Random post

Monday, September 4, 2017

√ Askep Rmaja Putri Pubertas






 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Konsep Diri
1.      Pengertian
Konsep diri yakni semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang menciptakan seseorang mengetahui wacana dirinya dan menghipnotis hubungannya dengan orang lain.(Stuart & Sudeen:1998). Konsep diri yakni semua ide, pikiran, perasaan, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu dalam bekerjasama dengan orang lain (Suliswati : 2005). Konsep diri yakni evaluasi subjektif individu terhadap dirinya, perasaan sadar atau tidak sadar dan persepsi terhadap fungsi, kiprah dan tubuh (Farida & Yudi:2010). Secara umum, konsep diri sanggup didefinisikan sebagai cara kita memandang diri kita secara utuh, meliputi: fisik, intelektual, kepercayaan, sosial, perilaku, emosi, spiritual, dan pendirian. Pandangan atau evaluasi terhadap diri sendiri yakni sebagai berikut :
a.       Ketertarikan.
b.      Talenta dan keterampilan.
c.       Kemampuan.
d.      Kepribadian – pembawaan.
e.       Persepsi terhadap moral yang dimiliki.

Terdapat beberapa pembentukan konsep diri, yaitu sebagai berikut :
a.       Terkait dengan proses yang kompleks.
b.      Terkait perkembangan psikososial.
c.       Terkait perkembangan kognitif.
d.      Penguatan sosial.
e.       Penguatan budaya.
f.       Spiritual.
g.      Hasil kekerabatan dalam diri kita.
h.      Hubungan dengan orang lain.
i.        Pengalaman.

2.      Komponen konsep diri
Menurut Farida dan Yudi (2010) konsep diri terdiri atas komponen-komponen berikut ini :
a.       Gambaran diri( gambaran tubuh )
Gambaran diri yakni sikap seseorang terhadap tubuhnya baik secara sadar atau tidak sadar. Persepsi dan perasaan wacana ukuran dan bentuk, fungsi, penampilan, serta potensi tubuh ketika ini dan masa lal. Jika individu mendapatkan dan menyukai dirinya, merasa kondusif dan bebas dari rasa cemas disebut self esteem meningkat.Hal penting terkait gambaran tubuh yakni sebagai berikut :
1)      Fokus individu terhadap fisik yang menonjol.
2)      Bentuk tubuh, berat tubuh dan tinggi badan.
3)      Organ secual atau reproduksi.
4)      Cara individu memandang diri.
5)      Gambaran realistis terhadap mendapatkan dan menyukai belahan – belahan tubuh.
6)      Stabilitas psikologis.
Faktor lain yang kuat terhadap gambaran tubuh yakni sosiokultural, jenis kelamin, status hubungan, agama dan kondisi fisik. Stressor yang sanggup menjadikan terjadinya gangguan gambaran tubuh yakni stroke, amputasi, buta, tua, hamil, mastektomi, DM, obesitas, perubahan fisik pada remaja dan lain- lain.
b.      Ideal diri
Ideal diri yakni persepsi individu wacana bagaimana ia harus berperilaku sesuai standar pribadi, aspirasi, nilai, tujuan yang ingin dicapai, norma masyarakat dan perjuangan individu untuk memenuhi, dipengaruhi oleh budaya, keluarga dan kemampuan individu.

c.       Harga diri
Harga diri yakni evaluasi pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalis seberapa jauh sikap memenuhi ideal diri, merupakan belahan dari kebutuhan insan yakni perasaan individu wacana nilai atau harga diri, manfaat, dan keefektifan dirinya, pandangan seseorang wacana dirinya secara keseluruhan berupa faktual atau negatif. Faktor yang menghipnotis harga diri yakni sebagai berikut :
1)      Ideal diri : harapan, tujuan, nilai, dan standar sikap yang ditetapkan.
2)      Interaksi dengan orang lain.
3)      Norma sosial.
4)      Harapan orang terhadap dirinya dan kemampuan dirinya untuk memenuhi keinginan tersebut.
5)      Harga diri tinggi : seimbang antara ideal diri dengan konsep diri.
6)      Harga diri rendah : adanya kesenjangan antara ideal diri dengan konsep diri.
Ciri – ciri harga diri rendah yakni sebagai berikut :
1)      Perasaan bersalah / penyesalan.
2)      Menghukum diri.
3)      Merasa gagal.
4)      Gangguan kekerabatan interpersonal.
5)      Mengkritik diri sendiri dan orang lain.
6)      Menganggap diri lebih penting dari orang lain.

