Random post

Friday, August 25, 2017

√ Cara Kerja Wireless Charger (Pengisi Nirkabel)

Cara Kerja Wireless Charger (Pengisi Nirkabel) – Seiring dengan perkembangan teknologi, pengisian nirkabel atau Wireless Charging sudah mulai menjadi sebuah ekspresi dominan teknologi yang semakin banyak diaplikasikan ke produk-produk konsumen ibarat Smartphone, Smartwatch dan Sikat Gigi Listrik (Electric Toothbrush). Bagi yang belum mengetahui cara kerjanya ataupun gres mengenal teknologi ini, akan merasa kagum dan heran bagaimana listrik sanggup mengalir di antara dua perangkat yang dibungkus oleh materi plastik yang intinya kita ketahui sebagai materi isolator ini.


Sebelum kita masuk ke pembahasan cara kerja wireless charger, kita perlu ketahui bahwa Wireless Charger yaitu suatu perangkat atau alat yang sanggup melaksanakan pengisian ulang baterai perangkat-perangkat elektronik tanpa memakai kabel (nirkabel) sebagai penghubung atau konduktornya. Ini sangat berbeda dengan Charger (Pengisi) konvensional yang mengharuskan adanya kabel listrik atau konduktor sebagai penghubung antara Charger dengan perangkat yang akan diisi baterainya.

Baca juga : Pengertian Wireless Battery Charging (Pengisian Baterai Nirkabel)


Cara Kerja Wireless Charger (Pengisi Nirkabel)


Pengisian nirkabel kadang kala disebut pengisian induktif sebab didasarkan pada prinsip induksi elektromagnetik. Sama ibarat sistem komunikasi nirkabel, pengisian nirkabel dicapai melalui agresi pemancar dan peserta energi nirkabel. Dalam halnya Wireless Charging ini, Pemancar pengisian nirkabel biasanya disebut sebagai stasiun pengisian daya (charger) yang biasanya terhubung ke outlet daya AC, sedangkan stasiun peserta selalu terpasang ke perangkat yang akan diisi dan ditempatkan di bersahabat stasiun pengisian nirkabel.


Di bawah ini yaitu diagram blok untuk menggambarkan komponen-komponen sistem pengisian nirkabel dan proses pengisian :  pengisian nirkabel atau Wireless Charging sudah mulai menjadi sebuah ekspresi dominan teknologi yang √ Cara Kerja Wireless Charger (Pengisi Nirkabel)Pengisian nirkabel atau Wireless Charging intinya memanfaatkan prinsip induksi elektromagnetik yang dipakai pada transformator daya listrik, generator dan motor sehingga fatwa arus listrik melalui kumparan menimbulkan medan magnet yang berubah di sekitar kumparan dan menginduksi arus pada kumparan berpasangan lainnya. Inilah prinsip di balik pemindahan energi listrik antara kumparan primer dan sekunder dalam transformator listrik walaupun mereka sepertinya terisolasi secara listrik. Dalam pengisian nirkabel, setiap komponen yaitu Transmitter (pemancar) dan Received (penerima) yang membentuk sistem masing-masing mempunyai kumparan atau Koil.


Berbeda dengan Transformator atau trafo pada umumnya terdiri dari kumparan Primer dan kumparan sekunder yang membentuk satu komponen utuh, wireless charging memisahkan kumparan primer dan kumparan sekunder menjadi dua komponen yang bangkit sendiri. Kumparan atau gulungan Primer pada trafo virtual ini diletakan di rangkaian Transmitter (Pemancar) sedangkan gulungan Sekunder trafo virtualnya dipasangkan di sirkut peserta (Receiver). Dengan demikian, dikala kita menempatkan kedua rangkaian tersebut yaitu sirkuit Transmitter (Pemancar) dan rangkaian Receiver (Penerima) secara berdekatan antara satu sama lainnya, maka akan menjadikan agresi atau hasil ibarat pada Transformator (trafo) pada umumnya.


 pengisian nirkabel atau Wireless Charging sudah mulai menjadi sebuah ekspresi dominan teknologi yang √ Cara Kerja Wireless Charger (Pengisi Nirkabel)


Dalam halnya Pengisian Daya pada Ponsel, sirkuit transmitter (pemancar)  trafo virtual sementara sirkuit peserta mempunyai sisi sekunder trafo virtual.Tempatkan pemancar dan sirkuit peserta yang berdekatan satu sama lain akan menciptakan agresi transformator.


Kumparan Transmitter yang dalam hal ini yaitu Charger (Pengisi Daya) sanggup disamakan dengan Kumparan Primer sedangkan Kumparan Receiver yang dalam hal ini yaitu Perangkat yang akan diisi dayanya (Smartphone, Smartwatch, sikat gigi dan lain-lainnya) sanggup disamakan dengan Kumparan Sekunder pada Transformator (trafo) listrik yang kita kenal selama ini.


Rangkaian Transmitter yang Perangkat Pengisinya (Charger) mendapat dayanya dari arus dan tegangan AC yang pada umumnya yaitu arus listrik PLN yang bertegangan sekitar 220V. Dalam rangkaian Transmitter ini juga mempunyai kepingan penyearah untuk mengubah AC menjadi denyutan arus DC dan jaringan filter yang berfungsi untuk meningkatkan level RMS dari tegangan yang telah disearahkan tersebut. Setelah itu, terdapat rangkaian switching yang berfungsi untuk menyediakan perubahan arus ke kumparan (coil) secara terus menerus semoga sanggup menghasilkan fluks magnetik yang dibutuhkan untuk menginduksi muatan ke kumparan peserta (receiver).


Kumparan Penerima mengumpulkan daya masuk dan meneruskannya ke rangkaian peserta untuk mengubah daya masuk tersebut menjadi arus DC yang stabil sehingga sanggup dipakai untuk mengisi baterai pada perangkat-perangkat elektronik ibarat smartphone, smartwatch ataupun sikat gigi.


Seperti yang disebutkan di atas bahwa transfer daya terjadi dikala fluks magnetik yang dibuat atau dihasilkan oleh medan magnet bolak-balik di kumparan pemancar ini diubah menjadi arus listrik di kumparan penerima. Jumlah arus listrik yang dihasilkan tergantung pada jumlah fluks yang dihasilkan oleh pemancar dan berapa banyak fluks yang sanggup ditangkap oleh kumparan penerima. Jumlah fluks yang ditangkap peserta tergantung pada “faktor kopling” yang ditentukan oleh ukuran, jarak dan posisi kumparan peserta relatif terhadap kumparan pemancar. Ini berarti faktor kopling yang lebih tinggi akan menghasilkan transfer energi yang lebih tinggi. Untuk meningkatkan kemungkinan faktor penggandaan yang lebih tinggi, stasiun pengisian daya nirkabel tertentu dirancang dengan beberapa kumparan pemancar.



Sumber https://teknikelektronika.com/