Random post

Monday, August 28, 2017

√ Askep Jiwa Isolasi Sosial


ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL

Respons sikap individu terhadap stressor bervariasi sesuai dengan kondisi masing-masing. Salah satu respons sikap yang muncul ialah isolasi sosial yang merupakan salah satu tanda-tanda negatif pasien dengan psikotik.

Modul ini berisi panduan dalam merawat pasien dan keluarga pasien dengan duduk perkara keperawatan isolasi sosial, dengan memakai pendekatan baik secara individual maupun kelompok. Saudara sanggup mempelajari isi modul ini, mengerjakan latihan sesuai dengan panduan yang diberikan, sehingga Saudara siap menangani pasien dan keluarga pasien gangguan jiwa dengan tanda-tanda isolasi sosial yang ada. Selamat mempelajari modul ini.

A. Tujuan Pembelajaran


Setelah mempelajari modul ini diperlukan Saudara mampu:
  1. Melakukan pengkajian pada pasien isolasi sosial
  2. Menetapkan diagnosa keperawatan pasien isolasi sosial
  3. Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien dengan isolasi sosial
  4. Melakukan tindakan keperawatan kepada keluarga pasien isolasi sosial
  5. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam merawat pasien isolasi sosial
  6. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien dengan isolasi sosial

B. Pengkajian 


Isolasi sosial ialah keadaan di mana seorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak bisa berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak bisa membina korelasi yang berarti dengan orang lain.

Untuk mengkaji pasien isolasi sosial Saudara sanggup menggunakan  wawancara dan observasi kepada pasien dan keluarga. 

Tanda dan tanda-tanda isolasi sosial yang sanggup ditemukan dengan wawancara, adalah:
  • Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain
  • Pasien merasa tidak kondusif berada dengan orang lain
  • Pasien menyampaikan korelasi yang tidak berarti dengan orang lain
  • Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
  • Pasien tidak bisa berkonsentrasi dan menciptakan keputusan
  • Pasien merasa tidak berguna
  • Pasien tidak yakin sanggup melangsungkan hidup

Pertanyaan-pertanyaan berikut ini sanggup Saudara tanyakan pada waktu wawancara untuk mendapat data subyektif:
  • Bagaimana pendapat pasien terhadap orang-orang di sekitarnya (keluarga atau tetangga)?
  • Apakah pasien mempunyai sahabat dekat? Bila punya siapa sahabat dekat itu?
  • Apa yang menciptakan pasien tidak mempunyai orang yang terdekat dengannya?
  • Apa yang pasien inginkan dari orang-orang di sekitarnya?
  • Apakah ada perasaan tidak kondusif yang dialami oleh pasien?
  • Apa yang menghambat korelasi yang serasi antara pasien dengan orang sekitarnya?
  • Apakah pasien mencicipi bahwa waktu begitu usang berlalu?
  • Apakah pernah ada perasaan ragu untuk bisa melanjutkan kehidupan?
Tanda dan tanda-tanda isolasi sosial yang sanggup diobservasi:
  • Tidak mempunyai sahabat dekat
  • Menarik diri
  • Tidak komunikatif
  • Tindakan berulang dan tidak bermakna
  • Asyik dengan pikirannya sendiri
  • Tak ada kontak mata
  • Tampak sedih, afek tumpul

C. Diagnosa Keperawatan


Isolasi Sosial

D. Tindakan Keperawatan


1.Tindakan keperawatan untuk pasien. 
a. Tujuan: Setelah tindakan keperawatan, pasien mampu
1)      Membina korelasi saling percaya
2)      Menyadari penyebab isolasi sosial
3)      Berinteraksi dengan orang lain

b. Tindakan

1) Membina Hubungan Saling Percaya


Tindakan yang harus dilakukan dalam membina korelasi saling percaya, ialah :        
·         Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien
·         Berkenalan dengan pasien: perkenalkan nama dan nama panggilan  yang Saudara sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan pasien
·         Menanyakan perasaan dan keluhan pasien ketika ini
·         Buat kontrak asuhan: apa yang Saudara akan lakukan bersama pasien, berapa usang akan dikerjakan, dan tempatnya di mana
·         Jelaskan bahwa Saudara akan merahasiakan isu yang diperoleh untuk kepentingan terapi
·         Setiap ketika tunjukkan sikap tenggang rasa terhadap pasien
·         Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan

