Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring, yang dimaksud dengan roman ialah karangan prosa yang melukiskan perbuatan pelakunya berdasarkan tabiat dan isi jiwa masing-masing. Terdapat jenis-jenis roman dalam bahasa Indonesia, salah satunya ialah roman percintaan. Roman percintaan atau Liebesroman ialah jenis roman yang mengangkat dongeng perihal kisah percintaan pada zaman romantik yang merupakan sebuah tema utama dalam roman ini. Roman percintaan merupakan roman yang banyak digemari oleh kaum wanita. Biasanya roman jenis ini banyak menceritakan sisi kepahlawanan seorang perempuan dengan memakai gaya bahasa yang tidak serius dan ceritanya biasanya berakhir dengan kebahagiaan. Contoh roman percintaan di antaranya ialah “Medan di Waktu Malam” karya O.M Taufik dan “Gadis Empat Zaman” karya Salkha, “Tenggelamnya Kapal Van der Wijck” yang karya Haji Abdul Malik Karim Marullah atau HAMKA, dan “Salah Pilih” karya Nur Sutan Iskandar.
Jika sebelumnya kita telah mengetahui contoh roman singkat dan contoh roman sejarah dalam bahasa Indonesia, berikut disajikan beberapa pola roman percintaan dengan judul “Tenggelamnya Kapal Van der Wijck” yang karya Haji Abdul Malik Karim Marullah atau HAMKA dan “Salah Pilih” karya Nur Sutan Iskandar.
1. Contoh 1
Contoh roman percintaan berikut ialah roman berjudul Tenggelamnya Kapal Van der Wijck yang merupakan karya Haji Abdul Malik Karim Marullah atau HAMKA dikutip dari laman Wikipedia .com.
Perdebatan mengenai harta warisan antara Pendekar Sutan dengan mamaknya berujung pada kematian. Pendekar Sutan diasingkan dari Batipuh ke Cilacap selama dua belas tahun alasannya ialah membunuh mamaknya. Setelah bebas, Pendekar Sutan menentukan menetap di Makssar dan menikah dengan Daeng Habibah. Akan tetapi, sesudah memperoleh seorang anak berjulukan Zainuddin, Daeng Habibah meninggal dan tak usang sesudah itu Zainuddin menjadi yatim piatu.
Ketika beranjak remaja, Zainuddin meminta izin kepada pengasuhnya, Mak Base, untuk berangkat ke Minangkabau; ia telah usang ingin menjumpai tanah asal ayahnya di Batipuh. Namun, kedatangan Zainuddin tidak mendapatkan sambutan baik di tengah-tengah masyarakat yang menarik struktur hubungan dari pihak ibu. Ia dianggap tidak mempunyai pertalian darah lagi dengan keluarganya di Minangkabau alasannya ialah meskipun berayah Minang, ibunya berasal dari Bugis. Akibatnya ia merasa terasing dan melalui surat-surat ia kerap mencurahkan kesedihannya kepada Hayati, perempuan keturunan Minang yang prihaton terhadapnya.
Setelah Zainuddin dan Hayati sam-sama mulai jatuh cinta, Zainuddin tetapkan pindah ke Padang Panjang alasannya ialah mamak Hayati memintanya untuk keluar dari Batipuh. Sebelum berpisah, Hayati sempat berjanji kepada Zainuddin untuk selalu setia. Sewaktu Hayati berkunjung ke Padang Panjang alasannya ialah hendak menjumpai Zainuddin, Hayati sempat menginap di rumah sahabatnya, Khadijah. Namun, sekembali dari Padang Panjang, Hayati dihadapkan oleh seruan keluarganya yang telah setuju untuk mendapatkan pinangan Azis, abang Khadijah. Azis yang murni keturunan Minang dan berasal dari keluarga terpandang, lebih disukai keluarga Hayati daripada Zainuddin. Meskipun masih menyayangi Zainuddin, Hayati risikonya terpaksa mendapatkan dinikahkan dengan Azis.
Mengetahui hayati telah menikah dan mengkhianati janjinya, Zainuddin yang sempat berputus asa, pergi ke Jawa bersama temannya, Muluk, tinggal pertama kali di Batavia sebelum risikonya pindah ke Surabaya. Di perantauan, Zainuddin menjadi penulis yang terkenal. Pada dikala yang sama, Azis juga pindah ke Surabaya bersama Hayati alasannya ialah alasan pekerjaan, tetapi rumah tangga mereka risikonya menjadi berantakan. Setelah Azis dipecat, mereka menumpang ke rumah Zainuddin, tetapi Azis kemudian bunuh diri dan dalam sepucuk surat ia berpesan semoga Zainuddin menjaga Hayati. Namun Zainuddin tidak memaafkan kesalahan Hayati. Hayati risikonya disuruh pulang ke Batipuh dengan menaiki kapal Van der Wijck.
