Random post

Tuesday, August 29, 2017

√ Askep Pembiasaan Fisiologi Dan Psikologi Intranatal


BAB I  PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Proses persalinan merupakan dikala yang paling menegangkan dan mencemaskan bagi wanita, apalagi jikalau persalinan tersebut merupakan persalinan pertamanya. Saat mengetahui dirinya hamil ibu harus menyesuaikan diri dengan aneka macam perubahan, mulai dari perubahan fisik hingga perubahan psikologis yang sanggup mensugesti emosinya. Setelah dihadapkan dengan perubahan-perubahan dikala hamil kini ibu mulai dihadapkan dengan proses persalinannya, dan pastilah bagi para calon ibu yang gres pertama kali hamil mereka belum mengetahui apa yang harus dilakukan dikala persalinan terjadi nanti, mulai dari bagaimana cara mengejan yang baik dan aneka macam kecemasan lain yang akan dihadapinya nanti. Persalinan pada primigravida ialah persalinan yang terjadi pada perempuan yang gres pertama kali hamil (Endjun, 2004).
Pemahaman yang mendalam wacana pembiasaan ibu selama masa hamil akan membantu perawat mengantisipasi dan memperbaharui kebutuhan perempuan selama brsalin.  Perubahan lebih lanjut terjadi seiring  kemajuan tahap bersalin perempuan itu. Bagaimana sistem tubuh menyesuaikan diri terhadap proses persalinan, mengakibatkan gejala, baik yang bersifat objektif maupun subjektif.
B.     Tujuan
1.      Tujuan umum
Tujuan umum dari makalah ini ialah semoga perawat sanggup memahami perubahan fisiologis dan psikologis pada ibu pasien intranatal.
2.      Tujuan khusus
Dan tujuan khususnya ialah semoga para pembaca mengetahui wacana pengertian, bentuk persalinan, tanda-tanda sebelum persalinan, tanda-tanda inpartu, factor yang mensugesti persalinan, pembiasaan fisiologi dan psikologi persalinan< dan proses persalinan .

BAB II. PEMBAHASAN
                         
A.    Pengertian persalinan
Persalinan ialah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu. (UNPAD, 1983 : 221).
Persalinan ialah proses keluarnya bayi dari uterus kedunia luar pada dikala kelahiran (Hamilton, 1995 : 125).
Persalinan ialah proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan membrane dari dalam rahim melalui jalan lahir.
Persalinan ialah pengeluaran bayi disusul dengan plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
Persalinan ialah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan ari) yang telah cukup bulan dan sanggup hidup diluar kandungan melalui jalan lahir dengan derma ataupun tanpa bantuan.
Jadi, persalinan ialah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau sanggup hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan derma atau tanpa derma (kekuatan sendiri).
Persalinan dan kelahiran normal ialah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir impulsif dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin.
B.     Bentuk – bentuk persalinan
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, ada 3 bentuk persalinan, yaitu :
1.      Persalinan spontan
Persalinan berlangsung dengan kekuatan sendiri dan melalui jalan lahir.
2.      Persalinan buatan
Proses persalinan berlangsung dengan derma tenaga dari luar
3.      Persalinan anjuran
Proses persalinan didahului tindakan pemecahan ketuban , pemberian Pitocin/prostaglin. Induksi persalinan mekanis memakai laminaria stiff, persalinan dengan tindakan operasi.
C.     Tanda-tanda sebelum persalinan
1.      Tanda persalinan sedah dekat
a)      Terjadi lightening
Menjelang ahad ke 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri lantaran kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan oleh kontraksi Braxton hicks, ketegangan dinding perut, dan gaya berat janin dimana kepala kearah bawah.
Masuknya kepala bayi ke pintu atas panggul dirasakan ibu hamil yaitu terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang, dibagian bawah terasa sesak, terjadi kesulitan dikala berjalan, sering miksi (buang air kecil).
b)      Terjadinya HIS permulaan
Pada dikala hamil muda sering terjai kontraksi Braxton hicks dikemukakan sebagai keluhan lantaran dirasakan sakit dan mengganggu, terjadi lantaran perubahan keseimbangan estrogen, progesterone dan memperlihatkan kesempatan rangsangan oksitoksin.
