Random post

Sunday, September 17, 2017

√ Askep Kebutuhan Acara Dan Latihan


KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN



A.    Pengertian
Aktivitas yaitu suatu energi atau keadaan bergerak dimana insan memerlukan untuk sanggup memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda kesehatan yaitu adanya kemampuan seseorang melaksanakan acara menyerupai berdiri, berjalan dan bekerja. Adapun sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan acara antara lain: tulang, otot dan tendon, ligamen,  sistem saraf dan sendi.
Aktivitas yaitu suatu energi atau keadaan bergerak dimana insan memerlukan untuk sanggup memenuhi kebutuhan hidup .
Latihan merupakan acara yang dilakukan seseorang untuk meningkatkan atau memelihara kebugaran tubuh

B.     Jenis Aktivitas dan Latihan
Jenis acara antara lain:
1)      Aktivitas penuh, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas sehingga sanggup melaksanakan interaksi sosial dan menjalankan tugas sehari-hari. Aktivitas penuh ini merupakan fungsi saraf motorik volunteer dan sensorik untuk sanggup mengontrol seluruh area tubuh seseorang.
2)      Aktivitas sebagian, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan terang dan tidak mam.pu bergerak secara bebas lantaran dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sesnsorik pada area tubuhnya. Hal ini sanggup dijumpai pada masalah cedera atau patah tulang dengan pemasangan traksi. Pada pasien paraplegi sanggup mengalami acara sebagian pada ekstremitas bawah lantaran kehilangan kontrol motorik dan sensorik. 

Aktivitas sebagian ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a)      Aktivitas sebagian temporer, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara. Hal tersebut sanggup disebabkan oleh trauma reversibel pada system musculoskeletal, misalnya yaitu adanya dislokasi sendi dan tulang.
b)      Aktivitas permanen, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan oleh rusaknya system saraf yang reversibel, misalnya terjadinya hemiplegia lantaran stroke, paraplegi lantaran cedera tulang belakang, poliomilitis lantaran terganggunya system saraf motorik dan sensorik.

Jenis latihan :
1)      Latihan fleksibilitas menyerupai regang memperbaiki kisaran gerakan otot dan sendi.
2)      Latihan aerobik seperti berjalan dan berlari berpusat pada penambahan daya tahan kardiovaskular.
3)      Latihan anaerobik seperti angkat besi menambah kekuatan otot jangka pendek.
Latihan bisa menjadi potongan penting terapi fisik, kehilangan berat badan atau kemampuan olahraga. Latihan fisik yang sering dan teratur memperbaiki kinerja sistem kekebalan tubuh, dan membantu mencegah penyakit kekayaan seperti jantung, penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2 dan obesitas.

C.    Faktor yang Mempengaruhi
a)        Gaya hidup. Perubahan gaya hidup sanggup menghipnotis kemampuan acara seseorang lantaran berdampak pada sikap kebiasaan sehari-hari.
b)       Proses penyakit/cedera. Proses penyakit sanggup menghipnotis kemmapuan acara lantaran sanggup menghipnotis fungsi system tubuh.
c)        Kebudayaan. Kemampuan melaksanakan acara sanggup juga dipengaruhi kebudayaan, misalnya orang yang mempunyai budaya sering berjalan jauh mempunyai kemampuan acara yang kuat, sebaliknya ada orang yang mengalami gangguan acara (sakit) lantaran budaya dan budbahasa dihentikan beraktivitas.
d)       Tingkat energi. Energi dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas.
e)        Usia dan status perkembangan. Kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan dengan perkembangan usia. Intolerensi aktivitas/ penurunan kekuatan dan stamina, Depresi mood dan cema

D.    Nilai Aktivitas dan Latihan
1)            Kategori tingkat kemampuan aktivitas
Tingkat Aktivitas/Aktivitas
Kategori
0
Mampu merawat sendiri secara penuh
1
Memerlukan penggunaan alat
2
Memerlukan pertolongan atau pengawasan orang lain
3
Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain, dan peralatan
4
Sangat tergantung dan tidak sanggup melaksanakan atau berpartisipasi dalam perawatan

2)            Rentang gerak (range of motion-ROM)
Gerak Sendi
Derajat Rentang Normal
Bahu
Adduksi: gerakan lengan ke lateral dari posisi sampiong ke atas kepala, telapak tangan menghadap ke posisi yang paling jauh.
180
Siku
Fleksi: angkat lengan bawah ke arah depan dan ke arah atas menuju bahu.
150
Pergelangan tangan
Fleksi: tekuk jari-jari tangan ke arah potongan dalam lengan bawah.
80-90
Ekstensi: luruskan pergelangan tangan dari posisi fleksi
80-90
Hiperekstensi: tekuk jari-jari tangan ke arah belakang sejauh mungkin
70-90
Abduksi: tekuk pergelangan tangan ke sisi ibu jari ketika telapak tangan menghadap ke atas.
0-20
Adduksi: tekuk pergelangan tangan ke arah kelingking telapak tangan menghadap ke atas.
30-50
Tangan dan jari
Fleksi: buat kepalan tangan
90
Ekstensi: luruskan jari
90
Hiperekstensi: tekuk jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin
30
Abduksi: kembangkan jari tangan
20
Adduksi: rapatkan jari-jari tangan dari posisi abduksi
20

