Pengertian Biaya Produksi dan efisiensi yaitu salah satu Faktor penting yang harus diperhatikan dari beberapa faktor yang kuat terhadap perusahaan dalam aktivitas menghasilkan produk-produknya. Mengapa demikian ? Perusahaan tentu dalam proses produksinya tentunya menginginkan laba yang besar dengan modal yang minimal dalam setiap perjuangan produksinya.
Diperlukannya suatu pemahaman perihal teori-teori biaya dan efisiensi biaya produksi biar suatu perusahaan atau suatu perjuangan sanggup memperhitungkan biaya-biaya yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu output barang. Nah pada kesempatan kali ini kita akan membahas artikel terkait dengan Teori Biaya dan Efisiensi Biaya Pada Suatu Kegiatan Produksi. Let's Check it out gaes !.
Teori Biaya
Menurut Hariyati (2007). Biaya produksi dimaksud sebagai kompensasi yang diterima oleh para pemilik faktor – faktor produksi, naman didalam analisis ekonomi, beliau diklasifikasikan dalam beberapa golongan sesuai dengan tujuan yang spesifik dari analisis yang dikerjakan. Dalam jangka panjang yaitu suatu periode yang dimana seluruh faktor – faktor produksi sanggup berubah – ubah besar dan jumlahnya, artinya tidak ada lagi faktor – faktor produksi yang bersifat tetap.
Beberapa konsep biaya total :
1. Biaya tetap total (Total Fixed Cost)
2. Biaya variable total (Total Variable Cost)
3. Biaya total (Total Cost)
TC= FC+VC
Keterangan:
TC = total cost
FC = fixed total
VC = variable cost
#1. Curva Fixed Cost (Kurva Biaya Tetap)
Biaya produksi yang besarnya tidak berubah atau tidak dipengaruhi oleh volume produksi barang atau jasa. Artinya berapapun jumlah produksi, biaya ini selalu tetap. Biaya tetap dibedakan atas dua: Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost / TFC) yaitu biaya dengan jumlah tetap yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi sejumlah barang atau jasa. Contohnya biaya penyusutan dan biaya sewa. Biaya Tetap Rata-rata (Average Fixed Cost / AFC) yaitu biaya tetap yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi satu satuan unit produksi (barang/jasa). Rumus menghitungnya yaitu AFC = TFC / Quantity.
Talah diterangkan bahwa fixed cost yaitu biaya untuk fixed resourced. Dengan demikian, lantaran perusahaan tidak sanggup mengubah – ubah jumlah sumber itu dalam proses produksinya, fixed cost itu pun akan tetap saja besarnya tidak peduli berapa pun jumlah output yang dihasilkan (Rosyidi, 2006).
#2. Curva Variabel Cost (Kurva Biaya Tidak Tetap)
Biaya yang harus dikeluarkan oleh produsen yang besarnya berubah - ubah sesuai dengan perubahan jumlah produksi. Artinya apabila produksi bertambah maka biaya variabel bertambah demikian sebaliknya bila produksi berkurang maka biaya variabel berkurang. Contonya yaitu pemakaian materi baku.
Variabel cost (VC) akan naik kalau jumlah output yang dihasilkan bertambah dan akan turun kalau jumlah output yang dihasilkan itu juga berkurang atau dengan kata lain besarnya biaya variabel berbanding lurus dengan besarnya jumlah output yang dihasilkan (Rosyidi, 2006).
#3. Curva Total Cost (Kurva Biaya Total)
jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi barang/jasa. Komponen biaya total terdiri dari biaya tetap dan biaya variable (Biaya total = biaya tetap + biaya variabel)
Biaya total mempunyai biaya variabel, yakni bahwa besarnya biaya total itu berubah – ubah seiring dengan berubah – ubahnya jumlah output yang dihasilkan. Kenyataan biaya tetap juga merupakan unsur biaya total tidaklah mengubah sifat dan bentuk kurva biaya total alasannya biaya tetap merupkan biaya yang tetap tidak berubah lantaran adanya perubahan jumlah output yang dihasilkan (Rosyidi, 2006)
Teori Efisiensi Biaya
Menutut Hartati dan Mulyani (2009). R/C ratio merupakan perbandingan antara penerimaan dan biaya, Besarnya R/C ratio mempunyai prospek baik. Nilai R/C ratio yang lebih besar dari 1 menawarkan bahwa perjuangan yang dilakukan oleh pengrajin atau perusahaan layak untuk diusahakan. Tingginya nilai R/C ratio disebabkan oleh produksi yang diperoleh dan harga komoditi yang sangat kuat terhadap penerimaan petani sebagai pengusaha.
Soekartawi (2002) menyatakan R/C ratio yaitu perbandingan antara (nisbah) penerimaan dan biaya. Biasanya, akan lebih baik kalau analisis R/C dibagi dua yaitu yang memakai data pengeluaran (biaya produksi) yang secara rill dikeluarkan oleh petani dan yang menghitung juga nilai tenaga kerja keluarga, serta bibit yang disiapkan sendiri itu juga diperhitungkan. Dengan cara ini dua macam R/C yaitu : R/C menurut data apa adanya dan R/C menurut data dengan memperhitungkan tenaga kerja, dalam keluarga, sewa lahan dan sebagainya.
Ada tiga penggunaan analisis R/C ratio yaitu
1. Apabila nilai R/C ratio lebih besar dari satu maka penggunaan biaya tersebut menguntungkan.
2. Apabila nilai R/C ratio sama dengan satu maka penggunaan biaya tersebut tidak menguntungkan.
3. Apabila nilai R/C ratio lebih kecil dari satu maka poenggunaan biaya tidak menguntungkan.
Keterangan :
R/C Ratio = efisiensi biaya
TR = Total Revenue (penerimaan)
TC = Total Cost (total biaya)
Kriteria Pengambilan Keputusan :
Nilai R/C ratio > 1 maka tergolong efisien
Nilai R/C ratio < 1 maka tergolong belum efisien
Demikian ulasan artikel terkait dengan Teori Biaya dan Efisiensi Biaya Pada Suatu Kegiatan Produksi yang kami rangkum dari banyak sekali literatur yang kami sajikan dalam daftar pustaka. Semoga beruntung, bermanfaa, dan terima kasih atas kunjungannya.
Daftar Pustaka
Hartati, A. dan Mulyani, A. 2009. Profil Dan Prospek Bisnis Minyak Dara (Virgin Coconut Oil/VCO) Di Kabupaten Cilacap. Jurnal Agroland Vol. 16. No. 2.
Hariyati, Yuli. 2007. Ekonomi Mikro (Pendekatan Matematis dan Grafis). Jember: Universitas Jember.
Rosyidi, Suherman. 2006. Pengantar Teori Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Soekartawi. 2002. Analisis Usaha Tani. Jakarta: Universitas Indonesia.