d.      Peran diri
Peran diri yakni seperangkat contoh sikap yang dibutuhkan secara sosial yang bekerjasama dengan fungsi individu di banyak sekali kelompok sosial.

e.       Identitas diri
Identitas diri yakni kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari observasi dan evaluasi yang merupakan sintesis dari semua aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan yang utuh, bekerjasama dengan perasaan berbeda dengan orang lain, bekerjasama dengan jenis kelamin.

3.      Perkembangan konsep diri
Usia 12 hingga 20 tahum
1)      Menerima perubahan – perubahan tubuh.
2)      Eksplorasi tujuan dan masa depan.
3)      Merasa faktual pada diri sendiri.
4)      Memahami hal – hal terkait secualitas.

4.      Faktor predisposisi
Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri seseorang. Faktor ini sanggup dibagi sebagai berikut: (Stuart & Sundeen:1998 )
a.        Faktor yang mempengaruhi  harga diri mencakup penolakan orang tua, keinginan orang renta yang tidak realistis, kegagalan yang berulang kali, kurang memiliki tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis.
b.      Faktor yang mempengaruhi  penampilan kiprah yakni streotipik kiprah sec, tuntunan kiprah kerja, dan keinginan kiprah kultural.
c.       Faktor yang menghipnotis identitas personal mencakup ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya,dan perubahan dalam struktur sosial.

5.      Rentang respons konsep diri
Menurut stuart & sundeen rentang respon konsep diri yakni sebagai berikut:
a.       Perilaku yang bekerjasama dengan harga diri yang rendah.
1)      Mengeritik diri sendiri dan atau orang lain.
2)      Penurunan produktivitas.
3)      Perasaan tidak mampu.
4)      Gangguan dalam berhubungan.
5)      Rasa bersalah.
6)      Keluhan fisik.
7)      Mudah tersinggung atau murka yang berlebihan.
8)      Menarik diri secara sosial.
9)      Menarik diri dari realitas.
10)  Penolakan terhadap kemampuan personal.

b.      Perilaku yang bekerjasama dengan kerancuan identitas.
1)      Tidak ada aba-aba moral.
2)      Sifat kepribadian yang bertentangan.
3)      Perasaan hampa.
4)      Kerancuan gender.
5)      Ketidakmampuan untuk tenggang rasa kepada orang lain.
6)      Perasaan mengambang wacana diri sendiri.
7)      Tingkat ansietas yang tinggi.

c.       Perilaku yang bekerjasama dengan depersonalisasi.
Afektif :
1)      Mengalami kehilangan identitas.
2)      Perasaan terpisah dari diri sendiri.
3)      Perasaan tidak realistis.
4)      Kurang rasa kesinambungan dalam diri.
5)      Perasaan tidak aman, rendah, takut, malu.
6)      Ketidakmampuan untuk mencari kesenangan atau perasaan untuk mencapai sesuatu.

Perseptual :
1)      Halusinasi indera pendengaran dan penglihatan.
2)      Kebingungan wacana secualitas diri sendiri.
3)      Kesulitan membedakan diri sendiri dari orang lain.
4)      Gangguan gambaran tubuh.
Kognitif :
1)      Bingung.
2)      Disorientasi waktu.
3)      Gangguan berfikir.
4)      Gangguan daya ingat.
5)      Gangguan penilaian.
6)      Adanya kepribadian yang terpisah dalam diri orang yang sama.

Perilaku :
1)      Afek yang tumpul.
2)      Keadaan emosi yang pasif dan tidak berespon.
3)      Komunikasi yang tidak serasi.
4)      Kurang spontanitas dan animasi.
5)      Kehilangan kemampuan untuk memulai dan menciptakan keputusan.
6)      Menarik diri secara sosial.

