Random post

Wednesday, January 16, 2019

√ Azzam Rumah Santri — Uncovered Story 1


Azzam yaitu tempatnya, dimana belum dewasa fakultas MIPA UB terkumpul dalam satu atap, dengan dinding hijau segar. 




Itu sekitar tiga tahun yang lalu, saya berkumpul dan berdiskusi dengan  teman-temanku untuk buat kontrakan yang enak, nyaman dan religius. Akhirnya kami bentuklah yang namanya azzam rumah santri. Ya! Rumah santri yang tidak ada ustadznya.




Karena enggak ada ustadznya ya, maklumi lah keadaan kami yang miskin ilmu dan papa akhlak. 




Kami cuma ingin sesama mahasiswa dapat saling menjaga sholat jama’ah, saling mengingatkan untuk belajar, bercanda dan melaksanakan hal-hal yang asik tanpa harus melanggar hukum dan norma agama. Cuma itu, sesederhana menjadi insan yang baik.




Semua penghuni azzam awalnya berasal dari MIPA dan hingga kini masih didominasi mahasiswa MIPA. Hampir semua penghuni azzam yaitu pelopor kampus, sehingga cenderung sangat sibuk dengan acara kampus. 




Sabtu ahad yang biasanya jadi momen malas-malasannya mahasiswa malah sering kali menjadi hari dimana penghuni azzam tidak ada dirumah semenjak pagi hingga sore. Mungkin ada satu atau dua orang yang masih aja malas-malasan di depan komputer, ya seringnya sih aku.




Momen paling menarik di Azzam ialah ketika kami berkumpul bersama. Itu momen yang unik, konyol, dan tolol! Sering kali kami ngobrol membahas problem cinta, kampus bahkan problem negara, kesemuanya gak pakai ilmu, hanya analisis ngawur dan sering ngaco-nya. Bukan kami ingin sok tahu, mungkin kami hanya ingin mengobrol, yang penting ada canda tawa segar disitu.




Salah satu yang tidak dapat saya lupakan ketika di azzam ialah saat-saat “Makan Enak”. Momen makan lezat ini tidak tentu kapan terjadinya, tidak ada perencanaan khusus. Momen ini ialah ketika kami kumpul bersama untuk makan kuliner yang spesial, lezat dan sering kali mahal. 




Walaupun mahal, tetapi kami tidak perlu menunggu awal bulan dimana kiriman tiba untuk melaksanakan “Makan Enak” ini. Karena kami mempunyai taktik khusus untuk melakukannya. 




Sebagai mahasiswa biasanya kami menghabiskan paling banyak 20.000 dalam waktu sehari, sehingga sekitar 600.000/bulan untuk keperluan konsumsi. Nah.. Pada dikala momen “Makan Enak” itu, dimana ada satu orang anak azzam yang bangkit pagi dan mengajak 




“Broo! Malam ini makan lezat yok!”




Itu instruksi di pagi hari, yang artinya kami akan menghabiskan Rp. 4.000 dari jatah 20.000/hari itu untuk membeli 2 bungkus mie instan. Makara sarapan pagi akan makan mie instant (+- Rp. 2.000), kemudian makan siang akan mie instant lagi (+- Rp. 2000), nahh malamnya kami akan makan enak. Makan seharga Rp. 16.000. Itu kami sudah sangat senang dapat mencicipi kuliner enak. 




Strategi ini dapat menciptakan kami makan lezat lima hari berturut-turut. Namun kalau terus-terusan memakai cara ini, usus kami dapat jebol tanggapan mie instant. XD




Bagi kami belum dewasa azzam, kebahagiaan dapat tiba dari mana saja. Kadang kami senang dengan kuliner sisa program kampus, kami dapat juga sangat senang makan kuliner kiriman sahabat dari kampungnya, dan kami terkadang senang sekali ketika makan masakan sahabat sendiri, yang selalu kami curigai sebagai penyebab sakit perut dikala di kampus.. Hahaha… 




Thats really fun guys! I love it!


So hows your University life? Share to me!


Salam Mystupidtheory!





Sumber https://mystupidtheory.com