Random post

Wednesday, August 15, 2018

√ Biografi Unsur Yodium

Apa dari pembaca sekalian ada yang pernah mendengar perihal garam beryodium? Apa sih bergotong-royong unsur yodium itu? dan kenapa garam harus beryodium? Yuk simak sejarahnya dibawah ini:


 


Penemuan Unsur Yodium


Pada masa ke -19, Perancis sedang berperang dengan banyak negara tetangganya (termasuk dengan Inggris). Karena perang ini, diperlukan banyak bubuk mesiu untuk memenangkan peperangan. Salah satu komponen utama dalam menciptakan bubuk mesiu yaitu Kalium Nitrat (KNO3).


Dalam keadaan terhimpit, pasokan Kalium Nitrat di Perancis menipis dan tidak sanggup memasok dari negara-negara luar, jadinya mereka harus menemukan cara untuk memproduksinya sendiri. Salah satu materi baku utama dalam produksi KNO3 ini aialah Natrium Karbonat (Na2CO3) yang sanggup diperoleh dari bubuk pembakaran kayu dan tanaman.


Bernard Courtois (1777-1838), yaitu seorang pengusaha pembuat KNO3 dengan memakai bubuk kayu sebagai sumber Na2CO3. Abu kayu dilarutkan dengan air kemudian larutan tersebut diuapkan sehingga diperoleh endapan, endapan ini diekstraksi beberapa kali sehingga diperoleh Na2CO3. Proses ini menjadikan kerak yang biasanya dibersihkan dengan senyawa asam dan dipanaskan.


Pada suatu hari Ia menetapkan untuk mengganti bubuk kayu dengan bubuk dari pembakaran kelp (sejenis rumput laut). Kemudian ketika bekas bubuk tersebut ditetesi dengan asam besar lengan berkuasa (asam sulfat) menghasilkan warna violet. Proses ini dalam reaksi kimia merupakan proses oksidasi Iod (I) menjadi Yodium (I2):


2I  + H2SO4 → I2 + SO32- + H2O


Kemudian beberapa pengujian dilakukan oleh Courtois untuk memilih jenis senyawa tersebut. Beberapa pengujian menyimpulkan bahwa senyawa ini mempunyai sifat yang mirip Klorin(Cl), tetapi Ia tak yakin. Namun sayangnya, pengujiannya ini harus berhenti, dikarenakan dana penelitiannya habis. Ia menetapkan untuk menyerahakan kelanjutan penelitiannya pada; Charles Bernard Desormes (1777-1862), Nicolas Clement (1779-1841, Andre M. Ampere (1775-1836) dan Joseph Louis Gay Lussac (1778-1850).


 


Identifikasi Yodium


Pada Oktober 1813 seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris Sir Humphry Davy (778-1829) datang di Perancis untuk mendapatkan penghargaan untuk temuannya di bidang kelistrikan. Saat itu ia bertemu dengan Ampere, kemudian ia diberi sampel yang didapat Ampere dari Courtois.


Ketika menguji sampel ini Davy yakin jika ini bukanlah Klorin (Cl) melainkan sebuah unsur gres yang mirip Klorin. Davy sendiri merupakan seorang ilmuwan yang sangat unik lantaran ia selalu membawa peralatan lab portabel kemanapun ia pergi.


Pertama kalinya temuan dari Courtois ini dipublikasikan yaitu oleh Desormes dan Clement ketika pertemuan di Institute Imperial Perancis pada November 1813. Kemudian pada 6 Desember Gay Lussac menyatakan bahwa unsur gres ini mirip oksigen atau senyawaanya. Tetapi pada 10 Desember 1813 Davy menuliskan sebuah jurnal di Royal Society of London yang berisi serangkaian eksperimennya pada sampel gres ini dan menyatakannya sebagai unsur gres berjulukan Iodine.


Nama ini mirip “Chlorine” dan “Fluorine” yang diambil dari bahasa Yunani (Iodine artinya berwarna violet). Gay Lussac yang berada di Perancis merasa dilangkahi oleh Davy yang berada di Inggris, kemudian ia mempublikasikan serangkaian percobaanya pada sampel gres ini dan memberinya nama “Iode” dan menolak nama dari Davy. Namun keduanya mengakui bahwa penemu pertama element ini yaitu Courtois.