Untuk membina korelasi saling percaya pada pasien isolasi sosial adakala perlu waktu yang usang dan interaksi yang singkat dan sering, alasannya tidak gampang bagi pasien untuk percaya pada orang lain. Untuk itu Saudara sebagai perawat harus konsisten bersikap terapeutik kepada pasien. Selalu penuhi komitmen ialah salah satu upaya yang bisa dilakukan. Pendekatan yang konsisten akan membuahkan hasil. Bila pasien sudah percaya dengan Saudara agenda asuhan keperawatan lebih mungkin dilaksanakan.

2)  Membantu pasien mengenal penyebab isolasi sosial
Langkah-langkah untuk melaksanakan tindakan ini ialah sebagai berikut :
·         Menanyakan pendapat pasien wacana kebiasaan berinteraksi dengan orang lain
·         Menanyakan apa yang menjadikan pasien tidak ingin berinteraksi dengan orang lain
3) Membantu pasien mengenal laba berafiliasi dengan orang lain
         Dilakukan dengan cara mendiskusikan laba bila pasien memiliki  
         banyak sahabat dan bergaul erat dengan mereka
4) Membantu pasien mengenal kerugian tidak berhubungan
         Dilakukan dengan cara:
·   Mendiskusikan kerugian bila pasien hanya mengurung diri dan tidak bergaul dengan orang lain
·   Menjelaskan imbas isolasi sosial terhadap kesehatan fisik pasien
5). Membantu pasien untuk berinteraksi dengan orang lain secara bertahap

Saudara mustahil secara drastis mengubah kebiasaan pasien dalam berinteraksi dengan orang lain, alasannya kebiasaan tersebut telah terbentuk dalam jangka waktu yang lama. Untuk itu Saudara sanggup melatih pasien berinteraksi secara bertahap. Mungkin pasien hanya akan erat dengan Saudara pada awalnya, tetapi sesudah itu Saudara harus membiasakan pasien untuk bisa berinteraksi secara sedikit demi sedikit dengan orang-orang di sekitarnya.

Secara rinci tahapan melatih pasien berinteraksi sanggup Saudara lakukan sebagai berikut:
·            Beri kesempatan pasien mempraktekkan cara berinteraksi dengan orang lain yang dilakukan di hadapan Saudara
·            Mulailah bantu pasien berinteraksi dengan satu orang (pasien, perawat atau keluarga)
·            Bila pasien sudah memperlihatkan kemajuan, tingkatkan jumlah interaksi dengan dua, tiga, empat orang dan seterusnya.
·            Beri kebanggaan untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh pasien.
·            Siap mendengarkan mulut perasaan pasien sesudah berinteraksi dengan orang lain. Mungkin pasien akan mengungkapkan keberhasilan atau kegagalannya. Beri dorongan terus menerus semoga pasien tetap semangat meningkatkan interaksinya.

SP 1 Pasien: Membina korelasi saling percaya, membantu pasien mengenal

       penyebab isolasi sosial, membantu pasien mengenal keuntungan

       berafiliasi dan kerugian tidak berafiliasi dengan orang lain,

    dan mengajarkan pasien berkenalan  


Orientasi (Perkenalan):
“Assalammu’alaikum ”
“Saya H ……….., Saya bahagia dipanggil Ibu Her …………, Saya perawat di Ruang Mawar ini… yang akan merawat Ibu.”
“Siapa nama Ibu? Senang dipanggil siapa?”
“Apa keluhan S hari ini?” Bagaimana kalau kita bercakap-cakap wacana keluarga dan teman-teman S? Mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di ruang tamu? Mau berapa lama, S? Bagaimana kalau 15 menit”

