Random post

Thursday, April 5, 2018

√ Teladan Resensi Novel Negeri 5 Menara Karya A. Fuadi

Contoh Resensi Novel Negeri 5 Menara Karya A. Fuadi – Resensi yaitu suatu acara menilai atau menimbang baik buruknya suatu karya tulis baik berupa fiksi ataupun non fiksi. Berikut ini yaitu pola resensi novel dengan judul Negeri 5 Menara karya A. Fuadi :


Identitas Buku


Judul Buku : Negeri 5 Menara

Penulis : A. Fuadi

Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit : 2009

Jumlah Halaman : XII + 423 halaman

ISBN : 978-979-22-4816-6

Kota Terbit : Jakarta


I. Sinopsis


Negeri 5 Menara yaitu sebuah judul novel pertama karya A. Fuadi. Novel ini mengisahkan wacana seorang anak pria berjulukan Alif yang melaksanakan perantauan dari tempat asalnya di wilayah sekitaran danau Maninjau Sumatera Barat menuju Ponorogo Jawa Timur. Kepergian Alif dari kampungnya tersebut berawal ketika ibunya yang sangat menginginkan biar dirinya berguru di pondok pesantren Madani yang terletak di Ponorogo, Jawa Timur.


Akan tetapi keinginan ibunya tersebut ditentang oleh Alif. Ia telah berencana untuk meneruskan pendidikan SMA-nya di kota Bandung dan selanjutnya berkuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB). Amak (ibu Alif) sangat menginginkan puteranya untuk berguru agama di pondok pesantren. Berharap suatu ketika nanti, Alif sanggup menjadi seorang ulama besar menyerupai buya HAMKA. Namun di sisi lain, Alif sangat mengidolakan Habibie dan ingin sekali menjadi menyerupai mantan Presiden RI tersebut. Karenanya Alif menolak dengan tegas keinginan ibunya itu. Ayah Alif mencoba membujuknya biar bersedia menuruti keinginan mulia sang amak. Meskipun dengan setengah hati, Akhirnya Alif pun mendengarkan pesan tersirat ayahnya dan bersedia untuk menimba ilmu di pondok Madani Ponorogo Jawa Timur.


Akhirnya hari keberangkatan alif pun tiba. Ia diantar oleh ayahandanya menuju pondok Madani melalui perjalanan darat dengan memakai bus. Sepanjang perjalanan, Alif mencoba membayangkan hidupnya di sebuah pondok pesantren yang sama sekali tak ia inginkan. Ia juga berpikir akan jadi menyerupai apa dirinya ketika menjalani kehidupan yang bergotong-royong bukanlah kemauannya. Setelah beberapa hari menempuh perjalanan darat, hasilnya ia hingga di pondok pesantren Madani. Sebuah tempat dimana ia akan menimba ilmu agama atas kemauan ibundanya.


Sesampainya Alif dan ayahnya di pondok Madani, mereka terkesima dengan segala peraturan yang diterapkan di tempat ini. Tak ada yang tidak tertatur dengan baik di sini, semua berlandaskan pada sistem yang rapi dan profesional. Di Pondok ini Alif bertemu dengan belum dewasa seusianya yang berasal dari banyak sekali wilayah di seluruh Indonesia. Ia sangat mengagumi tempat yang akan ia tinggali untuk beberapa tahun ke depan ini. Meskipun dalam hati kecilnya, Alif belum bisa mengubur hasrat dan keinginannya untuk meneruskan pendidikan SMA-nya di Bandung dan berkuliah di ITB.




style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-1973764693216878"
data-ad-slot="5881289326">