Dengan makin bau tanah hamil, pengeluaran estrogen dan progesterone makin berkurang sehingga oksitosin sanggup mengakibatkan kontraksi yang lebih sering sebagai his palsu.
Sifat his permulaan (his palsu) :
o   Rasa nyeri ringan di cuilan bawah
o   Datangnya tidak teratur
o   Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
o   Durasinya pendek
o   Tidak bertambah bila beraktivitas
c)      Dua ahad sebelumnya uterus akan tampak menurun lantaran janin masuk ke pintu atas panggul.
d)     Ibu hamil mengeluh backache lantaran tertekannya sakroiliaka yang berafiliasi dengan tulang pelvis.
e)      Nyeri akan lebih kuat, frekuensi sering, uterus berkontraksi.
f)       Perut akan kelihatan lebih melebar dan fundus uteri turun.
g)      Mukosa v@gin@ banyak yang keluar kecoklatan dan bercampur darah serta lendir.
h)      Servik lebih lunak untuk jalan lahir membran dan sanggup ruptur spontan.

D.    Tanda-tanda inpartus
1.      Terjadinya his persalinan, his persalinan mempunyai sifat :
o   Pinggang terasa sakit yang menjalar kebagian depan
o   Sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar.
o   Mempunyai dampak terhadap perubahan serviks
o   Makin beraktivitas makin (jalan) kekuatan makin bertambah
2.      Pengeluaran lendir dan darah (pembawa tanda), dengan his persalinan terjadi perubahan pada serviks yang mengakibatkan :
o   Pendataran dan pembukaan
o   Pembukaan mengakibatkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis lepas
o   Terjadi perdarahan lantaran pembuluh darah pecah
3.      Pengeluaran cairan :
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang mengakibatkan pengeluaran cairan. Sebagian ketuban gres pecah menjelang pembukaan lengkap. Kadang- kadang ketuban pecah dengan sendirinya. Dengan pecahnya ketuban diperlukan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.
4.      Pada investigasi dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
E.     Faktor-faktor yang mensugesti persalinan
1.      Passage ; panggul
Tulang panggul terdiri dari sepasang tulang innominata (ilium,iskium,pubis), sakrum dan koksigis. Bidang panggul : PAP, bidang tengah panggul dan pintu bawah panggul.
2.      Passenger ; fetus
a)      Berat janin, ukuran kepala janin,  tapsiran berat janin TFU (cm) - 12 x 155
b)      Letak, presentasi, posisi, dan sikap janin
Letak yaitu korelasi sumbu panjang ibu dengan sumbu panjang janin, dimana janinnya bisa melintang atau memanjang. Presentasi yaitu cuilan terendah janin yang berada di pap; kepala, bokong, bahu, muka. Posisi yaitu korelasi presentasi dengan kanan kiri ibu.
Presentasi ialah cuilan yang pertama kali masuk PAP
Presentasi janin : kepala (96,8%), bokong (2,7%), pundak (0,3%), muka (0,5%), dahi (0,01%).
Factor yang mensugesti presentasi ialah letak janin, sikap janin, ekstensi/fleksi kepala janin.
c)      Station yaitu turunnya cuilan terendah janin di pap
d)     Sinclitismus dan asynclitismus (persentasi janin dalam persalinan)
e)      Moulage
Kemampuan tulang menyesuaikan diri terhadap diameter panggul ibu
Bentuk kepala akan normal kembali 3 hari pasca lahir
Nilai :
o   0   : Sutura sagitalis saling menjauh
o   +1 : Sutura sagitalis saling mendekat
o   +2 : Sutura sagitalis saling bertumpang tindih ringan
o   +3 : Sutura sagitalis saling bertumpang tindih berat
3. Power ; kontraksi uterus
a)      Teori mulainya persalinan
b)      Kontraksi uterus, karakteristik, durasi, intensitas, frekuensi
c)      Perubahan uterus selama persalinan, perkembangan semen, pembukaan dan penipisan serviks.
