Kumpulan Contoh Puisi Pendek Anak SD – Puisi merupakan suatu hasil pedoman serta perasaan seseorang yang diwujudkan ke dalam bentuk goresan pena ataupun ucapan dengan gaya bahasa indah yang menyentuh hati. Dalam penerapannya, bahasa dalam puisi sangat terikat pada penyususnan bait dan lirik yang bermakna. Berikut ini ialah pola kumpulan puisi pendek siswa sekolah dasar (SD) :
Contoh 1 :
Negeriku Indonesia
Dari sabang hingga merauke
Terdiri atas formasi pulau-pulau
Negeriku Indonesia
Yang kaya, subur dan indah
Beragam suku agama dan budaya
Di negeriku Indonesia
Beragam warna serta perbedaan
Terpadu dalam satu harmoni
Bersatu dalam indahnya keragaman
Tanah ibu pertiwi tanah airku Indonesia
Tempatku dilahirkan dan dibesarkan
Takkan tergantikan bumi indah yang kupijak ini
Takkan terlupakan segala yang ada di sini
Negeriku Indonesia
Meski banyak ukiran tinta sejarah
Melukiskan pahit getirnya konsekuensi perbedaan
Namun kamu tahu kita selalu bisa melaluinya
Dengan cara penyelesaian yang indah
Negeriku Indonesia
Di tanahmu tertumpah genangan darah para p0juang
Yang gagah berani berkorban membelamu
Indonesia, sungguh saya bertekad untuk mencitaimu
Membelamu hingga darah ini habis tertumpah di tanahmu
Di negeriku Indonesia
Contoh 2 :
Kolam Kecilku
Kolam kecilku
Jika kupandangi engkau terlalu mungil
Jika disebut sebagai kolam
Tetapi engkau terlalu besar
Jika dikatakan sebagai sebuah kubangan
Namun tak mengapa
Engkau tetaplah disebut kolam
Kolam kecilku
Senantiasa kujaga dirimu
Kebersihakn setiap hari
Kuberi sedikit hiasan teratai
di atas warna keruh airmu
kolam kecilku
meski warnamu keruh
kau menyimpan beberapa jenis hewan air
yang ketika besar nanti akan ku santap
meski terlihat biasa
engkau membawa kebahagiaan untukku
membawa ketenangan bagiku
di kala gundahku dan sedihku
Contoh 3 :
Kucing Manisku
Kau amat cantik
Bulu halus putih kehitaman
Serta sorot matamu yang tajam
Semakin menambah kharismamu
Kucing manisku
Menggeliat manja di pergelangan kaki
Mengelus-ngelus dan mengeong
Alangkah lucunya
Kucing manisku ini
Tertidur pulas di siang hari
Terjaga di malam hari
bercakar dan kuku tajam
tetapi engkau begitu jinak
Kucing manisku
Ketika kupulang sekolah
Kau sambut diriku dengan erangan manja
Kau ajak saya bermain denganmu
Dengan sedikit tingkah polah anehmu
Kucing manisku
Sungguh saya menyayangimu
Contoh 4 :
Kertas Lipat Origami
Warna warni wujud indahmu
Memukau elok paras fisik dan parasmu
Lekukan fisikmu amatlah menarik hati
Siapapun yang melihatnya
Kan kulipat engkau sesuka hatiku
Kan kujadikan dirimu permadani terbangku
Kan kujadikan bahtera layar nelayan ditepian pantai
Aku juga bisa menciptakan ikan-ikan di lautan
Dengan adanya dirimu
Kertas lipat origamiku
Sungguh kubahagia bisa memilikimu
Meskipun engkau hanyalah benda sederhana
Namun kamu nampak luar biasa
Dengan segala kelebihan yang ada padamu
Contoh 5 :
Muadzin Tua yang Tertinggalkan Zaman
Dahulu sangat merdua lantunan adzanmu
Dahulu kamu amat gagah bangun di hadapan mimbar
Dahulu kamu bisa melantangkan bunyi permintaan sembahyang
Namun kini
Suaramu tak lagi lantang
Napasmu kian hari kian memendek
Tak jarang kamu tersebngal ketika menjalankan tugasmu
Wahai muadzin tua
Bilakah kamu usaikan kiprah muliamu ini
Tak adakah generasi muda yang menggantikanmu
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-1973764693216878"
data-ad-slot="5881289326">
Wahai muadzin tua
Ragamu sudah semakin renta
Rambutmu semakin memutih
Kulitmu semakin berkerut
Namun kutahu jiwamu tak berubah sedikitpun
Kutahu jiwamu masihkah seorang muadzin muda
Wahai muadzin tua
Jikalau seluruh makhluk menolak
Sebagai saksimu di alam abadi kelak
Cukuplah diri ini menjadi saksi
Keteguhanmu dalam mengajak anak adam
Untuk menuju Tuhannya
Salam takdzim dan terima kasihku
Untukmu muadzin tua
Contoh 6 :
Belajar
Belajar berguru belajar
Setiap hari wajib belajar
Di rumah
Di sekolah
Di kawasan mengaji
Di manapun Harus belajar
Ayah menyuruhku belajar
Ibu menyuruhku belajar
Nenek menyuruhku belajar
Kakek menyuruhku belajar
Semua menyuruhku belajar
Belajar berguru belajar
Kapankah berguru usai
Kuteringat pesan ibu guru
Kata ia berguru itu kewajiban
Kata ia berguru itu keharusan
Kata ia belajarlah hingga napas
Hanya tersisa di tenggorokan
Agar kelak menjadi insan yang beradab
Kuteringat petuah pak ustadz
Belajar ialah ibadah
Kata ia berguru itu tak pernah usai
Dari buaian hingga ke liang lahat
Belajar berguru belajar
Meski membosankan ku coba terus belajar
Ku coba menikmati proses belajar
Demi kewajibanku sebagai insan yang beriman
Dan insan yang beradab
Contoh 7 :
Lembaran Usang Kalam Ilahi
Lembaran lama kalam ilahi
Berdebu dan terabaikan
Guratan aksaranya mengatakan keagungan
Dimasa kemudian dan masa mendatang
Apa yang terjadi dengan umat di dusun ini
Dengan apakah mereka mengaji
Jika bukan dengan lembaran lama ini
Lembaran kalam ilahi
Tergeletak tak berdaya di almari surau tua
Siapa gerangan umat tak amanah di zaman ini
Yang abai terhadap lembaran kalam sucu ilahi ini
Ya Tuhan
Jagalan lembaran-lembaran ini
Sebagaimana engkau menjamin
Akan menjaga segala keutuhan isinya
Hingga hari final zaman kelak
Ya Tuhan
Bantu kami untuk sanggup menjaga lembaran kalam ilahi-Mu
Bantu kami juga supaya sanggup mengkajinya
Tak hanya sekedar membaca
Atau hanya sekedar gembira padanya
Baca Juga:
7 Contoh Puisi Tentang Hujan di Pagi Hari
5 Contoh Puisi Bebas Tentang Persahabatan Sejati
Kumpulan Puisi Pendek Tentang Alam
Sumber https://ruangseni.com