Kerja:
(Jika pasien baru)
”Siapa saja yang tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan S? Siapa yang jarang bercakap-cakap dengan S? Apa yang menciptakan S jarang bercakap-cakap dengannya?”
(Jika pasien sudah usang dirawat)
”Apa yang S rasakan selama S dirawat disini? O.. S merasa sendirian? Siapa saja yang S kenal di ruangan ini”
 “Apa saja kegiatan yang biasa S lakukan dengan sahabat yang S kenal?”
 “Apa yang menghambat S dalam berteman atau bercakap-cakap dengan pasien yang  lain?”
 Menurut S apa saja manfaatnya kalau kita mempunyai teman ? Wah benar, ada sahabat bercakap-cakap. Apa lagi ? (sampai pasien sanggup menyebutkan beberapa) Nah kalau kerugiannya tidak mampunyai sahabat apa ya S ? Ya, apa lagi ? (sampai pasien
dapat menyebutkan beberapa) Makara banyak juga ruginya tidak punya sahabat ya. Kalau begitu inginkah S mencar ilmu bergaul dengan orang lain ?
«  Bagus. Bagaimana kalau sekarang  kita mencar ilmu berkenalan dengan orang lain”
 “Begini lho S, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan nama panggilan yang kita suka asal kita dan hobi. Contoh: Nama Saya S, bahagia dipanggil Si. Asal saya dari Bireun, hobi memasak”
“Selanjutnya S menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya begini: Nama Bapak siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya dari mana/ Hobinya apa?”
“Ayo S dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan S. Coba berkenalan dengan saya!”
“Ya manis sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali”
“Setelah S berkenalan dengan orang tersebut S bisa melanjutkan percakapan wacana hal-hal yang menyenangkan S bicarakan. Misalnya wacana cuaca, wacana hobi, wacana keluarga, pekerjaan dan sebagainya.”

Terminasi:
”Bagaimana perasaan S sesudah kita  latihan berkenalan?”
”S tadi sudah mempraktekkan cara berkenalan dengan baik sekali”
”Selanjutnya S sanggup mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama saya tidak ada. Sehingga S lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain.  S mau praktekkan ke pasien lain. Mau jam berapa mencobanya. Mari kita masukkan pada agenda kegiatan hariannya.”
”Besok pagi jam 10 saya akan tiba kesini  untuk mengajak S berkenalan dengan sahabat saya, perawat N. Bagaimana, S mau kan?”
”Baiklah, hingga jumpa. Assalamu’alaiku


SP 2 Pasien : Mengajarkan pasien berinteraksi secara bertahap  
                      (berkenalan dengan orang pertama -seorang perawat-)

Orientasi :
“Assalammualaikum S! ”
“Bagaimana perasaan S hari ini?
« Sudah dingat-ingat lagi pelajaran kita tetang berkenalan »Coba sebutkan lagi sambil bersalaman dengan Suster ! »
« Bagus sekali, S masih ingat. Nah  seperti komitmen saya, saya akan mengajak S mencoba berkenalan  dengan sahabat saya perawat N. Tidak usang kok, sekitar 10 menit »
« Ayo kita temui perawat N disana »

Kerja :
( Bersama-sama S saudara mendekati perawat N)
« Selamat pagi perawat N, ini  ingin berkenalan dengan N »
« Baiklah S, S bisa berkenalan dengan perawat N menyerupai yang kita praktekkan kemarin « 
(pasien mendemontrasikan cara berkenalan dengan perawat N : memberi salam, menyebutkan nama, menanyakan nama perawat, dan seterusnya)
« Ada lagi yang S ingin tanyakan kepada perawat N . coba tanyakan wacana keluarga perawat N »
« Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, S bisa sudahi perkenalan ini. Lalu S bisa buat komitmen bertemu lagi dengan perawat N, misalnya  jam 1 siang nanti »
« Baiklah perawat N, alasannya S sudah tamat berkenalan, saya  dan S akan kembali ke ruangan S. Selamat pagi »
(Bersama-sama pasien saudara meninggalkan perawat N untuk melaksanakan terminasi dengan S di kawasan lain)

Terminasi:
 “Bagaimana perasaan S sesudah berkenalan dengan perawat N”
”S tampak bagus  sekali ketika berkenalan tadi” 
”Pertahankan terus  apa yang sudah S lakukan tadi. Jangan lupa untuk menanyakan topik lain supaya perkenalan berjalan lancar. Misalnya menanyakan keluarga, hobi, dan sebagainya. Bagaimana, mau coba dengan perawat lain. Mari kita masukkan pada jadwalnya. Mau berapa kali sehari? Bagaimana kalau 2 kali. Baik nanti S coba sendiri. Besok kita latihan lagi ya, mau jam berapa? Jam 10? Sampai besok.”








