Ini dongeng perjalanan pendek saya. perjalanan seorang anak dari hutan kalimantan, yang telah melalui perjalanan di banyak sekali kota di jawa. Dari malang kami menyusuri jalan-jalan kota menuju kota brem, kemudian otak iseng ini bekerja lagi, “Sekalian saja jalan-jalan ke Sarangan,” dan pribadi tarik gas menuju puncak gunung telaga sarangan. Ponorogo, kota yang menjadi anjungan terakhir kami berlabuh, sesudah perjalanan menuju madiun dan sarangan(magetan). Selama6 jam perjalanan tak pernah cukup melelahkan untuk kulalui. Melihat reputasiku, saya pernah naik bus selama 20jam di belantara kaliamantan (tanpa mabuk), di lain waktu saya telah mencicipi naik motor selama 9jam, di maritim indonesia saya pernah terombang-ambing selama 3hari, dan di udara saya gres bertahan 2 jam alasannya ialah sesudah itu saya diusir oleh pramugari.
okke kita akan brbicara mengenai kota yang gres sekali saya kunjungi. Ponorogo merupakan kota yang cukup menarik(kata orang) dan populer alasannya ialah para pemakan kaca dan pemakai topengnya. Ada beberapa temanku yang kebetulan mengenal kota ponorogo. saya bertanya perihal tempat wisata dari kota ponorogo. ibarat biasa semua sobat yang mengenalku harus mempromosikan tempat wisata kotanya kepadaku pula. jikalau terdengar membosankan, bersiaplah dengan kalimat-kalimat litotes dari lidahku.
Ngebel sebuah telaga di bab pinggir dari ponorogo, bersiaplah mendapatkan tamu yang tak diundang, bersiaplah mencicipi hawa jahat muncul dari tubuhku. Dahh whatever lahh , inilah diriku dan itulah kamu. Aku menentukan tempat ini menurut dari ramalan zodiak (eng..ing..eng.. kena tipu deh, saya belum separah itu hingga harus mempercayai ramalan zodiak :). Sebenarnya tempat ini ialah tempat yang dianjurkan sobat untuk dikunjungi alasannya ialah keasrian tempatnya. Hutan-hutan belantaranya masih begitu rimbun, dan di tengah dari hutan itu ada sebuah harta berharga negeri ini, yahh! itu ialah telaga yang luas, telaga Ngebel.
Kami berjalan menyusuri hutan lebat dengan sebilah pisau di tangan, menyibak lebatnya alang-alang dan terus siaga dari serangan binatang-binatang buas di belantara ponorogo ini, (ini versi Alay-nya, versi sebenernya lebih nyeremin kok:) saya berada di depan mencoba menjinakkan jupiter temanku dan berkonsentrasi pada jalan yang bersisik dan memiliki luka yang menganga ini. Aku tidak sempat bertanya kepada spedometer perihal berapa kecepatan kami kali itu, yang terperinci cukup untuk membuatku terbunuh alasannya ialah suatu kesalahan kecil. Semakin usang berkendara lintasan semakin menarik, liku-liku jalan semakin tajam.
Entahlahh dari mana datangnya hobi abnormal ini, saya sebut hobiku bercengkrama dengan alam. Aku benar-benar menyukainya. Aku mencicipi hutan hijau itu begitu menyenangkan, lagit senja itu sangat indah,dan maritim biru itu terlalu luas. Yahh, saya menyukainya, saya menyukai perjalanan ini.
Setelah memotong jalur truk-truk penambang pasir, melewati jajaran pohon durian, dan menyapa beberapa warga sekitar, kami pun hingga di gerbang depan. Satpam menyetop motor kami, ”Karcisnya 5000an mas,” saya dengan sigap menyodorkan uang Rp50.000. Kemudian bapak satpam tak mau menerima, ”Gak ada kembaliannya Mas,” saya tersenyum, ingin rasanya lisan ini berkata ”Kembaliannya buat bapak aja Pak,” namun tak sanggup dipungkiri otak ini sedari tadi masih memikirkan uang pulang. Aku merogoh dompetku labih dalam, ”hanya 3000, kau ada gak?” orang yang dibelakangku ialah temanku, yang masih sibuk dengan LG-nya. Yang ditanya sibuk merogoh saku, ”Cuma seribu” sembari menyodorkan padaku uang lusuhnya. ”Yahh sudah 4000 aja mas,” pak satpam yang dari tadi diam melihat tingkah dua mahasiswa ini angkat bicara. Bagaikan sanggup petuah bijak yang menjadi jalan keluar permasalahan kami, saya pun tersenyum lebar pada pak Satpam.. saya menyodorkan uang 000 yang terasa menusuk mata alasannya ialah lusuhnya dan pribadi memutar gas motor 90o. Aku lupa berkata ”Terimakasih pak satpam, You are My hero!!.”
Ketika memasuki daerah telaga saya pribadi gembira.. bukan alasannya ialah keindahan sekelilingku, tapi lebih pada keindahan bab seberang telaga. Di bab gerbang masuk telaga telah penuh oleh warung-warung kecil yang menjual nila bakar, sedang itu merusak pemandangan. Aku pribadi meluncur ke bab seberang dari telaga, dan wow!!! what a Wonderfull place. Aku takjub seketika melihat indahnya telaga ini.. saya pribadi berhenti dan seketika berteriak.. ”Yahha!!!.” Subhanallah saya menyaksikan keindahan ciptaanNya, sungguh betapa Allah Sang Maha penguasa keindahan.
Yahh.. saya sungguh tak ingin kalian percaya dongeng ini,.. datanglah kesana dan saksikan… 4Keindahan ciptaanNya
Sumber https://mystupidtheory.com