Random post

Monday, September 4, 2017

√ Pengertian Kendala Listrik (Resistansi Listrik)

Pengertian Hambatan Listrik (Resistansi Listrik) – Resistansi (Resistance) atau lebih tepatnya disebut dengan Resistansi Listrik (Electrical Resistance) ialah kemampuan suatu materi benda untuk menghambat atau mencegah pedoman arus listrik. Seperti yang kita ketahui bahwa arus listrik ialah banyaknya muatan listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian listrik dalam tiap satuan waktu yang dikarenakan oleh adanya pergerakan elektron-elektron pada konduktor. Maka Resistansi Listrik yang biasanya dalam bahasa Indonesia disebut dengan Hambatan Listrik ini juga diartikan sebagai penghambat pedoman elektron dalam konduktor tersebut.


Nilai Resistansi atau nilai kendala dalam suatu rangkaian listrik diukur dengan satuan Ohm atau dilambangkan dengan simbol Omega “Ω”. Sedangkan prefix atau awalan SI (Standar Internasional) yang dipakai untuk mengambarkan kelipatan pada satuan resistansi tersebut ialah kilo Ohm, Mega Ohm dan Giga Ohm.


1 Giga Ohm = 1.000.000.000 Ohm (109 Ohm)

1 Mega Ohm = 1.000.000 Ohm (106 Ohm)

1 Kilo Ohm = 1.000 Ohm  (103 Ohm)


Pada dasarnya, setiap materi penghantar atau konduktor mempunyai sifat yang menghambat arus listrik, besaran kendala listrik pada suatu penghantar atau konduktor dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu  :



  • Jenis bahan – misalnya Tembaga mempunyai nilai resistansi yang lebih rendah dibandingkan dengan baja.

  • Suhu – Nilai resistansi akan meningkat seiring dengan meningkatnya suhu pada penghantar.

  • Panjang penghantar  – Semakin panjang suatu penghantar, semakin tinggi pula nilai resistansinya.

  • Luas penampang  – Semakin kecil diameter suatu penghantar, semakin tinggi pula nilai resistansinya.


Komponen elektronik yang berfungsi sebagai penghambat arus listrik ini ialah Resistor. Resistor dalam suatu rangkaian elektronik sanggup berfungsi untuk menghambat atau mengurangi pedoman arus listrik dan sekaligus juga bertindak untuk menurunkan level tegangan listrik di dalam rangkaian. Baca juga : Pengertian Resistor dan Jenis-jenisnya.


Hubungan Hambatan LIstrik dengan Tegangan dan Arus Listrik


Hubungan antara Resistansi (Resistance) atau Hambatan Listrik dengan Tegangan (Voltage) dan Arus Listrik (Current) sanggup dijelaskan dengan Hukum Ohm yang dikemukan oleh seorang fisikawan Jerman yang berjulukan Georg Simon Ohm (1789-1854) pada tahun 1825.


Berikut ini ialah persamaan Hukum Ohm :


V = I x R


atau


R = V / I


atau


I =  V / R


Dimana :

V = Tegangan Listrik (Voltage), diukur dalam satuan Volt

I = Arus Listrik (Current), diukur dalam satuan Ampere

R = Hambatan Listrik atau Resistansi (Resistance), diukur dalam satuan Ohm


Dari persamaan tersebut, sanggup dijelaskan bahwa setiap 1 Ampere arus listrik yang mengalir melewati sebuah komponen dengan beda potensial atau tegangan sebesar 1 Volt, maka resistansi atau kendala listrik pada komponen tersebut ialah 1 Ohm.


Jika suatu rangkaian yang diberikan tegangan 24V dan membutuhkan arus listrik sebesar 0,5A maka kendala yang diharapkan ialah 48 Ohm.


R = V/I = 24/0,5

R = 48 Ohm.


Hubungan Hambatan Listrik dengan Tegangan dan Arus Listrik ini juga sanggup dianalogikan dengan sebuah tangki air yang berada pada ketinggian tertentu di atas tanah. Di dasar tangki tersebut terdapat sebuah pipa air yang dipakai untuk mengaliri air. Jumlah air pada tangki air sanggup diibaratkan sebagai muatan listrik sedangkan tekanan di ujung selang mewakili tegangan listrik, pedoman air mewakili pedoman arus listrik dan ukuran diameter pipa air sanggup dianggap sebagai resistansi.


Semakin banyak air di dalam tangki, semakin tinggi tekanan pada ujung selang air tersebut.  Sebaliknya, seiring dengan berkurangnya air didalam dalam tangki, tekanan air pada ujung selang air tersebut juga akan berkurang. Jumlah air yang mengalir juga akan berkurang. Demikian juga semakin kecilnya diameter pipa air, semakin sedikit air yang sanggup mengalir.



Sumber https://teknikelektronika.com/