Random post

Tuesday, September 12, 2017

√ Askep Sectio Cessarea


ASKEP POST OPERASI SEKSIO SESAREA ATAS INDIKASI PLASENTA PREVIA


A.      Konssep Dasar Puerpurium

1.         Definisi Nifas
Nifas ialah waktu atau masa dimana organ-organ reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil.( Hellen Farrer , 2000:225 )
Nifas ialah waktu penyembuhan dan perubahan , waktu kembali pada keadaan tidak hamil dan penyesuaian terhadap penambahan keluarga gres ( Persis Mary Hamilton , 1995 :281 )
Nifas ialah masa yang dimulai setelah partus selesai dan berakhir kira-kira enam ahad dimana seluruh alat genetalia gres pulih kembali ibarat sebelum hamil ( Sarwono Prawiro Harjo, 1997 : 237 )

2.    Adaptasi Fisiologi Dan Psikologis Ibu Post Partum
a.       Adaptasi fisiologis
Pada masa pertumbuhan terjadi perubahan-perubahan fisiologis, yaitu :
1)      Tanda-tanda vital
Setelah persalinan 24 jam pertama suhu tubuh sanggup meningkat tetapi bila kenaikan tubuhn lebih dari 380 C dan berlangsung berturut-turut selama 2 hari, kemungkinan ada tanda-tanda infeksi. Bradikardi umumnya ditemukan pada 6-8 jam pertama setelah melahirkan, nadi antara 50–70 kali permenit dianggap normal tekanan darah sedikit berubah atau tidak berubah sama sekali.
2)      Uterus
Setelah janin dilahirkan fundus uteri kira-kira setinggi sentra segera setelah plasenta lahir tinggi fundus uteri + 2 jari di bawah sentra pada hari ke 5 post partum uterus kurang lebih 7 cm diatas simpisis pubis, setelah 12 hari uterus tidak teraba lagi, dan sehabis enam ahad ukurannya sudah kembali ibarat semula.

3)      Lochea
Adalah pengeluaran darah dan jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus selama masa nifas  (Hellen farrer, 2000 : 226 )
Jenis lochea terdiri dari 3 berdasarkan karakteristiknya yaitu :
a)      Lochea Rubra ( hari ke 1-4 )
Terdiri dari sebagian besar darah, desidua dan robekan trobastik dan bakteri.
b)      Lochea Serosa ( hari ke 4-8 )
Terdiri dari darah yang sudah tua, serum, lekosit dan jaringan .
c)      Lochea Aiba ( hari ke 8-14 )
Jumlahnya sedikit berwarna putih atau hingga tidak berwarna .
4)      Serviks
Serviks mengalami involusi bersama–sama uterus. Setelah persalinan, oscium eksterna sanggup dimasuki oleh dua hingga tiga jari tangan . setelah 6 ahad post natal , serviks menutup. Pada klien yang melahirkan pada dengan secio sesaria tidak terjadi perubahan pada serviks. 
5)      Vulva dan ghnk
Dalam beberapa hari pertama sehabis post partum kedua organ tersebut tetap berada dalam keadaan kendur, himen mengalami ruptur pada ketika melahirkan bayi perv@gin@m. Pada klien yang melahirkan dengan secsio sesaria tidak terjadi perubahan tersebut .
6)      Perinium
Segera setelah melahirkan, perinium menjadi kendur lantaran sebelumnya terganggu oleh  tekanan bayi yang bergerak maju. Pada klien yang melahirkan dengan secsio sesarea perubahan tersebut tidak terjadi.
7)      Payudara
Payudara mengalami maturitas yang penuh selama masa nifas kecuali kalau laktasi disupresi payudara akan menjadi besar, kencang dan mula-mula nyeri tekan reaksi terhadap perubahan status hormonal serta dimulainya laktasi
8)      Sistem perkemihan
Fungsi ginjal kembali normal dalam beberapa bulan setelah persalinan dalam 24 jam pertama BAK sulit sehingga kandung kemih penuh dan menekan uterus sehingga mengeras, hal ini menambah ketidak nyamanan pada klien
9)      Sistem Pencernaan
Pada klien post secsio sesaria dengan nekrose umum biasanya dipuasakan , fungsi kolon akan mengalami penurunan lantaran dampak anastesi setelah fungsi dan peristaltik usus kembali normal, maka mulailah pemberian minum dan masakan peroral secara bertahap.
10)   Sistem Kardiovaskuler
Setelah terjadi diuresis yang mencolok tanggapan penurunan kadar ekstrogen, volume darah kembali pada keadaan tidak hamil, tekanan darah menurun tanggapan volume darah yang berkurang
11)   Sistem Integumen
Kloasma kehamilan sering kali hilang simpulan kehamilan, mungkin terdapat hiperpigmentasi ariola dan putting susu terutama pada multipara, linea nigra lebih sering terdapat pada multipara .
12)   Sistem Endokrin
Setelah kelahiran terdapat penurunan kadar estrogen dan progesteron, sehingga tidak mengganggu kerja lakto genik prolaktin, ditambah dengan rangsang isap pada puting susu yang sanggup mencetuskan peninggian prolaktin. Neuro hifosis mensekresikan oksitosin sehingga merangsang pengeluaran air susu ketika ada isapan bayi.
13)   Sistem Muskuloskeletal
Adaptasi pada masa ini yaitu terjadi perubahan sentra gravitasi ibu yang disebabkan pembesaran uterus. Stabilisasi sendi secara tepat terjadi pada 6 hingga 8 ahad setelah persalinan.