4. Psikologi
a)      Persalinan sebagai bahaya terhadap keamanan
b)      Persalinan sebagai bahaya pada self-image
c)      Medikasi persalinan
d)     Nyeri persalinan dan kelahiran
e)      Mekanisme persalinan
Mekanisme persalinan merupakan proses pembiasaan cuilan kepala janin terhadap segmen panggul, proses pembiasaan tersebut mencakup :
1)      Engagement
Merupakan prosedur yang biasanya dimulai dari pintu atas panggul dimana ubub-ubun kecil terletak di sebelah kiri depan/di sebelah kanan depan, kiri dan kanan menurut ukuran seseorang dari PAP bila digambarkan sebagai berikut :
o   Ukuran pintu atas panggul 10-11 cm
o   Ukuran melintang pintu atas panggul 12-18 cm
o   Ukuran seorang pintu atas panggul 11- 12
2)      Descent (turunnya kepala)
Penurunan kepala ini terjadi lantaran 4 hal, yaitu :
o   Tekanan cairan amnion
o   Tekanan pribadi fundus uteri
o   Kontraksi diafragma dan otot perut
o   Ekstensi dan pelurusan tubuh janin akhir kontraksi uterus
3)      Fleksi
Majunya kepala ? kepala menerima tahanan dari serviks, dinding panggul atau dasar panggul.
4)      Putaran paksi dalam
o   Bagian terendah memutar ke depan ke bawah simpisis
o   Usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir
o   Terjadinya bersamaan dengan majunya kepala
o   Rotasi muka-belakang secara lengkap terjadi sesudah kepala di dasar panggul
5)      Ekstensi
o   Defleksi kepala ? SBR mengarah kedepan dan atas
o   Dua kekuatan pada kepala :Mendesak ke bawah dan Tahanan dasar panggul menolak ke atas
o   Setelah sub oksiput tertahan pada pinggir bawah simpisis sebagai hipomoclion ? lahir lewat perineum = oksiput, muka, dan dagu
6)      Putaran paksi lahir
o   Setelah kepala lahir ? kepala memutar kembali ke arah punggung anak
o   Ukuran pundak ? muka, bahu
7)      Ekspulsi
Bahu depan di bawah simpisis ?sebagai hipomoclion ? lahir pundak belakang ? pundak depan ? badan.
F.      Adaptasi fisiologis persalinan
1.      Adaptasi janin :
a.       Denyut jantung janin
Pemantauan djj memberi informasi yang sanggup mendapatkan amanah dan sanggup dipakai untuk memprediksi keadaan janin yang berkaitan dengan oksigenasi,djj rata-rata pada aterm ialah 140 denyut / menit,batas normalnya ialah 110 hingga 160 denyut / menit. Pada kehamilan yang lebih muda djj lebih tinggi dengan nilai rata-rata 160 denyut / menit.
b.      Sirkulasi darah janin
Sirkulasi darah janin sanggup dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya ialah posisi ibu, kontraksi uterus, tekanan darah dan anutan darah tali pusat, kebanyakan apabila janin yang sehat bisa mengompensasi stres ini, biasanya anutan darah tali sentra tidak terganggu oleh kontraksi uterus atau posisi janin.
c.       Pernafasan dan gerakan janin
Pada waktu persalinan perv@gin@m 7 hingga 42 ml air ketuban diperas keluar dari paru-paru, tekanan oksigen janin menurun, tekanan karbondioksida arteri meningkat, gerakan janin masih sama ibarat masa kehamilan tetapi akan menurun sesudah ketuban pecah.
