Antologi puisi merupakan sebuah buku yang berisi kumpulan puisi di dalamnya. Puisi-puisi yang dikumpulkan itu bisa berupa kumpulan puisi hasil karya sendiri, penyair lain, atau dari beberapa penyair. Seperti halnya buku pada umumnya, buku antologi puisi juga mengandung sinopsis di bab belakangnya. Secara fungsi, sinopsis pada antologi puisi juga sama dengan sinopsis buku lainnya, yaitu sebagai pemberi citra umum sebuah karangan.
Seperti sinopsis lainnya pula, sinopsis pada antologi puisi juga mesti ditulis dengan sejumlah cara. Adapun beberapa cara tersebut akan dibahas khusus pada artikel ini, di mana pembahasn tersebut bisa disimak di bawah ini!
1. Membaca Naskah Antologi Puisi
Cara pertama menulis sinopsis antologi puisi ialah tentu saja membaca naskahnya terlebih dahulu. Cara ini dilakukan semoga kita sanggup mengetahui suasana, gagasan, serta benang merah yang ada di tiap puisinya. Selain itu, kita juga akan mengetahui puisi mana saja yang memiliki nilai lebih di buku antologi tersebut, yang kemudian bisa kita kutip sebagai bab dari sinopsis. Dengan begitu, kita bisa menerima bayangan mengenai apa yang hendak kita sampaikan dalam sinopsis antologi puisi kita.
2. Menulis dan Mengembangkan Poin-Poin yang Kita Dapat
Setelah naskah puisi selesai kita baca dan poin-poinnya telah kita ambil, maka langkah selanjutnya yang perlu diambil ialah menulis serta membuatkan poin-poin yang kita peroleh dari naskah yang kita baca. Cara ini patut diambil jikalau pembaca hendak menampilkan sinopsis berupa ringkasan dari isi antologi puisi. Adapun pola atau hasil dari cara ini bisa dilihat di artikel pola sinopsis buku puisi.
3. Menulis Salah Satu Puisi di Buku Tersebut
Cara ini dilakukan jikalau pembaca ingin menampilkan sinopsis berupa kutipan salah satu puisi saja. Cara ini juga lazim digunakan di beberapa buku antologi puisi yang ada, salah satunya pada buku antologi “Melipat Jarak” karya Sapardi Djoko Damono.
Selain cara ini, pembaca juga bisa mengambil beberapa bait dari puisi-puisi yang ada di dalam buku puisi tersebut, kemudian digabungkan menjadi suatu kesatuan yang padu. Cara ini digunakan pada buku “Selamat Menunaikan Ibadah Puisi” karya Joko Pinurbo yang bisa dilihat di artikel pola puisi beserta sinopsisnya.
4. Menulis Salah Satu Puisi Beserta Poin-Poin yang Hendak Kita Sampaikan
Cara terakhir ini tentu merupakan adonan dari cara nomor dua dan tiga. Cara ini dilakukan dengan menulis salah satu puisi di buku tersebut, kemudian di bab bawahnya kita tuliskan poin-poin yang berkaitan dengan buku antologi puisi tersebut. Cara ini juga digunakan dalam beberapa buku puisi yang ada. Salah satu pola buku puisi yang sinopsisnya ditulis dengan cara ini ialah buku puisi W.S. Rendra yang bertajuk “Puisi-Puisi Cinta.”
Demikianlah pembahasan mengenai cara menulis sinopsis antologi puisi dalam bahasa Indonesia. Jika pembaca ingin menambah rujukan soal puisi, pembaca bisa membuka beberapa artikel berikut ini, yaitu: jenis-jenis puisi, jenis-jenis puisi lama, jenis-jenis puisi baru, jenis-jenis puisi kontemporer, contoh puisi distikon, contoh puisi terzina, contoh puisi quatrain, contoh puisi soneta, dan artikel contoh puisi balada. Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan gres bagi para pembaca sekalian, baik itu mengenai puisi khususnya, maupun bahan pempelajaran bahasa Indonesia pada umumnya. Sekian dan juga terima kasih kepada para pembaca sekalian.
Sumber https://dosenbahasa.com