SP 3 Pasien : Melatih Pasien Berinteraksi Secara Bertahap (berkenalan dengan orang kedua-seorang pasien)



Orientasi:
“Assalammu’alaikum S! Bagaimana perasaan hari ini?
”Apakah S bercakap-cakap dengan perawat N kemarin siang”
(jika tanggapan pasien: ya, saudara bisa lanjutkan komunikasi berikutnya orang lain
 ”Bagaimana perasaan S sesudah bercakap-cakap dengan perawat N kemarin siang”
”Bagus sekali S menjadi bahagia alasannya punya sahabat lagi”
”Kalau begitu S ingin punya banyak sahabat lagi?”
”Bagaimana kalau kini kita berkenalan lagi dengan orang lain, yaitu pasien O”
”seperti biasa kira-kira 10 menit”
”Mari kita temui beliau di ruang makan”

Kerja:
( Bersama-sama S saudara mendekati pasien )
« Selamat pagi , ini ada pasien saya yang ingin berkenalan. »
« Baiklah S, S kini bisa berkenalan dengannya menyerupai yang telah S lakukan sebelumnya. » 
(pasien mendemontrasikan cara berkenalan: memberi salam, menyebutkan nama, nama panggilan, asal dan hobi dan menanyakan hal yang sama). »
« Ada lagi yang S ingin tanyakan kepada O»
« Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, S bisa sudahi perkenalan ini. Lalu S bisa buat komitmen bertemu lagi, contohnya bertemu lagi jam 4 sore nanti »
(S menciptakan komitmen untuk bertemu kembali dengan O)
« Baiklah O, alasannya S sudah tamat berkenalan, saya  dan S akan kembali ke ruangan S. Selamat pagi »
(Bersama-sama pasien saudara meninggalkan perawat O untuk melaksanakan terminasi dengan S di kawasan lain)

Terminasi:
 “Bagaimana perasaan S sesudah berkenalan dengan O”
”Dibandingkan kemarin pagi, N tampak lebih baik ketika berkenalan dengan O”  ”pertahankan apa yang sudah S lakukan tadi. Jangan lupa untuk bertemu kembali dengan O  jam 4 sore nanti”
”Selanjutnya, bagaimana bila kegiatan  berkenalan dan bercakap-cakap dengan orang lain kita tambahkan lagi di agenda harian. Makara satu hari S sanggup berbincang-bincang dengan orang lain sebanyak tiga kali, jam 10 pagi, jam 1 siang dan jam 8 malam, S bisa bertemu dengan N, dan tambah dengan pasien yang gres dikenal. Selanjutnya S bisa berkenalan dengan orang lain lagi secara bertahap.    Bagaimana S, oke kan?”
”Baiklah, besok kita ketemu lagi untuk membicarakan pengalaman S. Pada jam yang sama dan kawasan yang sama ya. Sampai besok.. Assalamu’alaikum”






2. Tindakan Keperawatan untuk Keluarga

a. Tujuan: sesudah tindakan keperawatan keluarga bisa merawat pasien isolasi  sosial

b. Tindakan: Melatih Keluarga Merawat Pasien Isolasi sosial


Keluarga merupakan sistem pendukung utama bagi pasien untuk sanggup membantu pasien mengatasi duduk perkara isolasi sosial ini, alasannya keluargalah yang selalu bersama-sama dengan pasien sepanjang hari.

Tahapan melatih keluarga semoga bisa merawat pasien isolasi sosial di rumah meliputi:
1) Mendiskusikan duduk perkara yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien.
2) Menjelaskan tentang:
  • Masalah isolasi sosial dan dampaknya pada pasien.
  • Penyebab isolasi sosial.
  • Cara-cara merawat pasien dengan isolasi sosial, antara lain:
-          Membina korelasi saling percaya dengan pasien dengan cara bersikap peduli dan tidak ingkar janji.
-          Memberikan semangat dan dorongan kepada pasien untuk bisa melaksanakan kegiatan bersama-sama dengan orang lain yaitu dengan tidak mencela kondisi pasien dan memperlihatkan kebanggaan yang wajar.
-          Tidak membiarkan pasien sendiri di rumah.
-          Membuat planning atau agenda bercakap-cakap dengan pasien.
3) Memperagakan cara merawat pasien dengan isolasi sosial
4)      Membantu keluarga mempraktekkan cara merawat yang telah dipelajari, mendiskusikan yang dihadapi.
5)      Menyusun perencanaan pulang bersama keluarga


