.
|
Penentuan kapasitas produksi masing-masing pengusaha Oligopoli yang bergabung secara tidak sempurna |
Gambar a menunjukkan situasi pengusaha pengendali harga (price leader). Gambar b dan c menawarkan situasi dua perusahaan pengikut pengusaha pengendali harga. Perbedaannya terang terlihat pada kurva seruan bagi masing-masing perusahaan itu. Bagi pengusaha pengendali harga kurva seruan baginya yakni menyerupai kurva seruan pengusaha monopoli, yaitu kurva yang miring turun dari kiri ke kanan, sedang kurva seruan bagi pengusaha pengikut yakni sejajar dngan sumbu horisontal.
Bila pengusaha pengendali harga menginginkan laba maksimum maka kapasitas produksi yang dijalankannya yakni sebesar Yph dengan harga penjualan sebesar PY rupiah untuk setiap satuan produk yang dihasilkan. Harga ini menjadi ikutan pengusaha pengikutnya yang ditunjukkan oleh Gambar b dan c, dimana kapasitas produksi masing-masingnya yakni sebesar Y1 dan Y2 satuan (PY = MC1 = MC2).
Kemudian bila pengusaha pengendali harga menurunkan harga penjualannya menjadi PY’ semoga kapasitas produksinya sanggup ditingkatkan (bila pembiayaan dan seruan tetap laba tidak lagi maksimum), maka perusahaan pengikutnya harus pula mengikuti penurunan harga walaupun hal itu mengakibatkan harus dikuranginya kapasitas produksi, masing-masingnya menjadi Y1’ dan Y2’. Penurunan harga itu masih sanggup diikuti oleh pengikutnya lantaran masih menguntungkan perusahaan (bagi perusahaan pada Gambar di atas sendiri laba yang diperoleh yakni laba normal, lantaran PY’ = AC2) lantaran NPR masih lebih tinggi atau sama dengan AC masing-masing perusahaan.
Demikian ulasan artikel kami terkait dengan Pengertian PASAR OLIGOPOLI, Ciri - Ciri, Kelebihan dan Kekurangan, Sistem Harga, dan Contohnya yang kami rangkum dalam buku bacaan pribadi kami. Semoga bermafaat dalam pembuatan materi makalah pasar oligopoli. Mohon maaf bila ada kesalahan dan terima kasih telah berkunjung.
Sumber: Hariyati, Yuli. 2007. Ekonomi Mikro. Jakarta: CSS.