2.       Adaptasi ibu :
a.       Perubahan kardiovaskuler
Perawat sanggup mengantisipasi perubahan tekanan darah. Ada beberapa faktor yang mengubah tekanan darah ibu. Aliran darah, yang menurun pada arteri uterus akhir kontraksi, diarahkan kembali ke pembuluh darah perifer. Timbul tahanan perifer, tekanan darah meningkat, dan frekuensi denyut nadi melambat. Pada tahap pertama persalinan, kontraksi uterus meningkatkan tekanan sistolik hingga sekitar 10 mmHg. Oleh lantaran itu pemeriksan tekanan darah diantara kontraksi memberi data yang lebih akurat. Pada tahap kedua, kontraksi sanggup mengingkatkan tekanan sistolik hingga 30 mmHg dan tekanan diastolik hingga 25 mmHg. Akan tetapi, baik tekanan sistolik maupun diastolik akan tetap sedikit meningkat diantara kontraksi. Wanita yang memang mempunyai risiko hipertensi kini resikonya meningkat untuk mengalami komplikasi, ibarat perdarahan otak.
Wanita harus tahu bahwa ia dihentikan melaksanakan manuver Valsava (menahan nafas dan menegangkan otot abdomen) untuk mendorong selama tahap kedua. Aktivitas ini meningkatkan tekanan intratoraks, mengurangi anutan balik vena, dan meningkatkan tekanan vena. Curah jantung dan tekanan darah meningkat, sedangkan nadi melambat untuk sementara. Selama perempuan melaksanakan manuver Valsava, janin sanggup mengalami hipoksia. Proses ini pulih kembali dikala perempuan menarik nafas.
Hipotensi supine terjadi dikala vena kava asenden dan aorta desenden tertekan. Ibu mempunyai resiko lebih tinggi untuk mengalami hipotensi supine, jikalau pembesaran uterus berlebihan akhir kehamilan kembar, hidramnion, obesitas , atau kehilangan cairan tubuh dan hipovolemia. Selain itu, rasa cemas dan nyeri serta penggunaan analgesik dan anestetik sanggup mengakibatkan hipotensi.
Sel darah putih (SDP) meningkat, seringkali hingga = 25.000/mm3. Meskipun prosedur yang mengakibatkan jumlah SDP meningkat masih belum diketahui, tetapi diduga hal itu terjadi akhir stres fisik atau emosi atau stress berat jaringan. Persalinan sangat melelahkan. Melakukan latihan fisik saja sanggup meningkatkan jumlah SDP.
Terjadi beberapa perubahan pembuluh darah perifer, kemungkinan sebagai respons terhadap dilatasi serviks atau kompresi pembuluh darah ibu oleh janin yang melalui jalan lahir. Pipi menjadi merah, kaki panas atau dingin, dan terjadi prolaps hemoroid.
b.      Perubahan pernafasan
Sistem pernafasan juga beradaptasi. Peningkatan kegiatan fisik dan peningkatan pemakaian oksigen terlihat dari peningkatan frekuensi pernafasan. Hiperventilasi sanggup mengakibatkan alkalosis respiratorik (pH meningkat), hipoksia dan hipokapnea (karbon dioksida menurun). Pada tahap kedua persalinan, jikalau perempuan tidak diberi obat-obatan, maka ia akan mengonsumsi oksigen hampir dua kali lipat. Kecemasan juga meningkatkan pemakaian oksigen.
c.       Perubahan pada ginjal
Pada trimester kedua, kandung kemih menjadi organ abdomen. Apabila terisi, kandung kemih sanggup teraba diatas simfisis pubis. Selama persalinan, perempuan sanggup menglami kesulitan utnk berkemih secara impulsif akhir aneka macam alasan., edema jaringan akhir tekanan cuilan presentasi, rasa tidak  nyaman, sedasi dan rasa malu. Proteinuria +1 sanggup dikatakan normal dan hasil ini merupakan respons rusaknya jaringan otot akhir kerja fisik selama persalinan.
d.      Perubahan integumen
Adaptasi sistem integumen terperinci terlihat khususnya pada daya distensibilitas kawasan introitus v@gin@ (muara v@gin@). Tingkat distensibilitas ini berbeda-beda pada setiap individu. Meskipun kawasan itu sanggup meregang, namun sanggup terjadi robekan-robekan kecil pada kulit sekitar introitus v@gin@ seklipun tidak dilakukan episiotomi atau tidak terjadi laserasi.
