Segitiga Exposure: Cara Setting Mode Manual Pada Kamera – Bagi mereka yang sudah mulai tertarik atau menyukai fotografi, biasanya akan mulai mencoba mencari tau dan mempelajari banyak sekali hal gres atau hal-hal yang sifatnya lebih advance. Dengan harapan, biar mereka sanggup mengambil foto yang manis atau lebih menarik.
Salah satu hal gres yang biasanya akan mulai dipelajari oleh pemula yakni soal segitiga exposure, atau lebih ke soal bagaimana cara mencari settingan kamera yang pas ketika memakai mode manual. Karena memang, hal ini merupakan salah satu dasar fotografi yang wajib untuk dipahami sebab kedepannya ilmu yang satu ini bakal sangat membantu bagi para fotografer.
Mode manual pada kamera yakni terdiri atas 3 settingan dasar yaitu ISO, Shutter Speed dan juga Aperture, yang mana ketiga settingan dasar inilah yang disebut juga sebagai segitiga exposure sebab settingan tersebut akan menghipnotis kecerahan (alias exposure) dari foto yang kita tangkap. Hal ini berlaku untuk semua jenis kamera termasuk DSLR, mirrorless, sampai kamera hape.
Maka dari itu, segitiga exposure yakni sebuah hal yang amat sangat penting untuk dipelajari. Karena kalau tidak, kita jadi tidak mengetahui cara untuk mengambil foto dengan kecerahan yang pas, dalam arti tidak terlalu terang, atau tidak terlalu gelap.
ISO
ISO pada kamera bisa dibilang merupakan tingkat sensitifitas sensor kamera terhadap cahaya. ISO kecil (misal 50 atau 100) mengambarkan sensor bakal kurang sensitif terhadap cahaya yang diterima. ISO yang kecil bakal menghasilkan gambar yang lebih gelap.
Begitupun sebaliknya, ISO yang lebih besar bakal menciptakan sensor lebih sensitif terhadap cahaya. Hasilnya, gambar yang ditangkap bakal semakin terang.
Shutter Speed
Pada umumnya, dalam sebuah kamera akan terdapat yang namanya shutter atau rana (semacam katup) yang akan menghalangi cahaya biar tidak masuk ke dalam sensor. Ketika kita menekan tombol shutter, barulah nanti rana ini akan terbuka biar cahaya masuk dan diterima oleh sensor. Nantinya, cahaya yang diterima tersebut akan diolah sampai menjadi sebuah foto.
Nah, shutter speed yakni satuan untuk mengatur seberapa usang rana ini dibiarkan terbuka sebelum nantinya menutup kembali. Shutter speed cepat akan menghasilkan gambar yang lebih gelap, sebab akan sedikit cahaya yang dibiarkan masuk ke sensor. Sementara shutter speed yang lebih lambat akan menghasilkan gambar yang lebih jelas sebab ada banyak cahaya yang diterima oleh sensor.
Aperture
Aperture disebut juga sebagai bukaan lensa atau diafragma lensa kamera, yang mana di dalam sebuah lensa akan terdapat semacam lubang menyerupai iris pada mata (bagian hitam pada mata), yang mana lubang ini bisa diatur besar dan kecilnya untuk mengatur seberapa banyak cahaya yang akan dibiarkan masuk ke dalam sensor kamera.
Ibarat sebuah keran, semakin besar aperture yang kita gunakan, maka cahaya yang akan masuk ke sensor akan semakin deras (banyak). Hasilnya, foto yang ditangkap bakal menjadi semakin terang. Begitupun sebaliknya.
Perlu kau tau bahwa satuan aperture yakni “f/(angka)”. Semakin besar angka dibelakang “f/”, maka bukaan lensanya akan semakin kecil. Misal:
- f/2.0 = aperture besar
- f/8.0 = aperture kecil
Menyesuaikan Settingan
Kesalahan yang umumnya terjadi ketika kita gres berguru memakai mode manual pada kamera adalah, kita belum bisa untuk menyesuaikan settingan kamera dengan keadaan pencahayaan.
Beberapa dari kita mungkin pernah mencoba mengikuti settingan yang sama dari karya foto orang lain di keadaan pencahayaan yang berbeda. Sehingga hasil fotonya bisa terlalu gelap (bahkan hanya nampak blank hitam) atau terlalu jelas (bahkan hanya nampak blank putih).
Perlu kau tau bahwa “rumus” untuk mendapat settingan yang sempurna biar sanggup menghasilkan foto dengan kecerahan yang pas adalah:
KECERAHAN FOTO = Pencahayaan (dari objek yang kita bidik) + Settingan segitiga exposure
Ingat-ingat rumus itu ya! Makara kalau misal kita ingin mengambil foto di siang hari yang terik (keadaannya sudah sangat terang), maka kita harus mensetting kamera biar tidak menangkap gambar terlalu terang.
Karena kalau misal kita mensetting kamera biar menangkap gambar lebih jelas di area yang sudah sangat terang, maka hasil foto yang kita tangkap bisa terlalu cerah atau bahkan hanya akan nampak gambar blank putih. Hal ini juga berlaku sebaliknya.
Sekarang kita coba bermain dengan angka menurut rumus diatas tadi. Anggaplah kecerahan foto yang pas itu nilainya 10. Maka, kalau kita mau ambil foto di area jelas (misal nilainya 7), maka kita harus set kamera biar menangkap foto tidak terlalu jelas (misal 3).
Nah untuk memperkirakan apakah settingan kita sudah pas atau belum, memang diharapkan latihan dan pengalaman biar kita semakin terbiasa. Atau, kita juga bisa memanfaatkan fitur “metering” yang akan mengatakan “Exposure Value” (EV) yang terdapat pada kamera.
Jika EV mengatakan angka 0 (atau didekatnya), artinya kamera mendeteksi bahwa kecerahan foto sudah pas.
Sebagai tambahan, biasanya para fotografer akan memakai mode manual kalau mereka ingin mendapat efek-efek tertentu, sesuai dengan keinginan mereka. Misalnya apakah mereka ingin mendapat imbas foto dengan background blur atau bokeh, imbas foto yang nampak menyerupai freeze, atau imbas yang lainnya.
Karena memang, selain soal kecerahan, ketiga settingan mode manual ini bakal mempunyai efek-efek tertentu menyerupai yang sudah pernah mimin bahas pada posting berjudul Efek Yang Ditimbulkan Oleh Settingan ISO, Shutter Speed dan Aperture Pada Kamera.
Sementara itu, kalau ternyata kita tidak terlalu mementingkan imbas tersebut, maka sebaiknya kita cukup memakai mode auto biar tak repot mengganti settingan ini atau itu.
Oke, mungkin segini aja yang bisa mimin bagikan di posting kali ini. Kamu juga bisa melihat video prakteknya soal ini yang juga sudah mimin upload di YouTube dengan judul Cara Setting Kamera Agar Kecerahannya Pas. Semoga bermanfaat! 🙂
Sumber aciknadzirah.blogspot.com