SP 1 Keluarga :   Memberikan penyuluhan kepada keluarga wacana duduk perkara isolasi   sosial, penyebab isolasi sosial, dan cara merawat pasien dengan  isolasi sosial    

      Peragakan kepada pasangan saudara komunikasi dibawah ini

Orientasi:
“Assalamu’alaikum  Pak”
”Perkenalkan saya perawat H, saya yang merawat, anak bapak, S, di ruang Mawar ini”
”Nama Bapak siapa? Senang dipanggil apa?”
” Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Bagaimana keadaan anak S sekarang?”
“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang wacana duduk perkara anak Bapak dan cara perawatannya”
 ”Kita diskusi di sini saja ya? Berapa usang Bapak punya waktu? Bagaimana kalau setengah  jam?”
Kerja:
”Apa duduk perkara yang Bp/Ibu hadapi dalam merawat S? Apa yang sudah dilakukan?”
“Masalah yang dialami oleh anak S disebut isolasi sosial. Ini ialah salah satu tanda-tanda penyakit yang juga dialami oleh pasien-pasien gangguan jiwa yang lain”.
” Tanda-tandanya antara lain tidak mau bergaul dengan orang lain, mengurung diri, kalaupun berbicara hanya sebentar dengan wajah menunduk”
”Biasanya duduk perkara ini muncul alasannya mempunyai pengalaman yang mengecewakan   ketika berafiliasi dengan orang lain, menyerupai sering ditolak, tidak dihargai atau berpisah dengan orang–orang terdekat”
“Apabila duduk perkara isolasi sosial ini tidak diatasi maka seseorang  bisa mengalami halusinasi, yaitu mendengar bunyi atau melihat bayangan yang bahu-membahu tidak ada.”
“Untuk menghadapi keadaan yang demikian Bapak dan anggota keluarga lainnya harus sabar menghadapi S. Dan untuk merawat S, keluarga perlu melaksanakan beberapa hal. Pertama keluarga harus membina korelasi saling percaya dengan S  yang caranya ialah bersikap peduli dengan S  dan jangan ingkar janji. Kedua, keluarga perlu memperlihatkan semangat dan dorongan kepada S untuk bisa melaksanakan kegiatan bersama-sama dengan orang lain. Berilah kebanggaan yang masuk akal dan jangan mencela kondisi pasien.”
« Selanjutnya jangan biarkan S sendiri. Buat planning atau agenda bercakap-cakap dengan S. Misalnya sholat bersama, makan bersama, rekreasi bersama, melaksanakan kegiatan rumah tangga bersama. 
”Nah bagaimana kalau kini kita latihan untuk melaksanakan semua cara itu”
” Begini pola komunikasinya, Pak:  S, bapak lihat kini kau sudah bisa  bercakap-cakap dengan orang lain.Perbincangannya juga tidak mengecewakan lama. Bapak bahagia sekali melihat perkembangan kamu, Nak. Coba kau bincang-bincang dengan saudara yang lain. Lalu bagaimana kalau mulai kini kau sholat berjamaah. Kalau di rumah sakit ini, kau sholat di mana? Kalau nanti di rumah, kau sholat bersana-sama keluarga atau di mushola kampung. Bagiamana S, kau mau coba kan, nak ?”
”Nah coba kini Bapak peragakan cara komunikasi menyerupai yang saya contohkan”
”Bagus, Pak. Bapak telah memperagakan dengan baik sekali”
”Sampai sini ada yang ditanyakan Pak”