b.      Adaptasi Psikologis Post Partum
Ada tiga tahap pembiasaan psikologis ibu post partum yaitu :
1)    Tahap I ketergantungan
       Tahap ini terjadi pada hari kesatu dan kedua setelah melahirkan.
2)    Tahap 2 ketergantungan–ketidak tergantungan .
       Tahap kedua mulai pada sekitar hari ketiga setelah melahirkan pada ahad keempat hingga kelima.
3)    Tahap 3 saling ketrergantungan
       Dimulai sekitar ahad ke-5 hingga dengan melahirkan , sistem  keluarga telah mengikuti keadaan dengan anggota keluarga yang baru.

3.      Konsep Dasar s3kio Sesaria Dengan Anastesi Umum
a.       Konsep dasar secio sesarea
1)  Definisi s3kio Sesarea
s3kio sesarea ialah suatun tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat tubuh diatas 500 gram, melalui sayatan dinding uterus yang masih utuh ( Sarwono Prawiro Harjo, 1997 : 863 )
2)   Indikasi
Indikasi secio sesarea ada dua yaitu indikasi bagi ibu dan janin
a.       Indikasi pada ibu
(1) Panggul sempit
(2) Tumor-tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi.
(3) Preekslamsi dan Hipertensi
(4) Plasenta prefia lokalis dan leteralis
(5) Dis proporsi cevalo pelvik.
(6) Ruptura uteri.
(7) Distorsia
(8) Partus tidak maju
b.      Indikasi janin
(1). Kelainan letak.
(2). Gawat janin.
(3). Janin besar.
3)        Komplikasi s3kio Sesaria
Tindakan secsio sesaria sanggup menimbulkan komplikasi yaitu :
a)      Pada ibu
(1)   Infeksi periperal
(2)   Perdarahan
(3)   Pundus uteri
(4)   Luka pada kandung kencing
(5)   Embolisme paru-paru
4)        Jenis-Jenis Operasi Secsio Sesaria
a)      Secsio sesaria ismika
Yaitu dengan menciptakan sayatan melintang konkaf pada segmen bawah rahim.
Kelebihan :
-          Penjahitan lebih mudah
-          Penutupan luka dengan riferitonealisasi yang baik
-          Perdarahan kurang
-          Dibandingkan dengan cara klasik kemungkinan ruptur uteri sepontan kurang atau lebih ringan
Kekurangan :
-          Luka sanggup melebar kekiri dan kekanan serta kebawah sehingga sanggup mengakibatkan arteri uterina putus sehingga terjadi pendarahan yang banyak
-          Keluhan pada kandung kemih post operatif tinggi
b)      Secsio sesaria ekstra peritoneal
Yaitu tanpa membuka peritonium parietalis, dengan membuka kavum abdominalis.
Kelebihan :
-          Mengeluarkan janin lebih cepat
-          Tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih tertarik
-          Sayatan sanggup diperpanjang atau diatas