Dalam perjalanan hidupnya di Pondok Madani, Alif ditemani oleh beberapa orang sahabat karib yang selalu membersamainya. Mereka yaitu Dulmajid dari Madura, Baso Salahudin dari Sulawesi, Raja Lubis dari Sumatera Utara, Atang Yunus dari Bandung, dan Said Jufri dari Surabaya. Suatu hari mereka duduk bersantai di bawah menara besar komplek masjid pondok sambil memandangi keindahan awan yang berjajar di langit. Awan-awan tersebut seolah membentuk sebuah tempat yang menjadi harapan mereka masing-masing. Atang melihat Mesir di atas awan yang ia lihat, Raja melihat awan dengan bentuk kota London, dan Alif melihat awan dengan bentuk negara Amerika. Sedangkan Dulmajid, Said, Baso, melihat negeri tercinta mereka yakni Indonesia. Imajinasi mereka wacana awan yaitu persepsi keinginan dan mimpi mereka untuk menuju ke tempat-tempat tersebut.


Tak terasa waktu berjalan hingga menginjak tahun kedua kebersamaan keenam sahabat itu di pondok Madani. Tiba-tiba sebuah informasi mengejutkan tiba dari salah satu sahabat Alif yakni Baso. Baso tetapkan untuk berhenti meneruskan belajarnya di pondok tersebut dan berencana untuk pulang ke kampung halamannya di Goa. Alasan kepulangan Baso yaitu alasannya yaitu kesehatan neneknya yang kian memburuk di kampungnya. Ia tak punya pilihan lain selain pulang dan mengurus neneknya di kampung halaman. Satu-persatu diam-diam Baso mulai terbongkar. Salah satu alasan mengapa Baso selama ini tidak pernah dikunjugi oleh kedua orang tuanya yaitu alasannya yaitu dirinya sudah tak mempunyai orang renta kandung. Orang renta Baso telah usang meninggal semenjak ia masih kecil. Selama ini ia hidup bersama dengan nenek dan ketika ini neneknya sedang sakit. Baso merasa tak ada alasan untuk tidak pulang. Keenam sahabat itupun berpelukan menahan rasa haru dan duka akan kepergian Baso.


II. Kelebihan Novel


Kelebihan yang ada pada novel Negeri 5 menara karya A. Fuadi ini salah satunya terletak pada keotentikan isi kisah yang memang diambil dari kisah kasatmata penulisnya sendiri. Sehingga segala sesuatu yang dituangkan dalam kisah berasal dari kejujuran penulis tanpa adanya dominasi imajinasi secara berlebihan. Selain itu gaya bahasa yang disampaikan terkesan sangat lugas dan sempurna sasaran. Hal ini tentu tidak mengherankan mengingat latar belakang penulis yaitu seorang jurnalis. Dalam novel juga menggambarkan sisi positif dari sebuah kultur pondok pesantren yang religius, patuh pada kyai, dan disiplin.


III. Kekurangan Novel


Kekurangan yang ada pada novel berjudul Negeri 5 Menara ini terletak pada alur kisah yang datar serta konflik yang kabur. Di sisi lain penulis seolah mengatakan konflik kisah yang lebih ditekankan pada kontradiksi batin yang dialami oleh tokoh Alif. Akan tetapi dalam ekspektasi sebuah karya sastra, konflik yang dimaksud dirasa tidak pas untuk diusung dalam sebuah novel. Karenanya pembaca seolah melihat buku ini tak lebih dari sekedar buku catatan harian yang dipaksakan menjadi sebuah karya sastra.


IV. Saran


Buku ini sangat disarankan untuk dibaca bagi kalangan pelajar, anak-anak, dan orang tua. Novel berjudul Negeri 5 Menara memuat nilai-nilai religius, kedisiplinan, tanggung jawab, dan kerja keras dalam meraih impian. Karenanya novel ini sangat baik untuk materi bacaan bagi semua kalangan.


Sumber :

http://kakakpintar.com/contoh-resensi-novel-negeri-5-menara-karya-a-fuadi/


Baca Juga:


Contoh Pidato Tentang Kedisiplinan Terbaru

Contoh Pidato wacana Kemerdekaan Terbaik

Contoh Pidato wacana Generasi Muda Terbaru



Sumber https://ruangseni.com