e.       Perubahan muskuloskeletal
Sistem muskuloskletal mengalami stres selama persalinan. Diaforesis, keletihan, proteinuria (+1), dan kemungkinan peningkatan suhu menyertai peningkatan kegiatan otot yang menyolok. Nyeri punggung dan nyeri sendi (tidak berkaitan dengan posisi janin) terjadi sebagai akhir semakin renggangnya sendi pada masa aterm. Proses persalinan itu sendiri dan gerakan jari-jari kaki sanggup mengakibatkan kram tungkai.
f.       Perubahan neurologi
Sistem neurologi memperlihatkan bahwa timbul stres dan rasa tidak nyaman selama persalinan. Perubahan sensoris terjadi dikala perempuan masuk ke tahap pertama persalinan dan dikala masuk ke setiap tahap berikutnya. Mula-mula ia mungkin mearasa euforia. Euforia menciptakan perempuan menjadi serius dan kemudian mengalami amnesia diantara traksi selama tahap kedua. Akhirnya, perempuan merasa sangat bahagia atau merasa letih sesudah melahirkan. Endorfin endogen (senyawa ibarat morfin yang diproduksi tubuh secara alami) meningkatkan ambang nyeri dan mengakibatkan sedasi. Selain itu, anestesia fisiologis jaringan perineum, yang ditimbulkan tekanan cuilan presentasi, menurunkan persepsi nyeri.
g.      Perubahan pencernaan
Persalinan mensugesti sistem saluran cerna wanita. Bibir dan verbal sanggup menjadi kering akhir perempuan bernafas melalui mulut, dehidrasi, dan sebagai respons emosi terhadap persalianan. Selama persalinan, motilitas dan penyerapan saluran cerna menurun dan waktu pengosongan lambung menjadi lambat. Wanita seringkali merasa mual dan memuntahkan makanan yang belum dicerna sesudah bersalin. Mual dan sendawa juga terjadi sebagai respons refleks terhadap dilatasi serviks lengkap. Ibu sanggup mengalami diare pada awal persalinan. Perawat sanggup meraba tinja tinja yang keras atau tertahan pada rektum.
h.      Perubahan endokrin
Sistem endokrin aktif selama persalinan. Awitan persalinan sanggup diakibatkan oleh penurunan kadar progesteron dan peningkatan kadar estrogen, prostaglandin dan oksitosin. Metabolisme meningkat dan kadar glukosa darah sanggup menurun akhir proses persalinan.
G.    Proses persalinan
Pada persalinan normal, persalinan dibagi menjadi 4 kala :
1.      Kala I ; kala pembukaan serviks.
a.       Adaptasi Fisiologis
o   Kantraksi uterus sedang terjadi setiap 2,5-5 menit dan berlangsung 30-45 detik.
o   Pembukaan serviks kira-kira 4-7 cm
o   Terdapat “bloody show” dalam jumlah yang sedang
o   Bayi turun 1-2 cm di bawah spina iliaca
b.      Adaptasi psikologis
o   Pada kala I fase aktif, klien akan tampak lebih serius, dan terhanyut pada proses persalinan
o   Ketakutan pada klien wacana kemampuan mengendalikan pernafasan dan atau melaksanakan tekhnik relaksasi.
Proses pembukaan ialah semenjak persalinan hingga pada pembukaan serviks lengkap pada primigravida 7-8 jam, terdiri dari 2 fase, yaitu :
a)      Fase laten ; berlangsung selama 8 jam hingga pembukaan 3 cm. His masih lemah, dengan frekuensi his jarang.
b)      Fase aktif ;
o   Fase akselerasi, lamanya 2 jam dengan pembukaan 2-3 cm.
o   Fase dilatasi maksimal, lamanya 2 jam dengan pembukaan lebih dari 9 cm hingga pembukaan lengkap. His tiap 3-4 menit selama 45 detik. Pada multigravida proses ini akan berlangsung lebih cepat.
o   Fase deselarasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.