Kekurangan :
-          Infeksi gampang menyebar secara intra abdominal lantaran reperitonial yang baik
-          Untuk persalinan berikutnya lebih sering terjadi ruptura uteri spontan

b.      Anastesi yang dipakai pada secsio sesaria
Anastesi ialah suatu tindakan untuk menghilangkan kesadaran disertai hilangnya rasa sakit yang sifatnya sementara
1)      Jenis anastesi umum
-          Anastesi inhalasi
-          Anastesi intravena
-          Anastesi rektal
2)      Tehnik anastesi
-          Metode tetes terbuka
-          Metode spora tertutup
-          Metoda tertutup
-          Intubasi tracheal
3)      Komplikasi dan imbas samping
-          Gangguan pernafasan
-          Kerja jantung berhenti
-          Turgor distasi : Suatu keadaan keluarnya isi lambung ke faring tanpa adanya tanda-tanda
-          Muntah
-          Pendarahan
-          Reaksi toksik iskemik
-          Sakit kepala dan keluhan neurologi post anastesi
-          Komplikasi durameter : Jarum atau kateter anastesi sanggup menembus kantong dura meter atau pembuluhnya.
-          Komplikasi pada janin
1) Oksigenasisasi pada janin terganggu
2) Pengaruh obat-obatan yang melewati urin

4)      Konsep dasar plasenta previa
a.     Pengertian
Plasenta previa ialah plasenta yang letaknya abdormal, yaitu pada segmen bawaan uterus bawaan uterus sehingga sanggup menutupi sebagian atau seluruh permukaan jalan lahir ( Sarwono Prawiroharjo, 2002: 365 ).
b.    Klasifikasi plasenta previa
Didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu.
1)      Plasenta Previa Totalis
Apabila seluruh pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta.
2)      Plasenta Previa Parsialis
Apabila sebagian pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta.
3)      Plasenta Previa Marginalis.
Apabila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan
4)      Plasenta Letak Rendah
Plasenta yang letaknya gila pada sigmen bawah uterus akan tetapi belum hingga menutupi jalan lahir.
c.     Etiologi
1)        Vaskularisasi yang berkurang, atau perubahan atrofi pada desidua  akibat persalinan yang lampau
2)        Sebagian besar pada penderita dengan parietas tinggi
3)        Kehamilan kembar
4)        Primigravida yang berumur lebih dari 35 tahun.
d.      Tanda dan tanda-tanda plasenta previa
1)      Perdarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri
2)      Perdarahan terjadi selagi penderita tidur atau bekerja biasa
3)      Perdarahan biasanya tidak banyak
4)      Darah bewarna merah segar
5)      Sering  dikatakan terjadi pada triwulan ketiga

e.       Penanganan pada plasenta previa
Prinsip dasar penanganan, setiap ibu dengan perdarahan antepartum harus segera dikirim kerumah sakit yang mempunyai kemudahan melaksanakan tranfusi darah dan operasi.
1)      Penanganan pasif
Penanganan pasif pada beberapa masalah plasenta previa yang janinnya masih prematur dan perdarahannya tidak berbahaya sehingga tidak diharapkan tindakan pengakhiran kehamilan segera.
2)      Memilih cara persalinan
a)      Persalinan perv@gin@m
Pemecahan selaput ketuban ialah cara yang terpilih untuk melangsungkan persalinan perv@gin@m, lantaran (1)bagian terbawah janin akan menekan plasenta dan cuilan plasenta yang berdarah(2) Bagian plasenta yang berdarah itu sanggup bebas mengikutio rengangan segmen-bawah uterus, sehingga pelepasan plasenta dari segmen bawah uterus lebih lanjut sanggup dihindarkan.
b)      Secsio sesaria
Bertujuan untuk secepatnya mengangkat sumber perdarahan, dengan demikian memperlihatkan kesempatan kepada uterus untuk berkontruksi menghentikan perdarahannya, dan untuk menghindarkan perlukaan serviks dan segmen bawah uterus yang ringkih apabila dilangsungkan persalinan perv@gin@m

5)        Konsep dasar nifas dengan secsio sesaria
Perawatan nifas selanjutnya bagi ibu harus mencangkup hal-hal berikut :
a.         Analgesia
Untuk perempuan dengan ukuran tubuh rata-rata sanggup disuntikan intramuskuler 75 mg mecriain  setiap 3 jam sekali bila diharapkan untuk mengatasi rasa sakit
b.        Tanda-tanda vital
       Perlu dievaluasi setiap 4 jam yaitu tekanan darah, pengeluaran urin, dandarah yang hilang.
c.         Terpi cairan dan diit
       Masa nifas akan di tandai dengan cairan yang tertahan selama kehamilan yang kemudian jumlah menjadi berlebih pada ketika persalinan di selesaikan
d.        Visika urinaria dan usus
       Kateter harus sudah di lepas dari vesika urinaria setelah 0012 jam post operasi atau pada esok paginya setelah operasi
e.         Ambulasi
       Pada hari pertama setelah pembedahan, pasien dengan santunan perawat sanggup bangkit dari daerah tidur sekurang-kurangnya dua kali
f.         Perawatan luka
       Secara normal jahitan di angkat pada hari ke empat
g.        Perawatan payudara
       Pemberian ASI sanggup di berikan pada hari ke dua post partum