Terminasi:
“Baiklah waktunya  sudah habis. Bagaimana perasaan Bapak sesudah kita latihan tadi?”
“Coba Bapak  ulangi lagi apa yang dimaksud dengan isolasi sosial dan tanda-tanda orang yang mengalami isolasi sosial »
« Selanjutnya bisa Bapak sebutkan kembali cara-cara merawat anak bapak yang mengalami duduk perkara isolasi sosial »  
« Bagus sekali Pak, Bapak bisa menyebutkan kembali cara-cara perawatan tersebut »
«Nanti kalau ketemu S coba Bp/Ibu lakukan. Dan tolong ceritakan kepada semua keluarga semoga mereka juga melaksanakan hal yang sama. »
«  Bagaimana kalau kita betemu tiga hari lagi untuk latihan eksklusif kepada S ? »
« Kita ketemu disini saja ya Pak, pada jam yang sama »
« Assalamu’alaikum »




 

SP 2 Keluarga : Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan  duduk perkara isolasi sosial eksklusif dihadapan pasien


Orientasi:
“Assalamu’alaikum Pak/Bu”
” Bagaimana perasaan Bpk/Ibu hari ini?”
”Bapak masih ingat latihan merawat anak Bapak menyerupai yang kita pelajari  berberapa hari yang lalu?”
“Mari praktekkan eksklusif ke S! Berapa usang waktu Bapak/Ibu Baik kita akan coba 30 menit.” 
”Sekarang mari kita temui S” 

Kerja:
”Assalamu’alaikum S. Bagaimana perasaan S hari ini?”
”Bpk/Ibu S tiba besuk. Beri salam! Bagus. Tolong S tunjukkan agenda kegiatannya!”
 (kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut)
”Nah Pak, kini Bapak bisa mempraktekkan apa yang sudah kita latihkan beberapa hari lalu”
(Saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien menyerupai yang telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).
”Bagaimana  perasaan S sesudah berbincang-bincang dengan Orang renta S?”
”Baiklah,  kini saya dan orang renta ke ruang perawat dulu”
 (Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melaksanakan terminasi dengan keluarga)

Terminasi:
“ Bagaimana perasaan Bapak/Ibu  sesudah kita latihan tadi? Bapak/Ibu sudah bagus.”
« «Mulai kini Bapak sudah bisa melaksanakan cara merawat tadi kepada S »
« Tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak melaksanakan cara merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama menyerupai sekarang  Pak »
« Assalamu’alaikum »


     SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga


Orientasi:
“Assalamu’alaikum Pak/Bu”
”Karena besok S sudah boleh pulang, maka perlu kita bicarakan perawatan di rumah.”
”Bagaimana kalau kita membicarakan agenda S tersebut disini saja”
”Berapa usang kita bisa bicara? Bagaimana kalau 30 menit?”

Kerja:
”Bpk/Ibu, ini agenda S selama di rumah sakit. Coba dilihat, mungkinkah dilanjutkan di rumah? Di rumah Bpk/Ibu yang menggantikan perawat. Lanjutkan agenda ini di rumah, baik agenda kegiatan  maupun agenda minum obatnya”
”Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut ialah sikap yang ditampilkan oleh anak Bapak selama di rumah. Misalnya kalau S terus menerus tidak mau bergaul dengan orang lain, menolak minum obat atau memperlihatkan sikap membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi perawat K di puskemas Indara Puri, Puskesmas terdekat dari rumah Bapak, ini nomor telepon puskesmasnya: (0651) 554xxx
”Selanjutnya perawat K tersebut yang akan memantau perkembangan S selama di rumah

Terminasi:
”Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas? Ini agenda kegiatan harian S untuk dibawa pulang. Ini surat acuan untuk perawat K di PKM Inderapuri. Jangan lupa kontrol ke PKM sebelum obat habis atau ada tanda-tanda yang tampak. Silakan selesaikan administrasinya!”

E. Evaluasi

1.Kemampuan pasien dan keluarga


PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA
PASIEN DENGAN MASALAH ISOLASI SOSIAL

Nama pasien : .................
Ruangan    : ...................
Nama perawat:...................
Petunjuk pengisian:
1.      Berilah tanda (V) bila pasien dan keluarga bisa melaksanakan kemampuan di bawah ini.
2.      Tuliskan tanggal setiap dilakukan supervisi


No

Kemampuan
Tanggal




A
Pasien
1
Menyebutkan penyebab isolasi sosial 




2
Menyebutkan laba berinteraksi dengan orang lain 




3
Menyebutkan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain




4
Berkenalan dengan satu orang




5
Berkenalan dengan dua orang atau  lebih 




6
Memiliki agenda kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian




7
Melakukan perbincangan dengan orang lain sesuai agenda harian   




B
Keluarga
1
Menyebutkan pengertian, penyebab, tanda  dan tanda-tanda isolasi sosial




