Sebelum membahas teori perdagangan internasional, terlebih dahulu teman perlu mengetahui apa itu perdagangan internasional. Perdagangan internasional yaitu perdagangan yang dilakukan oleh penduduk sebuah negara dengan penduduk negara lain atas dasar komitmen bersama. Penduduk yang dimaksud sanggup berupa antar perorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.
Saat ini perdagangan internasional bukan hanya bermanfaat untuk bidang ekonomi saja melainkan bermanfaat pula di bidang lain ibarat sosial, politik, dan pertahanan keamanan. Karena pentingnya perdagangan internasional, maka muncullah bermacam-macam teori perdagangan internasional yang sanggup dipakai sebagai materi panduan sebelum mengambil kebijakan di bidang perdagangan internasional. Berikut 4 Teori Perdagangan Internasional.
1. Teori Keunggulan Mutlak (Absolut Advantage) oleh Adam Smith
Teori Perdagangan Internasional yang pertama yaitu teori keunggulan mutlak yang dikemukakan oleh Adam Smith, Dalam teori keunggulan mutlak, Adam Smith mengemukakan ide-ide sebagai berikut.
a. Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi
Dengan spesialisasi, sebuah negara sanggup mengkhususkan pada produksi barang yang mempunyai keuntungan. Sebuah Negara akan mengimpor barang-barang yang seandainya diproduksi sendiri (dalam negeri) tidak efisien atau kurang menguntungkan, sehingga keunggulan mutlak diperoleh bila sebuah Negara mengadakan spesialisasi dalam memproduksi barang.
b. Adanya Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional)
Dengan adanya pembagian kerja dalam Menghasilkan Sejenis Barang, suatu negara sanggup memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah dibanding negara lain, sehingga dalam mengadakan perdagangan negara tersebut memperoleh keunggulan mutlak.
Keuntungan mutlak diartikan sebagai laba yang dinyatakan dalam banyaknya jam/hari kerja yang diharapkan untuk membuat barang-barang produksi. Sebuah negara akan mengekspor barang tertentu alasannya sanggup menghasilkan barang tersebut dengan biaya yang secara mutlak lebih murah dibanding negara lain. Dengan kata lain, negara tersebut mempunyai laba mutlak dalam produksi barang.
Jadi, laba mutlak terjadi seandainya sebuah negara lebih unggul terhadap satu macam produk yang dihasilkan, dengan biaya produksi yang lebih murah jikalau dibandingkan dengan biaya produksi di negara lain.
Contoh Teori Keunggulan Mutlak |
Dari gambar di atas sanggup diketahui, bahwa Vietnam lebih unggul untuk memproduksi beras dan Korea Selatan lebih unggul untuk produksi elektronik, sehingga negara Vietnam seharusnya berspesialisasi untuk produk beras dan negara Korea Selatan berspesialisasi untuk produk elektronik. Dengan demikian, jikalau kedua negara tersebut mengadakan perdagangan internasiona (ekspor dan impor), maka keduanya akan memperoleh keuntungan.
Besarnya laba kedua negara sanggup dihitung sebagai berikut:
Keuntungan Vietnam
Untuk negara Vietnam, Dasar Tukar Dalam Negerinya (DTD) 1 kg beras akan mendapat 1 unit elektronik, sedangkan Korea Selatan 1 kg beras akan mendapat 4 unit elektronik. Dengan demikian, jikalau Vietnam menukarkan beras dengan elektronik Korea Selatan akan memperoleh laba sebesar 3 unit elektronik, yang diperoleh dari (4 elektronik - 1 elektronik).
Keuntungan Korea Selatan
Untuk negara Korea Selatan Dasar Tukar Dalam Negerinya (DTD) 1 unit elektronik akan mendapat 0,25 beras, sedangkan di Vietnam 1 unit elektronik akan mendapat 1 kg beras. Dengan demikian, jikalau negara Korea Selatan mengadakan perdagangan internasional atau menukarkan elektroniknya dengan Vietnam, akan memperoleh laba sebesar 0,75 kg beras, yang diperoleh dari (1 kg beras - 0,25 beras).
2. Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage) oleh David Ricardo
Teori Perdagangan Internasional yang kedua yaitu Teori Keunggulan Komparatif yang dikemumakan oleh David Ricardo, David Ricardo menyampaikan bahwa teori keunggulan mutlak yang dikemukakan oleh Adam Smith mempunyai kekurangan, di antaranya yaitu sebagai berikut.
a. Apakah negara tersebut juga sanggup mengadakan perdagangan internasional?
