Random post

Sunday, March 24, 2019

√ Icon Klaten “Candi Perambanan”



Ciit… Temanku mengerem tiba-tiba…


“Knapa??” tanyaku


“Kebelet” Jawab temanku.


Strategi kami berlanjut memakai Masjid sebagai basis kami untuk keperluan MCK. Tetapi kini kami tambahkan Ibadah wudhu yang Alhamdulillah menyegarkan insan yang sudah 2 hari tidak mandi ini.


Setelah keluar masjid saya gres saja menyadari bahwa kami telah datang di salah satu ikon kota Klaten, yahh… Candi perambanan. Kami berada di masjid sempurna di depan candi perambanan. Aku sudah yakin bahwa candi perambanan sempurna di depan kami, sehingga menolak seruan temanku mengendarai motor. 


“Parkir di sini aja” Ucapku


“Sudah akrab fud??” Ujar temanku


“Tepat di depan kita” Jawabku


“Yakin?”


“Tentu”


Aku memang ingat benar masjid kawasan kami stop, alasannya setahun yang kemudian aq juga telah berpetualang ke Yogyakarta dengan Kereta Api. Jangan di tanyakan soal kelas, Pastilah ekonomi yang ekonomis dan berjubel itu. 




Kami berjalan masuk melewati areal parkir pribadi menuju loket masuk. Dengan mengeluarkan Selembaran 50 ribuan (Yang kembali 4ribu) kami mendapat kartu masuk ke candi Prambanan. Mahal memeng, tapi tak apa pikirku, kartu masuknya anggun bisa dijadikan bukti kami sudah ke Prambanan.  Ketika di gerbang masuk, ternyata kartu masuknya diambil oleh petugas, dengan berat hati dan ribuan kutukan ku serahkan kartu masuk itu..





Di Area Candi yang pertama kita jumpai ialah Toilet, entahlah siapa yang mengatur posisi toilet ini di pintu masuk, dan apa tujuannya?.. 


“Fud, Mandi Fud??” Temanku berkata


“Ha?? stres apa, liat aja tuhh yang ngantri panjang, g usah lahh..”jawabku





Sebuah pilihan yang bijak tentunya alasannya satu jam sehabis itu ada panggilan terhadap petugas toilet, alasannya air di toilet macet. Kali ini Sudah benar-benar kandas impian temanku untuk mandi.. 





Setelah percekcokan perihal mandi berakhir, kami pribadi go up to the Perambanan Temple!!!. Tanpa di komando temanku pribadi asik jepret sana, jepret sini sesuka hatinya.























































“Mas..mas.. tolong fotoin donk..” Pinta temanku.


Al hasil……..






















Luar biasa memang bila memikirkan bagaimana menyusun batu-batu unik ini menjadi bangunan yang kokoh. Sudah niscaya orang-orang terdahulu mempunyai kemampuan arsitektur yang luar biasa melebihi para ilmuwan masa kini. Namun yang menggelikan ialah Mengapa mereka menyembah patung patung kerikil ini?? padahal terang bahwa merekalah sang Pencipta kumpulan batu-batu ini. Aku cukuplah menikmati keindahan susunan batuan yang dihiasi arca ini. tak perlu berlebihan.












 







Setelah puas berkeliling areal candi Perambanan kami tetapkan untuk menginap di rumah saudara. Dengan modal tampang yang sok ramah kami bertanya kesana kemari kasus alamat yang kami miliki.




Setelah mereka-reka keterangan warga sekitar kami sanggup menemukan Alamat tujuan kami… Akhirnya kami pun sanggup mencicipi Air yang benar-benar bisa mensucikan jasad kami.. Gemericik air sore itu ialah yang kami nantikan sepanjang hari…



Perjalanan panjang berakhir pada satu kepuasan batin. 





Eits… masih lanjut lho… perjalanan ke wonosobo dan pulangnya gak kalah seru…



Sumber https://mystupidtheory.com