Random post

Thursday, May 3, 2018

√ Pengertian, Sejarah, Latarbelakang & Tujuan Gerakan Non Blok

Pada kesempatan kali ini akan membahas perihal pengertian gerakan non blok, sejarah berdirinya gerakan non blok, latar belakang gerakan non blok, tujuan gerakan non blok, kiprah indonesia dalam gerakan non blok serat tokoh gerakan non blok. Baiklah eksklusif saja kita bahas Pengertian, Sejarah, Latarbelakang dan Tujuan Gerakan Non Blok.

Pengerian Gerakan Non Blok

Non-Aligned Movement (NAM) / Gerakan Non-Blok (GNB) adalah sebuah organisasi internasional yang terdiri dari lebih dari 120 negara-negara yang tidak menganggap dirinya bergabung / beraliansi dengan atau terhadap blok kekuatan besar manapun.

Sejarah dan Latarbelakang Gerakan Non Blok

Organisasi Gerakan Non Blok muncul di tengah persaingan dua kekuatan besar dunia, yaitu Blok Barat dan Blok Timur. Persaingan kedua blok terjadi pada masa perang dingin. Negara-negara Blok Timur dipimpin Uni Soviet sementara negara-negara Blok Barat dipimpin oleh Amerika Serikat. Tiap-tiap blok berusaha menarik derma dari negara-negara lain. Agar negara-negara berkembang tidak terkena imbas Blok Barat maupun Blok Timur, maka didirikan lah organisasi Gerakan Non-Blok.

Kata "Non-Blok" dipaparkan pertama kali oleh Pandit Jawaharlal Nehru (Perdana Menteri India) dalam pidatonya tahun 1954 di Colombo, Sri Lanka. Dalam pidato itu, Nehru menjabarkan lima pilar yang sanggup diterapkan sebagai anutan untuk membentuk kekerabatan Sino-India yang disebut dengan Panchsheel (lima pengendali). Prinsip ini lalu digunakan sebagai basis dari Gerakan Non-Blok. Lima prinsip tersebut ialah:
  1. Saling menghormati integritas teritorial dan kedaulatan.
  2. Perjanjian tidak saling melaksanakan agresi
  3. Tidak melaksanakan intervensi urusan dalam negeri negara lain
  4. Setara dan saling menguntungkan
  5. Menjaga perdamaian
 Pada kesempatan kali ini akan membahas perihal pengertian gerakan non blok √ Pengertian, Sejarah, Latarbelakang & Tujuan Gerakan Non Blok
Gamal Abdul Nasser (kiri), Josip Broz Tito (tengah) dan Jawaharlal Nehru (kanan) dikala konferensi Gerakan Non Blok di Belgrade (1961)
Gerakan Non-Blok sendiri beawal dari sebuah Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika / Konferensi Asia Afrika yaitu sebuah konferensi yang diadakan di Bandung, pada tahun 1955. Di sana, negara-negara yang tidak berpihak pada blok manapun mendeklarasikan keinginan mereka untuk tidak terlibat dalam konfrontasi ideologi blok Barat dan blok Timur. Pendiri / Tokoh Gerakan Non Blok ini yaitu 5 pemimpin dunia, yaitu:
  • Josip Broz Tito presiden Yugoslavia
  • Soekarno presiden Indonesia
  • Pandit Jawaharlal Nehru perdana menteri India
  • Gamal Abdul Nasser presiden Mesir
  • Kwame Nkrumah dari Ghana.

Kemudian Gerakan ini dicanangkan pertamakali dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang diselenggarakan pada tahun 1961 di Beograd (Belgrade), Yugoslavia. Saat itu konfensi ini dihadiri 25 negara dari aneka macam penggalan dunia yakni Yugoslavia (sebagai tuan rumah), Indonesia, India, Afghanistan, Algeria, Yaman, Myanmar, Kamboja, Sri Lanka, Kongo, Kuba, Cyprus, Mesir, Ethiopia, Ghana, Guinea, Irak, Lebanon, Mali, Maroko, Nepal, Arab Saudi, Somalia, Sudan, Suriah, dan Tunisia.