2
Menyebutkan cara-cara merawat pasien dengan isolasi sosial 




3
Mendemonstrasikan cara merawat pasien dengan isolasi sosial




4
Menyebutkan kawasan acuan yang sesuai  untuk pasien isolasi sosial








2.Kemamapuan perawat
PENILAIAN KEMAMPUAN PERAWAT
DALAM MERAWAT PASIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL
Nama pasien : .................
Ruangan       : ...................
Nama perawat:...................
Petunjuk pengisian:
Penilaian tindakan keperawatan untuk setiap SP dengan memakai instrumen penilaian kinerja (No 04.01.01).
Nilai tiap penilaian kinerja masukkan ke tabel pada baris nilai SP.

No

Kemampuan
Tanggal







A
Pasien

SP I p







1
Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial  pasien







2
Berdiskusi dengan pasien wacana laba berinteraksi dengan orang lain 







3
Berdiskusi dengan pasien tentang  kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain







4
Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang







5
Menganjurkan  pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian








Nilai SP I p








SP II p







1
Mengevaluasi agenda kegiatan harian pasien







2
Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara berkenalan dengan satu orang    







3
Membantu pasien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian








Nilai SP II p








SP III p







1
Mengevaluasi agenda kegiatan harian pasien







2
Memberikan kesempatan kepada  berkenalan dengan dua orang atau lebih     







3
Menganjurkan pasien memasukkan dalam agenda kegiatan harian








Nilai SP III p







B
Keluarga

SP I k







1
Mendiskusikan duduk perkara yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien







2
Menjelaskan pengertian, tanda dan tanda-tanda isolasi sosial yang dialami pasien beserta proses terjadinya







3
Menjelaskan cara-cara merawat pasien isolasi sosial








Nilai SP I k








SP II k







1
Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan isolasi sosial







2
Melatih keluarga melaksanakan cara merawat eksklusif kepada pasien isolasi sosial








Nilai SP II k








SP III







1
Membantu keluarga menciptakan jadual kegiatan di rumah termasuk minum obat  (discharge planning)







2
Menjelaskan  follow up pasien sesudah pulang








Nilai SP III k








Total nilai : SP p + SP k


Rata-rata





F. Dokumentasi Asuhan Keperawatan


Dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan pada setiap tahap proses keperawatan yang mencakup dokumentasi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi tindakan keperawatan, dan evaluasi.

1. Pedoman Pengkajian Isolasi sosial


3. Hubungan Sosial
  1. Orang yang berarti bagi pasien:

  1. Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat:

  1. Hambatan berafiliasi dengan orang lain:


Masalah keperawatan: --------------------------------------------------------------



G.  Terapi Aktivitas Kelompok

     Terapi kegiatan kelompok yang sanggup dilakukan untuk pasien dengan isolasi sosial  adalah:
1.  TAK sosialisasi yang terdiri dari tujuh sesi yaitu:
a. Sesi 1: Kemampuan memperkenalkan diri
b. Sesi 2: Kemampuan berkenalan
c. Sesi 3: Kemampuan bercakap-cakap
d. Sesi 4: Kemampuan bercakap-cakap topik tertentu
e. Sesi 5: Kemampuan bercakap-cakap duduk perkara pribadi
f.  Sesi 6: Kemampuan bekerjasama
g. Sesi 7: Evaluasi kemampuan sosialisasi

Panduan secara lengkap untuk melaksanakan TAK tersebut di atas dan format evaluasinya sanggup dilihat pada Buku Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok

H. Pertemuan Kelompok Keluarga

Asuhan keperawatan untuk kelompok keluarga ini sanggup diberikan dengan m,elaksanakan pertemuan keluarga baik dalam bentuk kelompok kecil dan kelompok besar. Lebih rinci panduan pertemuan keluarga ini sanggup dilihat di modul lain. Demikian juga dengan format penilaian untuk pasien dan perawat akan ditampilkan di modul khusus yang membahas pertemuan keluarga.



Sumber http://macrofag.blogspot.com