Random post

Saturday, March 23, 2019

√ The Higest Plateu In Indonesia “Dieng”


Buat bloger mania yang belum membaca episode perjalanan saya sebelumnya silahkan di klik “The last adventure..”


“Jadi gak mas besok ke Dieng?” Tanyaku,


“Hmm..”


“Cuacanya Cerah kok, kondusif aja kalau motoran” Kata temanku


“Siip!!!”




Kami izin kepada tuan rumah tukk pergi besok pagi-pagi ke wonosobo.


“Jam berapa?” Tanya Teh Firda


“Jam Limaan Teh…”


“Ohh.. ya udah besok Teteh siapkan sarapannya”




Maklum orang cirebon, jadi pakai panggilan “Teteh” yang cukup asing di telingaku.




Yogyakarta, 03.30am Dengan mata yang setengah terbuka ku bangunkan temanku. Sontak temanku bangun dan pribadi segar, dalam hati saya gundah kok tumben?.. Ia pribadi meraih remote televisi dan menonton, ternyata tim bola kesukaannya sedang tanding. Sialnya Tim bola yang didukungnya sedang dalam posisi kalah. tak usang kemudian azan yang sayu-sayu berkumandang. Aku telah siap dengan gamisku, sementara temanku masih asik dengan tim bolanya.




“Ayo bro sholat shubuh!!” Ajakku.


“Duhh.. Nanggung fud, dipause aja dulu adzannya…” Jawabnya



“#@??@#…huhf..”




Tak usang kemudian Ia menyusulku ke masjid yang jaraknya hanya 5 meter dari rumah, Kami sholat shubuh berjamaah.




Usai sholat shubuh tak perlu ditanyakan lagi, sudah sanggup dipastikan tim bola kesayangannya kalah.




Kami melaksanakan persiapan untuk perjalanan jauh yang menjadi MISI kami dari Malang. Aku tak lupa mandi sebelum berangkat dantemanku mempersiapan batre kamera.




Dieng Plateu…. I’m Comiiiing!!!


Masih dengan modal tampang sok ramah, kami susuri jalanan kota Yogyakarta menuju Magelang-Temanggung-Wonosobo. Kami bergantian mengendarai motornya sehingga tidak terlalu capek. Stoop fud!!! akupun mengerem mendadak. Temanku turun dari motor pribadi menuju Indomaret, dan keluar denga sekantung jajanan. “Biar gak ngantuk!” katanya (Kok g penting bgt sihh fud ?? ini aja di ceritakan.. hehehe.. Lihat aja ntar.)





Tulisan Besar itu menyegarkan pandanganku yang sedikit ngantuk. Yahh kami telah hingga di wonosobo.

“Misi mas, Numpang nanya. Jalan ke Dieng ke mana ya pak??”Kami bertanya pada warga sekitar

“Ohh.. Lurus aja mas. Lurus aja terus, Ikuti jalan ini. Masih satu jam lagi mas”

“Terimakasih pakk..”

Dengan senyuman super yang mengembang kami tinggalkan bapak itu..









Gerbang besar itu menyambut kedatangan kami. Tak ayal, saya pribadi mengeluarkan Canon SX120 IS milik temanku. Dengan lincahnya tanganku pribadi menjepret apapun yang menarik. Al-Hasil…








Setelah mendaki jalan aspal curam yang alhamdulillah bagus. kami hingga di areal wisata dieng dengan empat tempat wisata.  Harga tiket masuknya hanya Rp.12.000,-/orang terbilang cukup murah untuk empat tempat wisata..


Beberapa menit kemudian kami tiba di gerbang wisata pertama yaitu Telaga tiga warna. Memasuki area wisata ini kita akan di sambut dengan basi tak sedap khas sulfur(Belerang). Sekedar info; basi welirang ini sama menyerupai basi dikala buang angin, alasannya yaitu dikala buang angin kita mengeluarkan gas H2S(Hidrogen Sulfida). Telaga tiga warna mempunyai keunikan warnanya yang asing sekaligus indah. Kombinasi antara warna unik telaga ini dengan pemandangan sekitar yang masih sangat alami, benar-benar memanjakan mata kami.Telaga ini mempunyai kegiatan panas bumi kecil yang mengakibatkan adanya gelembung-gelembung pada telaga.



Saat mengelilingi telaga kami bertemu sepasang muda-mudi yang mudah-mudahan tidak pacaran/Mudah-mudahan Sudah nikah/Mudah-mudahan abang adik kemudian mereka bertanya “Mas dimana yahh indomaretnya??(Masih ingat dengan kantong jajanan yang kami beli di indomaret)”

“Wahh.. ini belinya jauh banget dari sini mbak.”jawabku singkat. Tak ingin menyia-nyiakan waktu lagi kamipun lang sung berpose alakadarnya.









Perjalanan masih panjang kami menuju ke tempat wisata kedua, yaitu Dieng plateu theatre yang merupakan tempat pemutaran film sejarah Lembah Dieng.










  


I’s never end my friend!!… Petualangan berlanjut menuju tempat yang paling ingin saya datangi Kawah Dieng. Menurut gosip Dikawasan kawah ini terdapat PLTPB(Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) ini termasuk jenis pembangkit listrik yang sangat langka di indonesia alasannya yaitu memamang tak semua gunung vulkanik yang aktif yang sanggup dipakai sebagai PLTPB. Diperlukan gunung vulkanik aktif yang aktifitasnya tidak berbahaya dan cukup besar semoga bisa menggerakkan turbin-turbin listriknya. Memasuki areal ini sungguh sangat beruntung kalau kita membawa masker alasannya yaitu kawah yang mengeluarkan asap berupa Sulfur akan sangat bau. Bahkan beberapa orang memang tak tahan untuk bernafas alasannya yaitu konsentrasi gas welirang diudara yang sangat tinggi. Kawah ini tidak pernah berhenti mengeluarkan welirang dari dalam bumi. Gelembung-gelembung menandakan panasnya kawah inipun tak berhenti beraktivitas.








Yahha!!! Misiku sukses… Masih ada satu lagi areal wisata yang ada di dieng ini.. Komplek Candi arjuna. Danau sudah, movie sudah, kawah juga sudah, kini kita menuju candi. Di daerah candi ini terdapat empan candi yang merupakan candi hindu yang kecil. Kompleks candi ini tidak begitu menarik pada dasarnya, namun kalau dilihat secara keseluruhan maka akan terlihat candi-candi dengan background pemandangan yang sangat indah..




Yahh.. Komplit sudah perjalananku menjelajahi dataran tertinggi di Indonesia ini. Seperti keyakinanku, Tak ada yang tidak menarik dalam perjalanan hidupku. The adventure is more and more interesting my friendPerjalanan pulangku benar-benar menarik teman. Berkejar-kejaran dengan pengendara motor yang baik disepanjang jalan dibawah gunung lawu yang meliuk-liuk kolam cacing.. Berkendara membelah gunung lawu melintasi batas propinsi dan menembus kabut di jalan tertinggi.

. Lets see it next on!!!



Sumber https://mystupidtheory.com