Pada konsep keunggulan komparatif (perbedaan biaya yang sanggup dibandingkan) yang dipakai sebagai dasar dalam perdagangan internasional yaitu banyaknya tenaga kerja yang dipakai untuk memproduksi sebuah barang. Jadi, motif melaksanakan perdagangan bukan sekadar mutlak lebih produktif (lebih menguntungkan) dalam menghasilkan sejenis barang, namun berdasarkan David Ricardo sekalipun sebuah negara itu tertinggal dalam segala rupa, ia tetap sanggup ikut serta dalam perdagangan internasional, apabila Negara tersebut menghasilkan barang dengan biaya yang lebih murah (tenaga kerja) dibanding dengan lainnya.
Baca Juga : 3 Landasan Hubungan Internasional Indonesia
b. Bagaimana bila suatu negara lebih produktif dalam memproduksi dua jenis barang dibanding dengan Negara lain?
Sebagai citra awal, di satu pihak sebuah negara mempunyai faktor produksi tenaga kerja dan alam yang lebih unggul dibanding dengan negara lain, sehingga negara tersebut juga lebih unggul dan lebih produktif dalam menghasilkan barang daripada negara lain. Sebaliknya, di lain pihak negara lain tertinggal dalam memproduksi barang. Dari uraian di atas sanggup disimpulkan, bahwa jikalau kondisi suatu negara lebih produktif atas dua jenis barang, maka negara tersebut tidak sanggup melaksanakan hubungan perdagangan / pertukaran internasional.
Jadi, laba komparatif terjadi seandainya sebuah negara lebih unggul terhadap kedua macam produk yang dihasilkan, dengan biaya tenaga kerja yang lebih murah jikalau dibandingkan dengan biaya tenaga kerja di negara lain.
Contoh Teori Keunggulan Komparatif |
Dari gambar di atas sanggup diketahui, bahwa negara Korea Selatan unggul terhadap kedua jenis produk, baik elektronik maupun beras, akan tetapi keunggulan tertingginya pada produksi elektronik. Sebaliknya, negara Vietnam lemah terhadap kedua jenis produk, baik beras maupun elektronik, akan tetapi kelemahan terkecilnya pada produksi beras.
Jadi, sebaiknya negara Korea Selatan berspesialisasi pada produk elektronik dan negara Vietnam berspesialisasi pada produk beras. Jika kedua negara tersebut melaksanakan perdagangan, maka keduanya akan memperoleh keuntungan.
Besarnya laba yang diperoleh sanggup dihitung sebagai berikut.
Keuntungan Vietnam
Di Vietnam 1 kg beras = 1 unit elektronik, sedang di Korea Selatan 1 kg beras = 1,6 unit elektronik. Jika negara Vietnam menukarkan berasnya dengan elektronik di Korea Selatan, maka Vietnam akan mendapat laba sebesar 0,6, yang diperoleh dari (1,6 elektronik - 1 elektronik).
Keuntungan Korea Selatan
Di Korea Selatan 1 unit elektronik = 0,625 kg beras, sedangkan di Vietnam 1 unit elektronik = 1 kg beras. Jika negara Korea Selatam menukarkan elektronik dengan beras di Vietnam, maka Korea Selatan akan mendapat laba sebesar 0,375, yang diperoleh dari (1 beras - 0,625 beras).
3. Teori Permintaan Timbal Balik (Reciprocal Demand) oleh John Stuart Mill
Teori Perdagangan Internasional yang ketiga yaitu Teori Permintaan Timbal Balik yang dikemukakan oleh John Stuart Mill, gotong royong teori ini melanjutkan Teori Keunggulan Komparatif dari David Ricardo, yaitu mencari titik keseimbangan pertukaran antara 2 barang oleh dua negara dengan perbandingan pertukarannya atau dengan memilih Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD). Tujuan Teori Timbal Balik ialah menyeimbangkan antara penawaran dengan permintaannya, alasannya baik penawaran maupun permintaan menentukan besarnya barang yang akan diekspor dan barang yang akan diimpor.
