Random post

Thursday, March 14, 2019

√ Simpulan Hidup “Misteri Yang Tak Terabaikan”


Sore itu Aku duduk di teras rumah. Memandang sebuah pohon, sesekali Aku melihat daun-daun kering yang gugur, namun  tak jarang kusaksikan ada daun muda yang diamakan ulat, bahkan sesekali terlihat daun muda yang gugur mendahului daun yang kering.




Saya M. Mahfuzh Huda hampir menjadi daun muda itu. Ku ingat dua hari yang kemudian Minggu, 11-september-2011. 4Shubuh gres usai dan pagi itu Aku telah siap dengan jaket dan tas kecil yang menggantung apik di bahuku.


“Mi!!Aku pamit Mi! mau jalan-jalan ke air terjun, pulang nanti siang. “


Seperti biasanya Aku berangkat dengan bahagia hati.. *Kapan sihh kau gak bahagia kalau jalan-jalan fuzh?:D. Aku menjemput temanku ke rumahnya  dan kami pribadi berangkat menuju rombongan kami. Sebenarnya pada program jalan-jalan ini Aku hanya ikut dengan guru SMAku yang akan mengajak muridnya jalan-jalan. Dasarnya anak suka jalan yahh pribadi aja ikutan*GakTauMalu:p. Tanpa disangka-sangka kami disuruh ikutan di kendaraan beroda empat aja, padahal Aku sudah sangat siap untuk berkendara motor dengan tertib *wahh beneran sanggup tertib gak fuzh?. Dua jam perjalanan telah kami lalui hingga hingga pada tempat tujuan kami,  Air terjun di hutan kalimantan. Aku pribadi berjalan di urutan terdepan dari rombongan jelas saja Aku benar-benar ingin tau dengan lokasi air tejun tersebut.  Setelah mendaki gunung yang  tingginya kayak menara petronas itu, ehh ternyata masih ada dua gunung yang gak kalah tingginya *How irronic?..




Terdengar bunyi air yang jatuh dari ketinggian, bunyi yang sangat khas dan Aku kenal itu dikarenakan telah melihat banyak air terjun. Aku turun gunung menyerupai orang yang kehausan dan ingin meminum air sebanyak mungkin. Subhanallah… gerojokan yang menyerupai ini gres satu kali ini Aku saksikan benar-benar menakjubkan sebab air terjunnya bertingkat-tingkat. Aku tak sabar lagi dan pribadi mencelupkan kakiku ke dalamnya. Wow!! Dingin sekali.. tapi itu tidak cukup untuk menghentikanku, Aku semakin pribadi mengajak temanku menyebrangi  sungai untuk menuju ke gerojokan yang lebih tinggi. Aku lihat sungai itu dangkal sehingga dengan santainya Aku berjalan menyebrangi sungai, hingga kudapai pijakan kakiku berupa lumpur dalam dan terjeburlah Aku bersama handphone baruku *OHH NO!!  




”Ihh fud… Sayangnya Hpmu rusak!”  temanku berkata menyerupai itu, hmm.. okk.. Aku tau beliau khawatir..


“Apa yang sedang Aku pikirkan? ”Aduhh.. gimana nihh Broo, gak sanggup ambil foto donk kalau hpku basah”


”Gilanya kau fuzh, kok itu yang kau pikirkan”


”Habisnya mau mikirin apa lagi? Dah jauh-jauh ksini masak gak sanggup foto?”


”Hmm.. ngikut belum dewasa  aja dahh Fotonya” pikirku


”Terus HPmu gimana?”


“Yahh santai lahh4” jawabku, namun dalam hati saya berfikir..”4Kalau masuk sungai Ya rusak, diservis lahh… masak mau diajarin berenang?”







Aku pribadi kembali ke rombongan dan meminta beberapa foto yang keren, setidaknya kalau ada wajahku itu sudah keren.. haha










Bersama Sahaabat yang tenggelam




Aku kembali tertantang untuk menyebrangi sungai dan melihat gerojokan tertingginya. Aku ajak temanku menyebrang bersama dan Ia selalu setuju.  Awalnya Aku santai berjalan dan mengobrol bersama temanku. Hingga Ia masuk tempat yang sangat dalam, Aku lihat Dia menggerakkan tubuhnya hingga Ia berada jauh dari penggalan dangkalnya, Aku yang berada di belakangnya hanya mengikuti. Ini menjadi tidak lucu lagi, ketika Ia memegang punggungku dan merangkul tubuhku. Aku tak berpengaruh dan karam ke dalam air. Kemudian dengan sekuat tenaga Aku angkat tubuhku keluar dan temanku menopang lagi pada tubuhku hingga Aku karam lagi. Ini jadi sangat mengerikan ketika Aku menyadari bahwa temanku tak sanggup bernang. Maka dengan terpaksa Aku lepaskan pegangan temanku dari tubuhku, Aku mengambil nafas panjang dan berteriak ”Tolong Gak sanggup berenang!!” kemudian Aku masuk kembali ke air untuk mengangkat temanku. Kupastikan ia menerima oksigen yang cukup diatas sana. Aku sempat meminum beberapa mililiter air sebelum hasilnya temanku tertolong oleh sebuah kayu yang dijulurkan oleh belum dewasa serombongan. Alhamdulillah Kami selamat. Itu benar-benar pengalaman Maut yangHampir merenggut nyawAku.   


  


Setelah kami benar-benar selamat, kulihat temanku yang pucat pasi. Wajar Aku gak berpengaruh mengangkatnya ketika di air tadi, ia mengenakan perlengkapan ke gunung untuk berenang di sungai. Dengan celana  Levisnya dan sepasang sandal adidas yang melindungi telapak kakinya ia mencar ilmu berenang sudah niscaya di dalam air  tubuhnya sangat berat. Aku sendiri sudah terbiasa berenang kesana kemari dengan celana panjang dan baju, jadi itu tidak jadi problem buatku. Aku tertawa sendiri yang dianggap asing oleh belum dewasa sekitar. Tapi memang lucu kalau mengingat tragedi itu.




Seorang anak tiba ke kami dan bercerita bahwa Ia juga hampir mati tenggelam, tapi sebelum ia kehabisan tenaga ia melepaskan celana trining panjangnya sehingga ia berpengaruh untuk hingga ke tepi. Dan Aku katakan ”Kalau Aku melepaskan celana panjangku, Aku bakalan mati”. Anak-anak itu terdiam, kemudian kutunjukkan sabuk hitam yang melingkar dekat di perutku dan kukatakan ”Sebelum selesai Aku melepas sabukku Aku bakalan sudah lemas dan tewas”. Serempak mereka tertawa.


”Sudah hampir tewas masih aja kau buat banyolan fuzh!”


Aku tau Ajal itu masih menantiku, di satu batas timelineku di dunia, dan ketika saya berada sempurna pada batas itu maka Ia akanMenjemputku. Semoga Saat itu Ialah ketika yang KHUSNUL KHOTIMAH



Banyak  Hal yang harus KuSyukuri Bahwa Aku masih sanggup bernafas, bertemu orang tuAku, kembali keMalang dan  kuliah. AlhamdulillahhirobbilAlamin.. terimakasih ya Allah…


Sumber https://mystupidtheory.com