Dengan didasari oleh semangat Dasa Sila Bandung, maka pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang diselenggarakan pada tahun 1961 di Beograd dibentuklah Gerakan Non Blok oleh Josep Broz Tito (Presiden Yugoslavia dikala itu). Hasil dari konferensi tersebut juga mendaulat Josip Broz Tito sebagai Pimpinan pertama dalam Gerakan Non-Blok.
Sejak pertemuan Belgrade tahun 1961, serangkaian Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok telah diselenggarakan yaitu di Kairo, Mesir (1964) diikuti oleh 46 negara dengan anggota yang hadir kebanyakan dari negara-negara Afrika yang gres meraih kemerdekaan, lalu di Lusaka, Zambia (1970), Algiers, Aljazair (1973), Kolombo, Srilangka (1976), Havana, Cuba (1979), New Delhi, India (1983), Harare, Zimbabwe (1986), Beograd, Yugoslavia (1989), Jakarta, Indonesia (1992), Cartagena de Indias, Kolombia (1995), Durban, Afrika Selatan (1998), Kuala Lumpur, Malaysia (2003), Havana, Kuba (2006), Sharm el-Sheikh, Mesir (2009), Teheran, Iran (2012) dan terakhir di Karakas, Venezuela pada tahun 2015.

Gerakan ini sempat kehilangan kredibilitasnya pada final tahun1960-an ketika anggota-anggotanya mulai terpecah dan bergabung pada salah satu Blok, terutama Blok Timur. Sehingga muncul pertanyaan bagaimana sebuah negara yang bersekutu dengan Uni Soviet ibarat Kuba sanggup mengklaim dirinya sebagai negara non blok. Atau kasus dimana India yang bersekutu dengan Uni Soviet untuk melawan Tiongkok selama beberapa tahun. Lebih jelek lagi, beberapa anggota gerakan non blok bahkan terlibat konflik dengan anggota lainnya, ibarat contohnya konflik antara Iran dengan Irak dan Pakistan dengan India.

Gerakan ini lalu terpecah sepenuhnya pada tahun 1979 ketika terjadi invasi Uni Soviet terhadap Afghanistan. Saat itu, seluruh sekutu Soviet mendukung invasi sementara anggota GNB, terutama negara dengan lebih banyak didominasi muslim, mustahil melaksanakan hal yang sama untuk Afghanistan akhir adanya perjanjian nonintervensi.

Tujuan Gerakan Non Blok

Tujuan GNB yaitu ibarat yang tercantum dalam Deklarasi Havana tahun 1979, yaitu untuk menjamin "kemerdekaan, kedaulatan, integritas teritorial nasional, dan keamanan dari negara-negara nonblok" dalam usaha mereka menentang imperialisme, kolonialisme, neo-kolonialisme, apartheid, rasisme dan segala bentuk aksi militer, pendudukan, dominasi asing, tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain, menentang segala bentuk blok politik serta kolaborasi internasional menurut persamaan hak.

Dimana tujuan dari gerakan non blok diatas sanggup kita jabarkan kedalam 3 poin utama, yaitu:
  1. Turut serta meredakan ketegangan dunia akhir perebutan imbas Amerika Serikat (Blok Barat) dan Uni Soviet (Blok Timur) dalam perang dingin.
  2. Membendung imbas negatif baik dari Blok Barat maupun Blok Timur ke negara-negara anggota Gerakan Non-Blok.
  3. Mengembangkan rasa solidaritas di antara negara anggota. Caranya dengan membantu usaha negara-negara berkembang dalam mencapai persamaan, kemerdekaan, dan kemakmuran.

Meskipun organisasi ini dimaksudkan untuk menjadi aliansi yang anggotanya saling komunikasi dan mempunyai kedekatan ibarat NATO / Pakta Warsawa, negara-negara anggotanya tidak pernah mempunyai kedekatan yang diinginkan dan banyak anggotanya yang jadinya diajak beraliansi salah satu negara-negara adikuasa tersebut. Misalnya, Kuba mempunyai korelasi yang bersahabat dengan Uni Soviet pada masa Perang Dingin. Atau India yang bersekutu dengan Uni Soviet untuk melawan Tiongkok selama beberapa tahun.