Pada 1831 jadinya Institute de France menawarkan penghargaan pada Courtois yang pada ketika itu gulung tikar dalam industri mesiu-nya. Ia kemudian beralih ke industri Yodium, tetapi jadinya tetap gulung tikar dan mati dalam keadaan miskin.


 


Penggunaan Yodium


Walaupun inovasi Yodium gres terjadi pada tahun 1811 (seperti yang sudah saya ceritakan) tetapi penggunaannya bergotong-royong sudah dilakukan semenjak 3600 tahun yang kemudian oleh pengobatan China.


Pengobatan penyakit gondok dengan memakai bubuk dari rumput bahari dan spons bahari (pongifera). Metode ini tidak diketahui dasarnya, namun memang ada dalam catatan pengobatan China. Tanpa mengetahui lebih dalam lagi, pada pertengahan 1700-an metode pengobatan ini jadinya masuk ke Inggris.


Keluarga dari Dr. Bate memonopoli pengobatan untuk penyakit gondok dengan resep obat dari China ini selama beberapa tahun. Hingga pada tahun 1779 diam-diam bahwa pengobatannya memakai bubuk dari rumput bahari dan spons bahari diketahui dan dipakai oleh banyak orang.


Setelah ditetapkannya nama Iodine oleh Davy, penggunaan Yodium sebagai obat penyakit gondok pertama kalinya diperkenalkan oleh William Prout (1785-1850) yang menganalisa adanya kandungan Yodium yang tinggi pada banyak makhluk hidup bahari (termasuk kelp dan spons laut).


Penelitian berikutnya yaitu pada persebaran penyakit gondok oleh seorang ilmuwan Perancis Gaspard Adolph Chatin (1813-1901). Penelitian ini mencoba meneliti secara statistik perihal daerah-daerah tempat persebaran penyakit gondok, dan dominan tempat yang penduduknya tidak mengalami sakit gondok mempunyai kuliner dengan kandungan Yodium lebih tinggi daripada tempat yang terkena penyakit gondok.


Dari temuannya ini, Chattin menyimpulkan bahwa penyakit gondok disebabkan oleh kurangnya kandungan Yodium pada makanan, Ia menyarankan untuk memasukkan Yodium pada air biar tidak terjadi kekuarang Yodium di masyarakat, dimana penyakit gondok banyak ditemukan. Ide ini ditolak dengan aneka macam alasan.


Penggunaan Yodium sebagai materi anti penyakit gondok awalnya dilakukan dengan menawarkan pil berisi Yodium pada anak setiap dua kali pertahun. Cara ini dirasa kurang praktis, sampai pada 1833 seorang teknisi pertambangan asal Perancis Jean Baptiste Boussingault (1802-1887) merekomendasikan pencampuran Yodium pada garam dapur.


Ide ini jadinya menjadi praktek umum penanganan penyakit gondok sampai sekarang. Bahkan ketika ini di seluruh dunia, ada 120 negara yang mewajibkan kandungan Yodium pada garam, termasuk Kanada dan Meksiko. Sedangkan di USA sendiri mereka mencicipi ancaman gondok lantaran tidak diwajibkannya penggunaan garam beryodium, mereka mendidik belum dewasa biar memakai dan mengonsumsi garam beryodium.


Well.. Tetapi akhir-akhir ini ada yang menyampaikan jika garam beryodium yaitu pura-pura atau konspirasi untuk mematikan industri garam lokal. Please.. Kalau enggak baca buku, jangan asal ngomong. Sedih banget lihat warta gak terang gitu eksklusif dishare ratusan bahkan ribuan kali di sosmed.. Aku akan bahas bagaimana konspirasi garam beryodium dan inspirasi perihal produksi garam di Indonesia pada artikel berikutnya.


Thank you, share donk biar lebih banyak yang terdidik.


Reff:


Rosenfeld, L. Discovery and early uses of iodine.J. Chem. Educ. 2000, 77, 984–987.


Dasgupta, K. P.; Liu, Y.; Dyke, V. J. Iodine Nutrition: Iodine Content of Iodized Salt in the United States. Environ. Sci. Technol. 2008, 42, 1315–1323


 



Sumber https://mystupidtheory.com