3)            Derajat kekuatan otot
Skala
Persentase Kekuatan Normal (%)
Karakteristik
0
0
Paralisis sempurna
1
10
Tidak ada gerakan, kontraksi otot sanggup di palpasi atau dilihat
2
25
Gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan topangan
3
50
Gerakan yang normal melawan gravitasi
4
75
Gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan melawan tahanan minimal
5
100
Kekuatan normal, gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan tahanan penuh

Nilai-nilai normal gejala vital
1)            Nadi: 60-100x/menit ( dewasa)
2)            Tekanan darah: 120/80mmHg (dewasa)
3)            Pernafasan: 16-24x/menit (dewasa)
4)            Lama istirahat / tidur:
Aktivitas yaitu suatu energi atau keadaan bergerak dimana insan memerlukan untuk sanggup  √ Askep Kebutuhan Aktivitas dan Latihan      Remaja: 7,5 jam/hari
Aktivitas yaitu suatu energi atau keadaan bergerak dimana insan memerlukan untuk sanggup  √ Askep Kebutuhan Aktivitas dan Latihan      Dewasa muda: 7-9 jam/hari
Aktivitas yaitu suatu energi atau keadaan bergerak dimana insan memerlukan untuk sanggup  √ Askep Kebutuhan Aktivitas dan Latihan      Dewasa tengah: ± 7 jam/hari
Aktivitas yaitu suatu energi atau keadaan bergerak dimana insan memerlukan untuk sanggup  √ Askep Kebutuhan Aktivitas dan Latihan      Lansia: ± 6 jam/hari

HY (tindakan penanganan)
-          Fisiotheraphy
-          Latihan mobilisasi ringan seperti; miring kanan - miring kiri


KONSEP ASUHAN PERAWATAN PASIEN DENGAN
AKTIVITAS DAN LATIHAN

I.       Pengkajian
Pengkajian pada duduk masalah pemenuhan kebutuhan acara dan latihan yaitu sebagai berikut:
1.            Riwayat keperawatan sekarang
Pengkajian ini mencakup alasan pasien yang menimbulkan terjadi gangguan kebutuhan acara dan latihan.
2.            Riwayat keperawatan penyakit yang pernah diderita
Pengkajian ini bekerjasama dengan pemenuhan kebutuhan aktivitas.
3.            Kemampuan fungsi motorik
Pengkajian fungsi motorik antara lain pada tangan dan kaki baik kanan dan kiri untuk menilai ada atau tidaknya kelemahan, kekuatan, atau spastic.
4.            Kemampuan aktivitas
Pengkajian ini untuk menilai kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, berdiri, bangun, dan berpindah tanpa bantuan.
5.            Kemampuan rentang gerak
Pengkajian ini dilakukan pada kawasan menyerupai bahu, siku, lengan, panggul, dan kaki.
6.            Perubahan intoleransi aktivitas
Pengkajian intoleransi acara yang bekerjasama dengan perubahan pada system pernafasan, antara lain: bunyi nafas, analisa gas darah, gerakan dinding thorak, adanya mukus, batuk yang produktif diikuti panas, dan nyeri ketika respirasi. Sedangkan yang bekerjasama dengan perubahan system kardiovaskuler, menyerupai nadi dan tekanan darah, gangguan sirkulasi perifer, adanya thrombus, serta perubahan tanda vital setelah melaksanakan acara atau perubahan posisi.
7.            Kekuatan otot dan gangguan koordinasi
Kekuatan otot sanggup dikaji secara bilateral atau tidak.
8.            Perubahan fisiologis
Pengkajian perubahan psikologis yang disebabkan oleh adanya gangguan acara dan iaktivitas, antara lain perubahan perilaku, peningkatan emosi, perubahan dalam prosedur koping, dan lain-lain.

II.                DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL MENURUT NANDA
1.      Gangguan acara fisik bekerjasama dengan kehilangan integritas struktur tulang akhir fraktur, dan nyeri.
2.      Nyeri akut bekerjasama dengan cedera fisik (neglected fraktur tibia fibula dekstra)
3.      Kurangnya perawatan diri (self care deficit) : toileting, bathing, dressing/grooming, feeding bekerjasama dengan gangguan muskuloskeletal, dan kelemahan.