o Pada kala pembukaan his belum begitu kuat, datangnya setiap 10-15 menit, dan tidak begitu menggangu, sehingga ibu masih sanggup sering berjalan. Lambat laun his menjadi bertambah kuat, interval menjadi lebih pendek, kontraksi lebih berpengaruh dan lebih lama, disertai keluarnya lendir berdarah yang semakin usang semakin bertambah banyak jumlahnya. Lama waktu kala 1 untuk primipara ialah 12 jam, sedangkan pada multiparaadalah 8 jam. Untuk mengetahui apakah persalinan dalam kala 1 maju sebagaimana mestinya sebagai pegangan kita tentukan, kemajuan pembukaan 1cm dalam 1 jam bagi primipara dan 2cm dalam 1 jam bagi multipara, walaupun ketentuan ini kurang tepat.
2.      Kala II ; kala pengeluaran
a.       Adaftasi fisiologis
o   Terjadi kontraksi setiap 1,5-2 menit dan berlangsung 60-90 detik
o   Dilatasi serviks penuh (10cm) dan penonjolan 100%
o   Rata-rata kecepatan turunnya janin ialah 1 cm/jam untuk nulipara, sedangkan untuk multipara 2 cm atau lebih per satu jam
o   Peningkatan penumpukan perdarahan di v@gin@
o   Membrane mungkin rupture pada dikala ini, terutama bila masih utuh
o   Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
o   Crowning terjadi, caput tampak tepat sebelum kelahiran pada presentasi vertex
o   Tekanan darah sanggup meningkat 5-10 mmhg diantara kontraksi
o   Keinginan defekasi involunter pada kontraksi disertasi tekanan intra abdomen dan tekanan uterus
o   Peningkatan frekuensi pernafasan
o   Peningkatan produksi keringat, terlihat pada bibir atas.
o   Adanya mual dan muntah
b.      Adaptasi psikologis
o   Klien gelisah, biasanya menyampaikan “saya tidak tahan “
o   Dapat merasa kehilangan control/kebalikannya, klien terlibat mengeran secara aktif
o Setelah serviks membuka lengkap, janin akan segera keluar. His terjadi tiap 2-3 menit, lamanya 60-90 detik. His tepat dan efektif bila ada koordinasi gelombang kontraksi sehingga kontraksi simetris dengan dominasi di fundus uteri, mempunyai ampitudo 40-60 mmHg, berlangsung 60-90 detik dengan jangka waktu 2-4 menit dan tonus uterus dikala relaksasi kurang dari 12 mmHg. Pada primigravida kala II berlangsung kira-kira sau setengah jam dan pada multi gravida setengah jam. Tanda obyektif yang memperlihatkan tahap kedua dimulai ialah sebagai berikut :
a)      Muncul keringat tiba-tiba diatas bibir
b)      Adanya muntah
c)      Aliran darah ( show ) meningkat
d)     Ekstremitas bergetar
e)      Semakin gelisah
f)       Usaha ingin mengedan
Tanda-tanda ini seringkali muncul pada dikala serviks berdilatasi lengkap. Pemantauan yang kontinyu pada tahap kedua dan prosedur persalinan, respons fisiologis dan respons emosi ibu serta respons janin terhadap stres.
3.      Kala III ; kala uri (kala pengeluaran plasenta)
a.       Adaftasi fisiologis
o   Pengeluaran darah yang berwarna hitam dari v@gin@, terjadi dikala plasenta lepas dari endometrium, biasanya dalam 15 menit sesudah melahirkan bayi.