B.   Konsep Dasar Bayi Baru Lahir
1.         Posture
       Lengan, kaki dalam fleksi yang cukup
2.         Tanda-tanda vital
Pols sanggup dilihat dari midclavikula kiri antara intra kostal ke lima, pols apikal intra kostal ke empat jaraknya 140 kali permenit. Temperatur axiler 370 C, temperatur stabil usia 8-10 jam setelah melahirkan, respirasi rate 40 kali permenit
3.      Warna kulit
       Bayi harus berwarna merah muda
4.      Antopometri
-       Berat badan
Perempuan berat normalnya : 3400 gram, sedangkan pria : 3500 gram
-       Panjang
Normalnya 50 cm
-       Lingkar kepala
Ukurannya 2 cm kurang dari lingkar dada, kalau prematur ukurannya kurang dari 30 cm
-       Lingkar abdomen
Abdomen membesar setelah makan di sebabkan lantaran otot abdoman longgar ukuran sama dengan lingkar dada
5.      Kepala
Pada ketika palpasi kulit kepala perlu di lihat integumentum chepalhematom yang terbentuk keras disebabkan lantaran stress berat lahir. Saat di palpasi seluruh saluraan telah bersatu
6.      Genetalia
ghnk orivisium terbuka dan keluar mukoid, pada pria meatus di ujung p3enis, preposium menutupi gians p3enis, t3st1s pada ketika di palpasi turun
7.      Anus
Pada ketika inspeksi dan palpasi terdapat satu lubang dengan satu splinter yang baik. Mengandung mekonium dalam 24 jam setelah lahir
8.      Refleks
-            Refleks moro
       Merupakan tanda adanya koordinasi neuro mokuler tidak ada refleks ini menunjukan serebral
-            Refleks menggenggam
       Berlangsung pada usia 3 - 4 bulan menurun hingga dengan usia 8 bulan dan masih sanggup di lihat hingga dengan usia 1 tahun
-            Refleks menghisap dan rooting
       Refleks rooting berkaitan dengan menghisap
-            Refleks babinsky
       Terjadi ketika cuilan rateral di goreskan dari mulai ke atas hingga dengan menyilang ke bawah

C.  Konsep Dasar Keperawatan

  1. Pengkajian
Tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan proses yang sistematis dalam pengumpulan banyak sekali data untuk mengevaluasi  dan meng identifikasi status kesehatan klien
a.         Pengumpulan data
Data di kumpulkan melalui wawancaran perihal riwayat kesehatan, pengkajian fisik, investigasi laboratorium. Selain dari klien data juga sanggup di peroleh dari keluarga, orang terdekat pada ketika itu, dari masyarakat, atau pun dari perawat ruangan. Data dasar sanggup diperoleh dari klien post operasi secio sesarea dengan anastesi umum
1)      Tinjau uang catatan pranatal dan intra operatif serta indikasi kelahiran sesarea
2)      Sirkulasi
Kehilangan darah selama mekanisme pembedahan kira-kira 600-800 ml
3)      Menunjukan labilitas emosional dari kegembiraan, kekuatan, murka dan menarik diri
4)      Eliminasi
Kateter urinalisis terpasang : urine jernih pucat, bising usus tidak ada  samar atau jelas
5)      Makanan dan cairan
Abdomen lunak dan tidak ada distensi.
6)      Neuro sensori
Kerusakan gerakan dan sensasi dibawah tingkat anastesia, spiral, epidural
7)      Klien mengeluh nyeri dan tidak nyaman
8)      Bunyi paru terang dan vasikuler
9)      Balutan abdomen tampak sedikit noda, kering, utuh
10)  Pemeriksaan diagnostik


b.      Analisa data
Analisa data pada klien post operasi secsio sesarea memakai dasar – dasar anatomi fisiologi sistem reproduksi. Patofisiologi dari indikasi dilakukannya secsio sesaria  dengan anestesi umum. Data dasar dari post operasi secsio sesaria diteliti kembali. Kelompokan berdasarkan kebutuhan psikososial, spirutual, dibandingkan dengan standar dan dibentuk kesimpulan dari kesenjangan tersebut sehingga sanggup disimpulkan duduk kasus yang muncul.
c.       Prioritas masalah
Masalah yang telah ditemukan dari hasil penganalisaan tersebut diperioritaskan berdasarkan Hierarki maslow, sehingga sanggup ditentukan duduk kasus mana yang harus diatasi terlebih dahulu berkaitan dengan kebutuhan dasar manusia.

