Random post

Wednesday, January 17, 2018

√ Rasi Bintang Dan Malam Langit Gelap

Rasi Bintang atau konstelasi merupakan sekelompok bintang yang tampak bekerjasama membentuk suatu contoh gugus atau konfigurasi khusus. Dalam ruang tiga dimensi, kebanyakan bintang yang kita amati tidak mempunyai relasi satu dengan lainnya, tetapi sanggup terlihat menyerupai berkelompok pada bola langit malam. Manusia mempunyai kemampuan yang sangat tinggi dalam mengenali contoh dan sepanjang sejarah telah mengelompokkan bintang-bintang yang tampak berdekatan menjadi rasi-rasi bintang. Para pelaut Indonesia dahulu sebelum mengenal kompas telah memakai Rasi Bintang sebagai navigasi atau petunjuk arah dalam menjelajahi lautan, Rasi Bintang juga bisa sebagai petunjuk waktu atau animo dimana ada bintang-bintang yang hanya muncul hanya pada tertentu.


Rasi Bintang atau konstelasi merupakan sekelompok bintang yang tampak bekerjasama membentu √ Rasi Bintang dan Malam Langit Gelap

Rasi Bintang Orion


Susunan rasi bintang yang tidak resmi atau Asterisma, yaitu yang dikenal luas oleh masyarakat tapi tidak diakui oleh para jago astronomi atau Himpunan Astronomi Internasional. Bintang-bintang pada Rasi Bintang atau Asterisma jarang yang mempunyai relasi astrofisika mereka hanya kebetulan saja tampak berdekatan di langit yang tampak dari Bumi dan biasanya terpisah sangat jauh.


Dua kelompok bintang-bintang atau Rasi Bintang yang sangat gampang dikenali dan seringkali ditemukan, contohnya Orion atau Scorpius.


LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) Indonesia telah menetapkan tanggal 6 Agustus sebagai hari keantariksaan. Hari Keantariksaan merujuk pada tanggal 6 Agustus 2013 disahkannya Undang-Undang Keantariksaan Nomor 21 tahun 2013. Undang-Undang itu dianggap sebagai landasan untuk pengembangan kegiatan keantariksaan di Indonesia, menyerupai antariksa, penginderaan jauh, penguasaan teknologi roket satelit dan aeronautika, peluncuran roket, dan komersialisasi keantariksaan.


Malam Langit Gelap, yang dilancarkan demi mengurangi polusi cahaya.


LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) Indonesia telah menetapkan tanggal 6 Agustus sebagai hari keantariksaan. (Baca : Kampanye “Malam Langit Gelap”, LAPAN Janjikan Pesona Fenomena Langit)


Menyambut hari keantariksaan, LAPAN mengampanyekan gerakan sosial “Malam Langit Gelap”.  Kampanye ini mengajak masyarakat untuk turut bergerak mematikan lampu setiap tanggal 6 Agustus untuk meminimalisir polusi cahaya guna melihat benda-benda langit lebih jelas.


Gemerlap lampu-lampu malam menyebabkan polusi cahaya di Bumi. Ini menyulitkan para peneliti di Bumi untuk mengamati Galaksi Bima Sakti atau benda-benda langit lainnya, tanggal 6 Agustus dipilih sebagai Hari Antariksa Nasional alasannya yaitu Indonesia sedang berada di animo kemarau, sehingga kemungkinan malam cerah cukup tinggi. Bila sanggup mengurangi polusi cahaya, Galaksi Bima Sakti dengan ratusan miliar bintangnya akan terlihat membentang dari utara ke selatan, untuk mengamati bintang-bintang dalam Galaksi Bima Sakti diharapkan daerah yang minim cahaya.


Di langit selatan kita bisa melihat rasi Layang-layang atau Salib Selatan (Crux) yang sering dipakai sebagai penunjuk arah selatan. Hampir di atas kepala kita saksikan rasi Kalajengking (Scorpio) dengan bintang terang Antares.


Selain itu pada malam tersebut ketika langit tanpa bulan, planet Mars dan Saturnus bersanding dengan bintang raksasa merah Antares.


Jadi, sahabat. Bersiaplah untuk mengamati langit malam setiap tanggal 6 Agustus jangan lupa matikan lampu pukul “20.00 – 21.00” WIB


“Polusi cahaya yaitu hamburan cahaya dari lampu-lampu kota yang terbuang ke angkasa yang menyebabkan langit menjadi terang. Ketika langit menjadi terang, objek-objek atau benda-benda langit menjadi tidak tampak. Warga kota yang paling parah terpapar polusi cahaya, menyerupai Singapura dan Dubai, mustahil melihat bintang-bintang di langit.


Kota-kota besar di Indonesia, mulai mengalami polusi cahaya, walau tidak terlalu parah. “Karena itu, kampanye “Malam Langit Gelap” bertujuan mengedukasi publik supaya bantu-membantu menjaga semoga polusi cahaya tidak semakin parah sehingga kita masih bisa menikmati keindahan langit malam.


