Postingan kali ini merupakan sebuah cerita sederhana. Tidak lain merupakan cerita yang inspiratif dan menggugah semangat untuk terus memperbaiki diri.
“Tuhanmu telah menetapkan atas diriNya kasih sayang, (yaitu) sebenarnya barangsiapa yang berbuat kejahatan di antara kau karena kejahilan, kemudian ia bertaubat sesudah mengerjakannya, dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al An’aam: 54)
Seorang Penimba Air mempunyai dua Ember besar, Kedua bejana dipikul dengan bambu yang
menyilang pada bahunya. Namun salah satu dari Ember itu retak. Ember yang satu sanggup membawa air penuh, sedangkan bejana yang retak hanya sanggup membawa air setengah saja.
Hal ini berlangsung selama beberapa tahun. Sang penimba air hanya bisa membawa satu setengah bejana air setiap harinya untuk majikannya. Tentu saja ini menciptakan sang Ember tepat merasa besar hati atas prestasinya yang dua kali lebih banyak mengangkut air di bandingkan Ember retak, sebaliknya bejana retak merasa aib sekali atas ketidak sempurnaannya. Sebab Ia hanya bisa membawa air setengah penuh.
Setelah brtahun-tahunh mendapatkan kegagalannya kesannya Ember retak menyampaikan keluhannya.
“Saya aib kepada diri saya sendiri, saya mohon maaf sebesar-besarnya”
“Mengapa? Mengapa kau malu??” tanya sang penimba air,
“Selama beberapa tahun ini Saya hanya bisa menimba setengah porsi air ke rumah majikan. alasannya keretakan saya menciptakan air yang saya bawa tumpah di sepanjang jalan yang kita lalui. Itu menciptakan kau menjadi rugi.
Kemudian sang penimba air menjawab dengan senyuman,
“Jika esok kita menimba air lagi, saya ingin kau melihat jalan menuju rumah majikan kita”
Ketika keesokan harinya mereka kembali melalui jalan menuju rumah majikannya, sang bejana retak melihat sepanjang jalan yangg mereka lalui, dan dikala hingga di rumah majikannya, Penimba air berkata,
“Apakah kau memperhatikan jalan kita tadi??”
“Ya! ada bunga indah bermekaran di sepanjang jalan yang kita lalui tadi” jawab bejana retak
Sang penimba air berkata,
“Ya, apakah kau tidak menyadarinya, ada bunga-bunga bermekaran di sepanjang jalan disisimu, namun tidak ada bunga tersebut di sisi bejana sempurna?.. itu alasannya saya menyadari akan cacatmu, saya memanfaatkannya. Dua tahun kemudian saya telah menanam benih-benih bunga di sepanjang jalan disisimu, dan setiap hari kau menyirami benih-benih bunga itu hingga bermekaran ibarat sekarang. dan selama hampir dua tahun itu saya memetik bung-bunga itu untuk menghias rumah majikan kita. Tanpa keretakanmu, majikan tak akan sanggup menghias rumahnya.”
Setiap dari kita yaitu ember-ember retak, maka dikala kita menyadari keretakan kita dan kita berusaha keras untuk membenahinya maka kita akan temukan kelebihan kita. Setiap dari kita diciptakan dengan maksud dan tujuan tertentu, dan tak ada yang terbuang percumah. Di mata Allah kelemahan kita yaitu sebuah sarana keindahan untuk yang lainnya. Kenalilah kelemahanmu dan jangan sesali itu pasti kau akan menjadi sebuah sarana keindahan. Jangan pernah meremehkan kelemahan orang lain alasannya bisa jadi kelemahan itu yang akan membuatnya menjadi berarti.
Wawlohua’lam bisshowaf..
Best regard
Huda.quincy@yahoo.com
Sumber https://mystupidtheory.com