Peran Serta Indonesia dalam Gerakan Non Blok

Gerakan Non Blok (GNB) menempati posisi khusus dalam politik luar negeri Indonesia alasannya yaitu Indonesia semenjak awal mempunyai kiprah sentral dalam pendirian GNB. Konferensi Asia Afrika yang diadakan di Bandung pada tahun 1955 merupakan bukti kiprah dan donasi penting Indonesia dalam mengawali penggagasan dan pendirian GNB. Secara khusus, Presiden Soekarno juga diakui sebagai tokoh pencetus dan pendiri GNB. Indonesia menilai penting GNB tidak sekadar dari kiprah yang selama ini dikontribusikan, tetapi juga mengingat prinsip dan tujuan GNB merupakan refleksi dari usaha dan tujuan kebangsaan Indonesia sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945.

Baca Juga : 8 Organisasi Pergerakan Kebangkitan Nasional

Selain kiprah serta yang telah dijelaskan diatas, Berbagai Peran serta Indonesia dalam Gerakan Non Blok sanggup dijelaskan dalam beberapa poin dibawah ini:
  1. Sebagai salah satu negara pemrakarsa, Hal tersebut alasannya yaitu Gerakan Non Blok sendiri bermula dari sebuah Konferensi Asia Afrika yang digelar di Bandung, pada tahun 1955.
  2. Sebagai salah satu negara pengundang pada Konferensi Tingkat Tinggi GNB yang pertama, Hal ini alasannya yaitu indonesia merupakan salah satu pendiri GNB dan berperan besar mengundang / mengajak negara lain untuk bergabung kedalam GNB. 
  3. Pernah menjadi ketua GNB pada tahun 1992 - 1995. Pada dikala itu (1-6 September 1992) Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggara KTT X GNB di Jakarta. Peserta yang menghadiri KTT X GNB berjumlah 106 negara.
  4. Indonesia juga turut memecahkan masalah-masalah dunia menurut perdamaian dunia, memperjuangkan HAM, dan tata ekonomi dunia yang menurut pada asas keadilan. Indonesia memandang GNB sebagai wadah yang sempurna bagi negara-negara berkembang untuk memperjuangkan cita-citanya. Sikap ini secara konsekuen diaktualisasikan Indonesia dalam perannya di GNB.

Berdasarkan klarifikasi di atas, maka keberadaan Gerakan Negara Negara Non Blok secara tegas mengacu pada hasil-hasil kesepakatan dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955. Penggunaan istilah bangsa-bangsa non blok atau "tidak memihak" yaitu pernyataan bersama untuk menolak melibatkan diri dalam konfrontasi ideologis antara blok Barat dan Timur. Lebih lanjut, bangsa-bangsa yang tergabung dalam Gerakan Non-Blok lebih memfokuskan diri pada upaya usaha kemerdekaan nasional, menghapuskan kemiskinan dan mengatasi keterbelakangan di aneka macam bidang.


Sekian Artikel mengenai Pengertian, Sejarah, Latarbelakang dan Tujuan Gerakan Non Blok. supaya artikel ini sanggup bermanfaat bagi teman baik untuk menambah ilmu, mengerjakan tugas, maupun untuk sekedar menambah wawasan perihal gerakan non blok, tujuan gnb, latar belakang gnb, kiprah indonesia dalam gnb, pendiri gnb dan tokoh gerakan non blok. Seandainya teman menemukan kesalahan baik dari segi klarifikasi maupun penulisan, mohon kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan dan kebaikan bersama. Akhir kata, Terimakasih atas kunjungannya.

Pengertian, Sejarah, Latarbelakang dan Tujuan Gerakan Non Blok
MARKIJAR : MARi KIta belaJAR


Sumber http://www.markijar.com/