Kampanye ‘Malam Langit Gelap’ digelar secara serentak pada pukul 20.00 sampai 21.00. “Pertimbangannya, imbas matahari sudah tidak ada hanya dari imbas lampu kota saja. Lalu dari segi kegiatan manusia, sudah relatif berkurang. Kita ajak publik mematikan lampu di luar rumah dan bantu-membantu menikmati keindahan langit malam.


Himpunan Astronomi Internasional telah membagi langit menjadi 88 rasi bintang resmi dengan batas-batas yang jelas, sehingga setiap arah hanya dimiliki oleh satu rasi bintang saja. Pada penggalan bumi (hemisfer) utara, kebanyakan rasi bintangnya didasarkan pada tradisi Yunani, yang diwariskan melalui Abad Pertengahan, dan mengandung simbol-simbol Zodiak.



  1. Andromeda   (Putri Andomeda)

  2. Antlia   (Pompa Air)

  3. Apus   (Cendrawasih)

  4. Aquarius   (Pembawa Air)

  5. Aquila   (Elang)

  6. Ara   (Altar)

  7. Aries   (Domba Jantan)

  8. Auriga   (Sais Kereta Perang)

  9. Bootes   (Pengembala)

  10. Caelum   (Pahat)

  11. Camelopardalis   (Jerapah)

  12. Cancer   (Ketam)

  13. Canes Venatici   (Anjing-anjing Pemburu)

  14. Canis Major   (Anjing Besar)

  15. Canis Minor   (Anjing Kecil)

  16. Capricornus   (Kambing Laut)

  17. Carina   (Lunas Kapal Argo)

  18. Cassiopeia   (Ratu Ethiopia)

  19. Centaurus   (Centaur)

  20. Cepheus   (Raja Ethiopia)

  21. Cetus   (Ikan Paus)

  22. Chamaeleon   (Bunglon)

  23. Circinus   (Kompas)

  24. Columba   (Merpati)

  25. Coma Berenices   (Rambut Berenice)

  26. Corona Australis   (Mahkota Selatan; Yunani Kuno – Ptolemaeus)

  27. Corona Borealis   (Mahkota Utara)

  28. Corvus   (Burung Gagak)

  29. Crater  (Cangkir)

  30. Crux   (Salib Selatan)

  31. Cygnus   (Angsa)

  32. Delphinus   (Lumba-lumba)

  33. Dorado   (Ikan Todak)

  34. Draco   (Naga)

  35. Equuleus   (Kuda kecil)

  36. Eridanus   (Sungai)

  37. Fornax   (Tungku)

  38. Gemini   (Kembar)

  39. Grus   (Burung bangau)

  40. Hercules   (Hercules, anak Zeus)

  41. Horologium   (Jam)

  42. Hydra   (Naga laut)

  43. Hydrus   (Ular air)

  44. Indus   (Indian)

  45. Lacerta   (Kadal)

  46. Leo   (Singa)

  47. Leo minor   (Singa kecil)

  48. Lepus   (Kelinci)

  49. Libra   (Timbangan)

  50. Lupus   (Serigala)

  51. Lynx   ( Lynx)

  52. Lyra   (Harpa)

  53. Mensa   ( Meja)

  54. Microscopium   (Mikroskop)

  55. Monoceros   (Kuda Bertanduk)

  56. Musca   (Lalat)

  57. Norma   (Timabangan Datar)

  58. Octans   (Oktan)

  59. Ophiucus   (Tangan Naga)

  60. Orion   (Pemburu)

  61. Pavo   (Merak)

  62. Pegasus   (Kuda bersayap)

  63. Perseus   (Perseus)

  64. Phoenix   (Phoenix)

  65. Pictor   (Kuda-kuda)

  66. Pisces   (Ikan)

  67. Piscis Austrinus   (Ikan Selatan)

  68. Puppis   (Buritan kapal Argo)

  69. Pyxis   (Kompas kapal Argo)

  70. Reticulum   (Jaring)

  71. Sagitta   (Anak Panah)

  72. Sagittarius   (Pemanah)

  73. Scorpius   (Kalajengking)

  74. Sculptor   (Alat Pemahat)

  75. Scutum   (Perisai)

  76. Serpens   (Ular)

  77. Sextans   (s3ktan)

  78. Taurus   (Lembu Jantan)

  79. Telescopium   (Teleskop)

  80. Triangulum   (Segitiga)

  81. Triangulum Australe   (Segitiga Selatan)

  82. Tucana   (Burung tukan)

  83. Ursa Major   (Beruang Besar)

  84. Ursa Minor   (Beruang Kecil)

  85. Vela   (Layar Kapal Argo)

  86. Virgo   (Sang Perawan)

  87. Volans   (Ikan Terbang)

  88. Vulpecula   (Rubah)


Referensi: Republika.co.id,  Wikipedia.org


 


 



Sumber aciknadzirah.blogspot.com