Random post

Thursday, February 2, 2017

√ Penggunaan Tanda Titik Dua ( : )

aVBeAAAACXBIWXMAAACBAAAAgQBqFkhFAAAANlBMVEUjHyAmIiMsKCk √ Penggunaan Tanda Titik Dua ( : )
Tanda titik dua yakni tanda baca yang dilambangkan dengan dua titik berukuran sama yang diletakkan di tengah garis vertikal yang sama. Seperti halnya tanda baca lain, penggunaan tanda titik dua bervariasi antara aneka macam bahasa dan bahkan pada bahasa yang sama pada periode yang berbeda. Sebagai hukum umum, tanda titik dua memberitahukan pembaca bahwa uraian setelah tanda ini memberi bukti dan menjelaskan, atau merupakan unsur dari apa yang sudah dijelaskan sebelum tanda tersebut.

1a. Tanda titik dua sanggup digunakan pada selesai suatu pernyataan lengkap jikalau diikuti rangkaian atau pemerian.
Misalnya:
Kita kini memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, lemari.
Hanya ada dua pilihan bagi para p0juang kemerdekaan itu: hidup atau mati.

1b. Tanda titik dua tidak digunakan jikalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pemanis yang mengakhiri pernyataan.
Misalnya:
Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Fakultas itu memiliki jurusan ekonomi umum dan jurusan ekonomi perusahaan.

2. Tanda titik dua digunakan setelah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya
a. Ketua : Ahmad Wijaya
   Sekertaris : S. Handayani
   Bendahara: B. Hartawan
b. Tempat Sidang: Ruang 104
    Pengantar Acara : Bambang S.
    Hari : Senin
    Waktu : 09.30

3. Tanda titik dua sanggup digunakan dalam teks drama setelah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
ibu: (meletakkan beberapa kopor) "Bawa kopor ini, Mir!"
Amir: "Baik, Bu," (mengangkat kopor dan masuk)
ibu: "Jangan lupa. Letakkan baik-baik!" (duduk di bangku besar)

4. Tanda titik dua digunakan (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara kepingan dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku teladan dalam karangan.
Misalnya:
Tempo, 1 (1971), 34:7
Surat Yasin: 9
Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.
Tjokronegoro, Sutomo. Tjukuplah Saudara Membina Bahasa Persatuan Kita? (Djakarta: Eresco, 1968).
Sumber http://bukueyd.blogspot.com