  1. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan analisa data yang diperoleh melalui pengkajian .
a.     Komponen diagnosa keperawatan
1)      Problem ( duduk kasus )
Keadaan pasien, kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang harusnya terjadi.
2)      Etiologi
Keadaan ini menunjukan penyebab dari duduk kasus kesehatan.
3)      Sigh / symtom
Ciri, tanda dan tanda-tanda diperluka untuk merumuskan diagnosa keperawatan.

b.    Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien secsio sesarea berdasarkan Susan martin tucker.

1)      Nyeri berafiliasi dengan kondisi pasca operasi.
2)      Kerusakan perpusi jaringan kardio pulmoner dan perifer berafiliasi dengan interupsi anutan sekunder terhadap imobilitas pasca operasi.
3)      Potensial terhadap perubahan teladan eliminasi perkemihan dan konstipasi berafiliasi dengan manipulasi atau stress berat sekunder terhadap secsio sesarea.
4)      Potensial infeksi berafiliasi mekanisme pembedahan
5)      Kurangnya pengetahuan berafiliasi dengan kurangnya informasi perihal perawatan melahirkan pasca sesarea
6)      Kurangnya pengetahuan berafiliasi dengan kurangnya informasi perihal mekanisme dan perawatan sebelum melahirkan

  1. Rencana asuhan keperawatan
Langkah-langkah dalam menciptakan planning asuhan keperawatan antara lain:
a.    Nyeri berafiliasi dengan kondisi pasca operasi
Kriteria hasil :
1)        Nyeri diminimalkan dan terkontrol
2)        Klien mengungkapkan bahwa beliau nyaman
Intervensi:
1)        Antisipasi nyeri dengan metode komplemen penghilang nyeri
Rasional : Merileksasikan otot dan mengalihkan perhatian dari sensasi nyeri serta meningkatkan kenyamanan.
2)        Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat penghilang nyeri dan penilaian efeksitasnya.
       Rasional : Analgesik sanggup meningkatkan kenyamanan dan memperbaiki status psikologis dan menghilangkan nyeri.
3)        Berikan tindakan kenyamanan klien ibarat perubahan posisi atau menyokong dengan bantal
Rasional : merelaksasikan otot dan mengalihkan perhatian dari sensasi nyeri meningkatkan kenyamanan dan menurunkan distrasi yang tidak menyanangkan
b.      Kerusakan perfusi jaringan kardio pulmoner dan perifer berafiliasi dengan interupsi anutan sekunder sekunder terhadap imobilitas paska operatif
Kriteria hasil : Mempertahankan kontrol teladan pernapasaan
Intervensi :
1)   Kaji status pernapasan dan tanda- tanda vital
Rasional : Pada banyak pasien nyeri sanggup meningkatkan tekanan darah.
2)   Dokumentasikan dan laporkan terhadap peningkatan frekuensi pernapasan, batuk non produktif, ronchi, dan rales.
Rasional : Ronchi membuktikan tertahannya sekresi dan bunya napas berkurang selama 24 jam pembedahan
3)   Perhatikan tanda-tanda trombosis vena, nyeri betis, abses dan hommansign
Rasionalnya : Trombosit vena akan meningkatkan anutan balik vena dan terbentuknya trombus, hommonsign merupakan tanda dari plebitis
c.       Potensial terhadap perubahan teladan eliminasi perkemihan dan konstipasi berafiliasi dengan manipulasi atau stress berat sekunder terhadap secio sesarea
Kriteria hasil :
1)      Mendapatkan teladan berkemih biasa setelah pengangkatan kateter
2)      Motilitas usus kembali ( bising usus aktif, platus )
3)       Pola eliminasi normal kembali dalam 9 hari post partum
Itervensi :
1)      Ajurkan berkemih setiap 4-6 bila mungkin, yang penuh mengganggu mobilitas dan involusio uterus dan meningkatkan anutan lochea, distensi yang berlebihan akan menimbulkan atonia uteri
Rasional : Kandungkemih yang npenuh mengganggu mobilitas dan invousio uterus dan meningkatkan anutan lochea, distensai yang berlebihan akan menimbulkan atonia uteri
