Awan ialah sekumpulan tetesan air atau es yang berada di atmosfer. Awan terjadi sebab adanya proses pengembunan uap air yang terdapat di dalam udara akhir suhu cuek di atmosfer. Tidak semua awan menghasilkan hujan atau salju, ada awan yang hanya bergerak kemudian menghilang seiring dengan waktu. Secara umum awan dibedakan dari letak dan ukurannya di atmosfer.
Jenis-jenis awan sanggup diamati dan dikelompokkan melalui bentuknya, ketinggian, dan presipitasi yang dihasilkan. Dengan memahami awan, kita juga sanggup memprediksi keadaan cuaca yang akan terjadi dalam waktu dekat.
Awan pertama kali dikelompokkan oleh Komisi Cuaca Internasional pada tahun 1984. Mereka membagi awan menjadi empat kelompok utama, di antaranya awan tinggi, awan sedang, awan rendah, dan awan dengan perkembangan vertikal ke atas.
Awan Rendah (kurang dari 2 km dari permukaan tanah)
Awan Stratocumulus
Awan ini terletak sangat rendah sehingga dari tanah kita sanggup melihatnya dengan jelas. Awan stratocumulus sanggup menghasilkan hujan namun biasanya tidak lebat. Awan ini berbentuk bundar dengan gumpalan yang nampak berkumpul atau memisah secara teratur di langit dengan warna keabu-abuan.

Awan Stratocumulus
Awan Stratus
Awan stratus berbentuk lapisan tipis melebar pada langit dengan warna putih menuju keabu-abuan. Awan ini menandai kestabilan tekanan udara pada atmosfer. Awan stratus kerap muncul ketika cuaca sangat panas dengan membawa hujan ringan berupa gerimis. Bentuk awan stratus sangat teratur di langit meski kadang ditemui bentuk yang pecah tak beraturan. Kadang awan stratus menjadi tebal dan menutup cahaya matahari dan bulan.

Awan Stratus
Awan Nimbostratus
Awan nimbostarus berbentuk tebal dan cenderung tidak teratur dengan warna putih keabu-abuan. Awan ini kerap sekali menghasilkan salju maupun hujan. Karena mempunyai tekstur yang tebal, nimbostarus kerap menutup cahaya matahari. Untuk kawasan tropis awan ini menghasilkan hujan yang cukup tinggi, sedangkan di kawasan subtropis hingga cuek bisa menghasilkan salju.
Awan Sedang (2-6 km dari permukaan tanah)
Awan Altocumulus
Awan Altocumulus berbentuk bulatan kecil-kecil mirip kapas yang menyebar luas di langit. Satu antara yang lain mirip terikat. Awan altocumulus mempunyai warna putih hingga abu-abu. Persebaran awan ini sangat teratur di langit dan sanggup menyelimuti sebagian besar permukaan langit. Munculnya awan altocumulus terkadang membuktikan akan terjadinya hujan deras disertai petir.

Awan Altocumulus
Awan Altostratus
Awan Altostratus berbagai mengandung butiran air. Oleh sebab itu awan ini sanggup menghasilkan hujan ringan dan virga (hujan yang tak hingga ke tanah). Secara fisik, awan ini berbentuk lembaran-lembaran tipis dan membentuk jalur-jalur berwarna keabu-abuan. Awan ini menutup sebagian besar permukaan langit, meski beberapa belahan masih sanggup ditembus oleh cahaya matahari. Terbentuknya awan ini biasanya ketika senja dan malam hari kemudian akan perlahan hilang kalau siang tiba dengan matahari yang terik.

Altostratus
Awan Tinggi (6-12 km dari permukaan tanah)
Awan Cirrus
Awan ini kerap membuktikan hari-hari dengan cuaca yang baik dan cerah. Awan ini mempunyai struktur yang sangat halus mirip serat, berbentuk mirip bulu burung. Selain itu awan cirrus juga sering berbentuk mirip pita yang melengkung di langit seperti bertemu pada beberapa titik di ufuk. Awan cirrus sering mengandung kristal es sehingga awan ini sangat jarang sekali menghasilkan hujan. Awan ini kerap menghalau cahaya matahari atau bulan sehingga menimbulkan fenomena alam halo. Fenomena ini terjadi akhir kristal es dalam awan cirrus yang membiaskan sinar matahari sehingga membentuk lingkaran cincin yang mengelilingi matahari.

Cirrus
Awan Cirrostratus
Awan cirrostratus mempunyai warna agak kelabu dan bertekstur sangat halus ketika berada di atmosfer. Bentuknya kadang ibarat anyaman tidak teratur. Awan ini mempunyai serabut-serabut tipis yang ibarat cadar dan sanggup menutup sebagian isi langit. Awan cirrostratus mengandung kristal es yang banyak sebab letaknya yang sangat tinggi di atmosfer. Pada keadaan tertentu, awan cirrostratus akan menebal dan menciptakan fenomena halo (lingkaran pada matahari atau bulan).

Awan Cirrostratus
Awan Cirrocumulus
Jenis awan cirrocumulus mempunyai bentuk putus-putus teratur mirip gerombolan domba atau sisik ikan yang sangat tipis di langit. Karena letaknya yang sangat tinggi, awan ini menyimpan berbagai kristal es dan tetesan air yang sangat dingin. Karena susunan yang teratur ini para pelaut menyebut awan ini gerombolan ikan mackerel di langit.

Awan Cirrocumulus
Awan Dengan Perkembangan Vertikal (450 m – km dari permukaan tanah)
- Awan Cumulus
Awan ini berbentuk memanjang ke atas dan tebal. Terdapat puncak tertinggi dari awan. Awan cumulus terjadi sebab tekanan udara di atmosfer sedang labil. Jika keadaan ini terus berlanjut, maka awan ini bisa tumbuh dan bermetamorfosis awan cumulonimbus. Kandungan awan cumulus ialah butiran air serta es yang sangat dingin. Pada belahan yang terkena cahaya matahari akan kita lihat kilauan berwarna putih.

Awan Cumulus
- Awan Cumulonimbus
Awan ini ialah perkembangan dari awan cumulus dengan bentuk menjulang ke atas mirip kubah. Awan cumulonimbus berwarna abu-abu hingga gelap. Awan ini erat hubungannya dengan hujan deras yang disertai angin dan petir. Awan cumulonimbus kerap disebut awan yang berbahaya sebab di dalamnya terdapat berbagai muatan-muatan listrik.

Awan Cumulonimbus
Sumber aciknadzirah.blogspot.com