Sebelumnya, kita telah mengetahui beberapa referensi puisi dari beberapa artikel yang lalu. Adapun artikel-artikel tersebut antara lain: contoh puisi distikon, contoh puisi terzina, contoh puisi quatrain, contoh puisi soneta, contoh puisi romance, contoh puisi balada, dan contoh puisi elegi. Kali ini, kita juga akan mengetahui menyerupai apa referensi puisi yang disertai dengan sinopsisnya. Beberapa referensi puisi di artikel ini sendiri merupakan puisi-puisi yang ada di dalam suatu antologi puisi. Dikarenakan berasal dari buku puisi, maka puisi-puisi tersebut juga akan disertai dengan referensi sinopsisnya.
Contoh-contoh puisi beserta sinopsisnya tersebut sanggup dilihat di bawah ini!
A. Contoh Puisi*
Contoh 1:
Dengan Kata Lain
Karya: Joko Pinurbo
Tiba di stasiun kereta, saya langsung
cari ojek. Entah nasib baik, entah nasib buruk,
aku menerima tukang ojek yang, astagar,
guru Sejarah-ku dulu. “Wah, juragan
dari Jakarta pulang kampung,” dia menyapa.
Aku jadi aib dan salah tingkah. “Bapak
tidak berkeberatan mengantar saya ke rumah?”
Nyaman sekali rasanya diantar pulang
Pak Guru hingga tak terasa ojek sudah
berhenti di depan rumah. Ah, saya ingin kasih
bayaran yang mengejutkan. Dasar sial,
belum sempat kubuka dompet, dia sudah
lebih dulu permisi lantas melesat begitu saja.
Di teras rumah Ayah sedang tekun
membaca koran. Koran tampak capek
dibaca Ayah hingga huruf-hurunya berguguran
ke lantai, berhamburan ke halaman.
Tak ada angin, tak ada hujan, Ayah tiba-tiba
bangkit berdiri dan berseru, ” Denbgan kata lain,
kamu tak akan pernah sanggup membiayai gurumu.”
(2004)
Contoh 2:
Selamat Ulang Tahun, Buku
Karya: Joko Pinurbo
Selamat ulang tahun, buku. MAkin lama
kau makin keren saja. Tambah cerdas pula.
Aku saja yang tambah payah
dan kini mulai pelupa.
Maaf, saya tak sanggup kasih hadiah apa-apa
selain sejumlah ralat dan catatan
yang saya tak tahu akan kutaruh di mana
sebab kau sudah berakal meralat
dan menceritakan dirimu sendiri.
Kau bahkan sudah tak menyerupai dulu
ketika saya berdarah-darah menulismu.
Jangan-jangan kau pangling denganku.
Selamat ulang tahun, buku. Anggap saja
aku kekasih atau pacar malangmu.
Selamat panjang umur, cetang ulang selalu.
(2003)
Contoh 3:
Mei
Karya: Joko Pinurbo
: Jakarta, 1998
Tubuhmu yang cantik, Mei
telau kaupersembahkan kepada api.
Kau pamit mandi sore itu.
Kau mandi api.
Api sangat mencintaimu, Mei.
Api mengucup tubuhmu
sampai ke lekuk-lekuk tersembunyi.
Aou sangat menyayangi tubuhmu
sampai dilumatnya yang cuma warna,
yang cuma kulit, yang cuma ilusi.
Tubuh yang meronta dan meleleh
alam api, Mei
adalah juga badan kami.
Api ingin membersihkan badan maya
dari badan dusta kami
tubuhmu yang cantik, Mei
Kau sudah akibat mandi, Mei.
Kau sudah mandi api.
Api telah mengungkapkan diam-diam cintanya
ketikau tubuhmu hancur dan lebur
dengan badan bumi.
Ketika tak ada lagi yang mempertanyakan
nama dan warna kulitmu, Mei.
(2000)
B. Contoh Sinopsis (Buku) Puisi**
Dari kamar
mandi yang jauh
dan sunyi
saya ucapkan
Selamat
Menunaikan
Ibadah Puisi.
*
Sabda sudah menjadi
saya.
Saya akan
dipecah-pecah
menjadi ribuan
kata dan suara.
*
Tubuhku kenangan
yang sedang
menyembuhkan
lukanya sendiri.
*
Menggigil adalah
menghafal rute
menuju ibu kota tubuhmu.
*
Lupa: mata waktu yang tidur sementara.
*
Tuhan yang merdu, terimalah
kicau burung dalam kepalaku.
*
Kita ialah cinta yang berjihad melawan trauma.
Demikianlah beberapa referensi puisis beserta sinopsisinya dalam bahasa Indonesia. Sekian dan terima kasih.
*Semua referensi puisi tersebut disadur dari buku kumpulan puisi “Selamat Menunaikan Ibadah Puisi” karya Joko Pinurbo.
**Disadur dari halaman belakang buku puisi “Selamat Menunaikan Ibadah Puisi.”
Sumber https://dosenbahasa.com