Sebenarnya goresan pena ini dihentikan di posting ke blogku. Karena ini akan membuka aibku yang sudah Aku tutup rapat-rapat selama 6 tahun terbongkar, tapi Aku sedang kehabisan inspirasi untuk menulis sehingga boleh lahh bila para penggemar mengetahui sedikit keanehanku.n_n. Kita sesuaikan judulnya, ”just a Simple Math” bahwasanya Aku hanya ingin menceritakan perihal operasi matematika PERKALIAN(x).
Setiap Jum’at sore rumahku dijadikan kawasan berguru bawah umur murid les Bapaku. Sore itu Aku yang sedang sibuk menggonta-ganti kanal televisi dan sesekali menguap di panggil oleh Bapakku.
”Dek!! Sini, Abi mau jalan nih.. Kamu yang ngajarin bawah umur les yahh!!”
Ku pikir yummy saja. ”Ahh.. anakSD kelas empat juga, apa susahnya ngajarin tambah-tambahan, kurang-kurangan?” Kemudian kujawab dengan yakin,
”Iya bahh.. Oke!!” Kemudian Aku keluar ke teras rumah dan hanya berbekal nafasku saja.
Aku duduk dengan santai di depan empat orang anak kecil itu. ”Yups.. Oke kita mulai saja belajarnya!” seruku kepada anak-anak. Ups… Aku gak bawa pulpen. ”Ehh dik pinjem pulpennya “donk!*dasar dudul!! Guru gak modal!!. Kemudian Aku bertanya,
”Sudah hingga mana materinya?”
”Perkalian Ratusan Kak!!”
”Astagfirullah..astagfirullahaladzzim..astagfirullahaladzzim… Perkalian??.. Aku kan gak hafal perkalian satu hingga sepuluh! Duhh.. gimana nihh? ” ucapku dalam hati.
”Hmm.. ntar yahh, Aku ke belakang dulu” Aku eksklusif berlari ke kamarku dan menyambar handphoneku. Begini rencananya, Aku mengambil Hp alasannya ada aplikasi kalkulatornya, kemudian dengan sembunyi-sembunyi Aku menuntaskan soal-soal anak SD ini dengan kalkulator..Dan Yahha!! Aku sukses.. Sekarang mereka tau siapa gurunya yang sangat andal perkalian ini..
Kenapa seorang mahasiswa sains kimia satu ini yang notabenenya harus menghadapi beberapa perhitungan yang begitu rumit tidak dapat perkalian ? alasannya Aku ialah spesies langka yang harus melindungi diri sendiri.. hahaha
Pada pelajaran matematika kelas empat SD, kami harus menghafalkan perkalian. Saat dominan anak SD dijanjikan hadiah sepeda gres atau mungkin mainan gres bila dapat menghafalkan perkalian, Aku malah tidak dijanjikan apa-apa, celakanya lagi, bapakku membawa kalkulator sains ke rumah. Al-Hasil jadilah Aku anak yang cerdas dalam memaksimalkan akomodasi kalkulator itu untuk mengerjakan kiprah perkalian.
”Apa kau gak hafal perkalian fudz?” seru sobat SMPku
”Hehe.. iya ehh..”
”Beneran? Kalau gitu, kok nilai matematikamu selalu tinggi?”
“Gak tau juga, pokoknya aq gak hafal perkalian, tapi Aku selalu dapat mengerjakan soal matematika. Itu faktanya”
”Kegilaan apa lagi yang gak ada dalam dirimu? Sudah umurnya kemudaan tahun, hobinya tidur di kelas, gak hafal perkalian. Tapi kok nilai matematikamu gak anjlok yahh?”
”Iya dasar aneh” Jawabku yang diiringi gelak tawa kami berdua
Sebenarnya Aku rajin juga mengerjakan soal-soal matematika ketika Sekolah Menengah Pertama hanya saja Aku masih memaksimalkan fungsi kalkulatorku.
Memori jelek terjadi ketika Aku SMA. Semua sobat sekelasku tidak ada yang mengetahui kalau mereka sekelas dengan adak yang tak hafal perkalian. Tapi ketika itu ujian matematika pada pecahan STATISTIKA. Nilaiku terperinci hancur, hingga kepingan-kepingannya tak dapat kupunguti. Setelah Remidial kuperoleh nilai yang memuaskan, namun Aku tetap tak hafal perkalian.
Udahan Ahh ntar semakin banyak yang kebongkar.. 😛
Sumber https://mystupidtheory.com