III.             PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1
Gangguan acara fisik
Definisi :
Keterbatasan dalam kebebasan untuk pergerakan fisik tertentu pada potongan tubuh atau satu atau lebih ekstremitas
Batasan karakteristik:
-          Postur tubuh yang tidak stabil selama melaksanakan kegiatan rutin harian
-          Keterbatasan kemampuan untuk melaksanakan keterampilan motorik kasar
-          Keterbatasan kemampuan untuk melaksanakan keterampilan motorik halus
-          Keterbatasan ROM
-          Usaha yang berpengaruh untuk perubahan gerak
Faktor yang bekerjasama :
-          Kurang pengetahuan wacana kegunaan pergerakan fisik
-          Tidak nyaman, nyeri
-          Kerusakan muskuloskeletal dan neuromuskuler
-          Intoleransi aktivitas/penurunan kekuatan dan stamina
NOC :
v  Mobility Level
v  Self care : ADLs
v  Transfer performance
Kriteria Hasil :
v  Klien meningkat dalam acara fisik
v  Mengerti tujuan dari peningkatan aktivitas
v  Memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah
v  Memperagakan penggunaan alat Bantu untuk mobilisasi (walker)
NIC :
Exercise therapy : ambulation
§  Monitoring vital sign sebelum/sesudah latihan dan lihat respon pasien ketika latihan
§  Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain wacana teknik ambulasi
§  Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
§  Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara berdikari sesuai kemampuan
§  Dampingi dan Bantu pasien ketika mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan ADLs ps.
§  Berikan alat Bantu kalau klien memerlukan.
§  Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan pertolongan kalau diperlukan
2
Nyeri akut

Definisi :
Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul secara konkret atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan (Asosiasi Studi Nyeri Internasional): serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan hingga berat yang sanggup diantisipasi dengan selesai yang sanggup diprediksi dan dengan durasi kurang dari 6 bulan.

Batasan karakteristik :
-          Laporan secara verbal atau non verbal
-          Fakta dari observasi
-          Gerakan melindungi
-          Tingkah laris berhati-hati
-          Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai)
-          Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu, kerusakan proses berpikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan)
-          Perubahan dalam nafsu makan dan minum

Faktor yang bekerjasama :
Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis)
NOC :
v  Pain Level,
v  Pain control,
v  Comfort level
Kriteria Hasil :
v  Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, bisa memakai tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
v  Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan memakai administrasi nyeri
v  Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
v  Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
v  Tanda vital dalam rentang normal
NIC :
Pain Management
§  Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
§  Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
§  Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
§  Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
§  Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain wacana ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
§  Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
§  Kurangi faktor presipitasi nyeri
§  Ajarkan wacana teknik non farmakologi
§  Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
§  Tingkatkan istirahat
§  Kolaborasikan dengan dokter kalau ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
§  Monitor penerimaan pasien wacana administrasi nyeri
3.
Kurangnya perawatan diri(self care deficit)
NOC:
Perawatan diri ADL
Kriteria hasil:
v  Klien secara berdikari bisa makan, berganti pakaian, toileting, mandi, merawat diri, menjaga kebersihan diri dan menjaga kebersihan mulut
NIC:
Self-care assistance
§ Monitor kemampuan klien dalam melaksanakan ADL secara mandiri.
§ Monitor kebutuhan klien akan alat bantu dalam melaksanakan ADL.
§ Sediakan peralatan-peralatan eksklusif yang dibutuhkan klien (seperti deodoran, pasta gigi, dan sabun mandi).
§ Bantu klien dalam melaksanakan ADL hingga klien bisa melakukannya dengan mandiri.
§ Dorong klien untuk melaksanakan acara sehari-hari sesuai dengan tingkat kemampuannya.
§ Dorong klien untuk mandiri, tetapi bantu klien bila klien tidak bisa melakukannya sendiri.
§ Ajari keluarga untuk mendorong kemandirian klien, dan hanya membantu kalau klien tidak bisa melakukannya sendiri.
§ Lakukan perawatan diri secara rutin.





DAFTAR PUSTAKA

Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep & Proses Keperawatan,buku 1. Jakarta: Salemba Medika
Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 volume 3. Jakarta: EGC.
Johnson, Marion, Maas, Meridean, and Moorhead, Sue. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) second edition. USA: Mosby.
McCloskey, Joanne and Bulecheck, Gloria M. 1996. Nursing Intervention Classification second edition. USA: Mosby.
North American Nursing Diagnosis Association. NANDA nursing diagnoses: definitions and classification 2007-2008. Philadelphia: The association.
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik edisi 4 volume 1. Jakarta: EGC.
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik edisi 4 volume 2. Jakarta: EGC.



Sumber http://macrofag.blogspot.com