              B.     Remaja
1.      Pengertian
Berdasarkan umur kronologis dan banyak sekali kepentingan, terdapat banyak sekali definisi wacana remaja, yaitu : (soetjiningsih : 2004 )
a.       Menurut undang – undang No. 4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak, remaja yakni individu yang belum mencapai 21 tahun dan belum menikah.
b.      Menurut undang – undang perburuhan, anak dianggap remaja apabila telah mencapai umur 16 – 18 tahun atau sudah menikah dan memiliki tempat untuk tinggal.
c.       Menurut UU Perkawinan No. 1 tahun 1974, anak dianggap sudah remaja apabila cukup matang untuk menikah, yaitu umur 16 tahun untuk anak perempuan dan 19 tahun untuk anak laki-laki.
d.      Menurut DikNas, anak dianggap remaja jika anak sudah berumur 18 tahun, yang sesuai dengan ketika lulus sekolah menengah.
e.       Menurut WHO, remaja jika anak telah mencapai umur 10-18 tahun.

2.      Tahap – Tahap Masa Remaja
Dalam tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan psikososial dan secual, semua remaja akan melewati tahapan berikut (soetjiningsih : 2004 ) :
a.       Masa remaja awal / dini ( early adolescence ): umur 11- 13 tahun.
b.      Masa remaja pertengahan ( middle adolescence ) : umur 14 – 16 tahun.
c.       Masa remaja lanjut ( late adolescence ) : umur 17 – 20 tahun.
Menurut A.aziz alimul (2008) batasan usia remaja yakni umur 11 – 18 tahun.

C.     Pubertas
1.      Pengertian
Pubertas yakni suatu periode dalam masa anak dipersiapkan untuk menjadi individu yang sanggup melakukan kiprah biologis berupa melanjutkan keturunannya atau berkembang biak (Mappiare:1992).
Pubertas yakni suatu belahan yang penting dari masa remaja dimana yang lebih ditekankan yakni proses biologis yang pada jadinya mengarah pada kemampuan bereproduksi.

2.      Ciri -ciri masa pubertas
Ciri – ciri masa pubertas berdasarkan Mappiare (1992) ada 2 bagian, yaitu:
a.       Ciri – ciri utama dan umum
1)      Periode transisi dan tumpang tindih
Di katakan transisi alasannya yakni pubertas berada dalam peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa remaja. Tumpang tindih alasannya yakni beberapa ciri biologis psikologis kanak-kanak masih di milikinya, sementara beberapa ciri remaja juga di milikinya.

2)        Periode yang relatif singkat
Masa puber merupakan masa yang relatif singkat lantaran dialami oleh individu hanya dalam waktu 2 hingga 4 tahun lamanya.

3)      Periode terjadinya perubahan yang sangat cepat
     Perubahan dari bentuk kanak – kanak pada umumnya kearah bentuk tubuh orang dewasa. Terjadi pula perubahan sikap dan sifat yang menonjol, terutama terhadap sobat sebaya lawan jenis, terhadap permainan dan anggota keluarga.

4)      Fase negative
     Charlote Buhler yang dikutip oleh Mappiare(1992) menyebut masa pubertas sebagai fase negatif lantaran periode ini berlangsung singkat dalam kurun waktu garis kehidupan. Disebut negatif alasannya yakni terdapat sikap dan sifat-sifat negatif yang belum terlihat dalam masa kanak-kanak.

5)        Periode yang muncul secara berbeda
     Pada periode ini pubertas muncul secara berbeda-beda antara individu satu dengan individu lainnya. Ada individu yang cepat menawarkan “ tanda-tanda puber” dan ada yang lambat. Tapi jarang individu yang terlalu cepat hingga sebelum usia 11 tahun dan jarang pula yang terlalu lambat memasuki masa pubertas melampaui usia 14 tahun.

b.      Ciri-ciri pubertas yang erat bersangkutan dengan pertumbuhan dan perkembangan biologis & perkembangan biologis-psikologis.
1)      Ciri sec primer
Perkembangan organ-organ sec perempuan ditandai dengan adanya haid pertama atau “menarche” yang disertai dengan perasaan tak yummy bagi yang mengalaminya. Sedangkan perkembangan sec laki-laki ditandai oleh adanya “mimpi polusi” atau mimpi basah”.