2)      Palpasi abdomen bawah klien mengaluh distensi kandung kemih
Rasional : Pada periode pertama paska partum anutan plasma ginjal tetap tinggi ( meningkat 25% - 50% ) dan menimbulkan pengisian kandung kemih
3)      Pantau masukan intake dan output cairan
Rasional : Oliguria disebabkan lantaran kehilangan cairan ketidak adekuatan penggantian cairan dan efek-efek anti diuretik
d.      Potensial infeksi berafiliasi dengan mekanisme pembedahan
Kriteria hasil :
1)      Insisi bersih, kering tanpa tanda-tanda dan tanda-tanda infeksi
2)      Involusi uterus lanjut secara normal
Intervensi :
1)   Pantau terhadap peningkatan suhu
Rasional : Demam setelah paska operasi hari ke tiga menunjukan infeksi peningkatan suhu 38,30 C dalam 24 jam pertama ialah mengidentifikasikan infeksi
2)   Observasi insisi terhadap tanda-tanda infeksi, kemerahan, nyeri tekan, abses pada sisi insisi disertai keluhan nyeri
Rasionalnya : Tanda-tanda tersebut merupakan tanda-tanda infeksi
3)   Penggantian balutan bila basah
Rasional : Lingkungan lembab merupakan media paling baik untuk pertumbuhan bakteri, kuman sanggup berpindah melalui anutan kapiler melalui balutan lembap ke luka
4)   Evaluasi tanda-tanda vital terhadap tanda-tanda infeksi
     Rasionalnya : Demam, leukositosis, tachikardia menunjukan infeksi peningkatan suhu hingga 380 C hari ke dua paska partum ialah bermakna
e.       Kurangnya pengetahuan berafiliasi dengan kurangnya informasi perihal perwatan paska sesaria
Kriteria hasil :
1)      Mengungkapkan pemahaman mengenai kebutuhan individu
2)      Melakukan aktifitas /prosedur dengan benar dan alasan tindakan .
Intervensi :
1)      Berikan klarifikasi pada ibu mengenai : perlunya menghindari koitus selama 4-6 minggu. Perawatan payudara bila menyusui, perlunya menghindari duduk dalam periode usang ,lutut ditekuk , perawatan insisi .
Rasional : Melakukan koitus sanggup mengakibatkan infeksi, perawatan payudara sanggup melancarkan pengeluaran asi , perawatan insisi sanggup mencegah terjadinya infeksi.
2)      Pentingnya latihan ,tetapi tidak dimulai dengan latihan keras sesuai izin dari dokter.
Rasional : klien yang telah menjalani sesarea memerlukan santunan lebih banyak 
  1. Kurangnya pengetahuan berafiliasi dengan kurangnya informasi perihal mekanisme dan perawatan sebelum melahirkan
Kriteria hasil :
Klien sanggup mengungkapkan rasional melahirkan sesar dan sanggup bekerja sama
Intervensi :
1)      Berikan informasi akurat dengan istilah sederhana
Rasional : Memberikan informasi dan mengklasifikasi kesalahan konsep
2)       Diskusikan sensasi yang di antisifikasi Skema melahirkan dan periode pemulihan
Rasional : Mengetahui apa yang di rasakan dan apa yang normal yang sanggup membantu duduk kasus yang tidak perlu

  1. Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan dari tercapainya intervensi yang telah di menetapkan pada tahap ini perawat menerapkan keterampilan, perilaku dan pengetahuan berdasarkan ilmu keperawatan  dan ilmu yang terkait secara terintegrasi.
Komponen dari tahap implementasi ialah tindakan keperawatan berdikari dan kolaborasi, pendokumentasian tindakan keperawatan dan respon klien terhadap asuhan keperawatan

  1. Evaluasi
Hasil dari tindakan keperawatan diamati dan di bandingkan dengan kriteria hasil pada tahap perencanaan komponen dari tahap penilaian ialah : Pencapaian kriteria hasil, keefektifan terhadap proses keperawatan.
Langkah-langkah dalam penilaian ialah : Mengumpulkann data gres perihal pasien, menafsirkan data baru, membandingkan data gres dengan setandar yang berlaku.

Sumber http://macrofag.blogspot.com