o   Kontraksi uterus kuat, terjadi 5-7 menit sesudah bayi lahir
o   Perluasan episiotomy dan laserasi jalan lahir  jika ada
o   Tekanan darah meningkat dikala curah jantung meningkat, kemudian kembali ke tingkat normal dengan cepat
o   Hipertensi sanggup terjadi sebagai respon terhadap analgesic dan anastesi
o   Frekuensi nadi melambat sebagi respon terhadap perubahan curah jantung
o   Dapat mengeluh tremor pada kaki, dan jari menggigil
o   Klien terlihat letih
b.      Adaftasi psikologis
o   Ekspresi ibu ketika melihat bayinya yang gres lahir dengan tertawa, berbicara dan adakala menangis
o   Klien juga terlihat kecewa ketika melihat bayinya yang gres lahir lantaran ternyata tidak sesuai dengan harapannya, dan sanggup juga ditunjukkan dengan tidak adanya kontak mata dengan bayi, marah, berpaling dari bayi dan adakala menciptakan komentar yang buruk
o Berlangsung 6-15 menit sesudah janin dikeluarkan. Tahap ketiga persalinan berlangsung semenjak bayi lahir hingga plasenta lahir, tujuan penanganan kala III ialah pelepasan dan pengeluaran plasenta yang aman.
4.      Kala IV ; pengawasan hingga satu jam sesudah plasenta lahir
a.       Adaptasi fisologis
o   Fundus keras, berkontraksi, pada garis tengah dan terletak setinggi umbilicus
o   Klien tampak kelelahan dan keletihan dan mengantuk
o   Nadi biasanya lambat lantaran hiversensitifitas vagal.
o   Tekanan darah bervariasi, mungkin lebih kecil terhadap respon analgesia / analgetik atau meningkat pada respon pemberian oksitoksin atau hipertensiakarena kehamilan
o   Merasa haus, lapar atau mual
o   Kemungkinan terdapat haemoroid
o   Pada awalnya suhu tubuh meningkat sedikit ( pengerahan tenaga, kehilangan cairan tubuh )
b.      Adaftasi psikologis
o   Reaksi emosional bervariasi, dan sanggup berubah-rubah, contohnya eksitasi atau kurangnya pendekatan, kurang minat lantaran kelelahan atau kecewa.
o   Dapat mengekspresikan duduk kasus atau meminta maaf atas sikap dan sikap selama intrapartum atau dikala kehilangan control
o   Dapat mengekspresikan rasa takut mengenai kondisi bayi dan perawatan segera pada neonatal
0 Kala ini sangat penting untuk menilai perdarahan (maks 500 ml) dan baik tidaknya kontraksi uterus. Hingga lahirnya uri hingga dengan 1-2 jam sesudah uri lahir. Tanda kala IV ialah banyaknya darah yang keluar.


BAB III PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Proses persalinan merupakan dikala yang paling menegangkan dan mencemaskan bagi wanita. Saat mengettahui dirinya hamil ibu harus menyesuaikan diri dengan aneka macam perubahan, mulai dari perubahan fisik hingga perubahan psikologis hingga pada masa persalinan selesai.
Persalinan dan kelahiran normal ialah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir sppontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin.
Ada tiga bentuk persalinan yaitu persalinan spontan, persalinan buatan, dan persalianan anjuran. Jika persalinan sudah erat maka ibu akan mengalami tanda-tanda persalinan ibarat terjadinya lightening, terjadinya his permulaan, uterus akan tampak menurun, ibu mengeluh backache, nyeri berpengaruh dan sering, perut terlihat lebih melebar, keluar darah bercampur lender, dan serviks lebih lunak.
Selain itu juga, ibu akan mengalami tanda-tanda persalinan (inpartu) ibarat his persalinan, keluar lendir dan darah, keluar cairan, dan pada waktu dilakukan investigasi dalam pembukaan telah ada. Adapun factor yang mempengaruhii persalinan diantaranya passage, passanger, power, dan psikologi.
Ibu yang mengalami kehamilan akan melaksanakan adaftasi baik fisiologis maupun psikologis terhadap persalinan, baik pembiasaan ajnin maupun pembiasaan ibu.
Pada proses persalinan normal, dibagi menjadi empat kala yaitu kala I pembukaan serviks, kala II kala pengeluaran, kala III kala uuri, dan kala IV yaitu pengawasan hingga satu jam sesudah placenta lahir. Dan pada setiap kala persalina, seorang ibu secara otomatis melaksanakan adaftasi fisiologis dan adaftasi psikologis, hingga masa persalinan usai.

Sumber http://macrofag.blogspot.com