Jadi, berdasarkan John Stuart Mill selama ada perbedaan dalam rasio produksi konsumsi antara kedua negara, maka manffat dari perdagangan selalu sanggup dilaksanakan di kedua negara tersebut. Dan sebuah negara akan mendapat manfaat seandainya jumlah jam kerja yang diharapkan untuk membuat semua barang-barang ekspornya lebih kecil dibanding jumlah jam kerja yang diharapkan seandainya seluruh barang impor diproduksi sendiri.
4. Teori Perdagangan Internasional dari Kaum Merkantilisme
Teori Perdagangan Internasional yang terakhir yaitu Teori Kaum Merkantilisme, Merkantilisme merupakan sebuah kelompok yang mencerminkan impian dan ideologi kapitalisme komersial, serta pandangan ihwal politik kemakmuran sebuah negara yang ditujukan untuk memperkuat posisi dan kemakmuran negara melebihi kemakmuran perseorangan. Teori Perdagangan Internasional dari Kaum Merkantilisme berkembang pesat sekitar era ke-16 berdasar pedoman membuatkan ekonomi nasional dan pembangunan ekonomi, dengan mengusahakan jumlah ekspor melebihi jumlah impor. dengan kata lain teori Merkantilisme merupakan paham yang mengajarkan bahwa kemakmuran perekonomian sebuah negara dengan memaksimalkan surplus perdagangan.
Teori Merkantilisme mempunyai prinsip-prinsip utama, yaitu sebagai berikut:
- Membatasi impor dan meningkatkan ekspor
- Mengusahakan neraca perdagangan aktif
- Memperluas kawasan jajahan
- Monopoli perdagangan
- Mencari logam mulia sebanyak-banyaknya
Dalam sektor perdagangan luar negeri, kebijakan merkantilis berpusat pada dua ilham pokok, yaitu:
- setiap politik perdagangan ditujukan untuk menunjang kelebihan ekspor di atas impor (neraca perdagangan yang aktif). Untuk memperoleh neraca perdagangan yang aktif, maka ekspor harus ditingkatkan dan impor harus dibatasi.
- pemupukan logam mulia, tujuannya yaitu pembentukan negara nasional yang besar lengan berkuasa dan pemupukan kemakmuran nasonal untuk mempertahankan dan membuatkan kekuatan negara tersebut. Hal ini dikarenakan tujuan utama perdagangan luar negeri yaitu memperoleh perhiasan logam mulia.
Dengan demikian dalam perdagangan internasional atau perdagangan luar negeri, titik berat kaum merkantilisme difokuskan untuk memperbesar ekspor di atas impor, serta kelebihan ekspor sanggup dibayar dengan logam mulia. Kebijakan merkantilis lainnya yaitu kebijakan dalam perjuangan untuk monopoli perdagangan dan memperoleh daerah-daerah jajahan untuk memasarkan hasil industri. Pelopor Teori Merkantilisme antara lain Jean Baptiste Colbert, Sir Josiah Child, Von Hornich, Jean Bodin dan Thomas Mun.
Manfaat mempelajari teori perdagangan internasional
Teori perdagangan internasional sangatlah penting untuk dipelajari terutama bagi orang yang berperan penting dalam pengambilan kebijakan ekonomi pada suatu negara. alasannya dengan mempelajari teori perdagangan internasional kita akan mempunyai bermacam-macam pengetahuan yang sanggup dipakai sebagai materi pertimbangan sebelum membuat sebuah kebijakan dibidang ekonomi, Berikut beberapa manfaat mempelajari teori perdagangan internasional.
- Membantu menjelaskan arah dan komposisi perdagangan antarnegara, serta efeknya terhadap struktur perekonomian sebuah negara.
- Dapat menunjukkan adanya laba yang timbul dari adanya perdagangan internasional (gains from trade).
- Membantu mengatasi permasalahan neraca pembayaran yang defisit.
Sekian Artikel mengenai 4 Teori Perdagangan Internasional, Lengkap Contoh dan Penjelasan, biar artikel ini sanggup bermanfaat bagi teman baik untuk menambah ilmu, mengerjakan tugas, maupun untuk sekedar menambah wawasan ihwal Teori Perdagangan Internasional, pengertian perdagangan internasional, makalah perdagangan internasional dan materi perdagangan internasional. Seandainya teman menemukan kesalahan baik dari segi klarifikasi maupun penulisan, mohon kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan dan kebaikan bersama. Akhir kata, Terimakasih atas kunjungannya.
4 Teori Perdagangan Internasional, Lengkap Contoh dan Penjelasan
MARKIJAR : MARi KIta belaJAR