2)      Ciri sec sekunder
Gejala yang ditunjukkan oleh perempuan antara lain :
a)      Pinggul yang membesar dan membulat.
b)      Buah dada yang semakin tampak menonjol.
c)      Tumbuhnya rambut di kawasan alat kelamin, ketiak, lengan dan kaki.
d)     Ada perubahan bunyi dari bunyi kanak-kanak menjadi lebih merdu.
e)      Kelenjar keringat lebih aktif dan sering tumbuh jerawat.
f)       Kulit menjadi lebih garang dibanding kulit anak-anak.

Gejala yang ditunjukkan oleh laki-laki antara lain :
a)      Otot-otot tubuh, dada, lengan, paha dan kaki tumbuh kuat.
b)      Tumbuhnya rambut di kawasan alat kelamin, betis dan kawasan dada.
c)      Terjadi perubahan bunyi yaitu nada pecah dan bunyi merendah hingga hingga final masa remaja.
d)     Aktifnya kelenjar-kelenjar keringat dan kelenjar-kelenjar ini menghasilkan keringat yang banyak walaupun remaja tersebut bergerak sedikit saja.

3)      Perilaku sebagai sebagian ciri pubertas ini ditunjukkan dalam sikap, perasaan, keinginan dan perbuatan – perbuatan.
a)      Sikap pubertas yang paling menonjol antara lain :
1.      Sikap tidak hening dan tidak menentu
2.      Hal yang dahulu menarik kini tidak lagi
3.      Gemar membicarakan orang lain
4.      Cepat tersinggung
5.      Adanya sikap negatif yaitu kurang berhati-hati.

b)      Perasaan pubertas yang sangat menonjol, antara lain:
1.      Rasa murung yaitu ingin menangis dan murka meskipun penyebabnya “ remeh”.
2.      Memusuhi jenis kelamin lain, adanya rasa bosan terhadap permainan yang pernah disenanginya.

c)      Perbuatan- perbuatan yang sering nampak antara lain terlihat enggan bekerja, nampak selalu lelah, adakala prilakunya “tidak sopan”

3.      Perubahan fisik masa pubertas
Secara lengkap Sarwono (2011) menciptakan urutan perubahan-perubahan fisik tersebut sebagai berikut :

a.       Pada anak perempuan:
1)      Pertumbuhan tulang-tulang ( tubuh menjadi tinggi, anggota-anggota tubuh menjadi panjang).
2)      Pertumbuhan payudara.
3)      Tumbuh bulu yang halus dan lurus berwarna gelap di kemaluan.
4)      Mencapai pertumbuhan ketinggian tubuh yang maksimal setiap tahunnya.
5)      Bulu kemaluan menjadi keriting dan tubuh bulu-bulu ketiak.
6)      Haid.
b.      Pada anak laki-laki:
1)      Pertumbuhan tulang-tulang.
2)      jashsdy (buah pelir) membesar.
3)      Tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus dan berwarna gelap.
4)      Awal perubahan suara.
5)      ejku (keluarnya air mani).
6)      Bulu kemaluan menjadi keriting.
7)      Pertumbuhan tinggi tubuh mencapai tingkat maksimal setiap tahunnya.
8)      Tumbuh rambut-rambut halus di wajah (kumis,jenggot).
9)      Tumbuh bulu ketiak, tumbuh bulu di dada
10)  Akhir perubahan suara.
11) Rambut-rambut di wajah bertambah tebal dan gelap


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakik. Edisi Revisi VI. Jakarta : Rineka Cipta.
Hidayat, A azis alimul. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Edisi kedua. Jakarta : Salemba Medika.
__________________. (2008). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta :  Salemba Medika.
Kusumawati, farida dan Hartono,yudi. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta :  Salemba Medika.
Mappiare,andi. (1992)Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha Nasional.
Notoatmodjo, soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
___________________. (2010).Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta:   PT Rineka Cipta.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi 2. Jakarta : salemba Medika.
Sarwono, sarlito.W. (2011). Psikologi Remaja. Edisi Revisi. Jakarta : Rajawali Pers.
Soetjiningsih. (2004). Tumbuh Kembang Remaja Dan Permasalahannya. Jakarta : Sagung Seto.
Stuart.GW. and Sundeen.S,J. (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi: 3. Jakarta : EGC.
Suliswati. (2005) . Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC. 

Sumber http://macrofag.blogspot.com