Di tengah-tengah perjalanan, kapal yang dinaiki Hayati karam dan sesudah Zainuddin mendengar informasi itu pribadi menuju sebuah rumah sakit di Tuban. Sebelum kapal tenggelam, Muluk yang meratapi sikap Zainuddin memberi tahu Zainuddin bahwa Hayati sebetulnya masih mencintainya. Namun tak usang sesudah Zainuddin datang, Hayati meninggal. Sepeninggal Hayati, Zainuddin menjadi sakit-sakitan hingga risikonya meninggal. Jasadnya dimakamkan di dekat pusara Hayati.
2. Contoh 2
Contoh roman percintaan berikut ialah roman berjudul Salah Pilih karya Nur Sutan Iskandar yang dikutip dari laman perpustakaan Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Mendoyo dan ulya130300.blogspot.com dengan perubahan seperlunya.
Di sebuah daerah di Sumatra Barat yang berjulukan Sungaibatang, Maninjau, Suku Minang, tinggallah sebuah keluarga yang terdiri atas seorang ibu yang berjulukan Mariati, seorang anak pria berjulukan Asri, dan seorang anak perempuan berjulukan Asnah. Bu Mariati ialah seorang ibu yang baik hati dan sangat sayang pada keluarganya. Asri ialah anak pria Bu Mariati yang sabar, penyayang, terpelajar, dan taat pada orang tua. Sementara itu, Asnah ialah seorang anak perempuan yang diadopsi oleh bu Mariati dan merupakan anak perempuan yang berbudi luhur, ramah, pemaaf, taat pada orang tua, dan agak tertutup. Meskipun Asnah ialah anak angkat bu Mariati, bu Mariati sangat menyayangi Asnah menyerupai anak kandungnya sendiri. Begitu pun Asnah, ia sangat menyayangi bu Mariati menyerupai ibunya sendiri. Turut tinggal bersama mereka ialah seorang pembantu berjulukan Mak Cik Lia. Mereka tinggal di sebuah rumah gadang dan hidup penuh dengan kasih sayang.
Asri dan Asnah pun sangat bersahabat sebagai adik kakak. Mereka selalu jujur satu sama lain kecuali satu hal. Asnah merahasiakan perasaan sayangnya kepada Asri sebagai seorang kekasih. Suatu hari, Asri yang sedang bersekolah di Batavia tetapkan mudik ke Sumatera Barat. Kepulangan Asri ini merupakan bentuk kepatuhan Asri kepada ibunya yang memintanya untuk tinggal di kampung dan tidak melanjutkan sekolah di Batavia. Namun, kepulangan Asri ini juga memperlihatkan kegelisahan tersendiri di hati Asnah alasannya ialah rahasia menyayangi abang angkatnya.
Setelah tiba di kampung halamannya, Asri pun segera memperoleh pekerjaan sebagai clerk di instasi pemerintah setempat. Hal ini tentu menciptakan senang hati ibunya dan juga Asnah. Bu Mariati pun meminta Asri untuk segera mencari pendamping hidup dan menikah. Asri pun menuruti seruan ibunya dan mulai mencari perempuan yang cocok untuk dijadikan pendamping hidup. Dalam proses pencarian pendamping hidup ini, Asri kerap berdiskusi dengan Asnah. Sebagai seorang adik, tentunya Asnah berusaha memperlihatkan pendapat terbaik yang sanggup menciptakan abang angkatnya senang meskipun sesungguhnya hatinya sangat terpukul.
Namun, kegalauan yang melanda Asnah semakin membuncah ketika Asri tetapkan untuk menentukan Saniah, seorang putri bangsawan, sebagai pendamping hidupnya. Tidak hanya Asnah, bu Mariati pun sebagai ibunya merasa duka dengan pilihan Asri. Hal ini dikarenakan Saniah sebagai putri darah biru dinilai tidak mempunyai sikap yang baik, sombong, dan kerap membeda-bedakan status sosial orang lain. Sikap dan sikap Saniah yang menyerupai itu merupakan buah pendidikan ibunya yang berjulukan Rangkayo Soleah. Sikap dan sikap Saniah yang sombong ini terperinci berkebalikan dan tidak sesuai dengan Asri. Asri ialah seorang cowok yang baik dan sayang pada keluarganya. Walaupun demikian, Asnah berjanji kepada ibunya untuk tetap menjaga kedamaian di rumah gadang.
Asri dan Saniah pun kemudian bertunangan dan menikah dengan memakai susila Minangkabau. Pernikahan yang dijalani Asri bersama Saniah ialah komitmen nikah yang penuh dengan pertengkaran. Mereka sangat berbeda terkait dengan duduk perkara adat. Saniah kerap disetir oleh ibunya untuk mengikuti susila yang sangat kaku dan kuno sementara Asri lebih bebas. Asri sangat menghormati susila namun tidak suka dikekang dan dipaksa menyerupai yang sering dilakukan oleh Saniah kepadanya.
Di samping itu, Saniah juga kerap berperilaku bergairah terhadap Asnah alasannya ialah cemburu dengan keberadaan Asnah. Hal inilah yang memancing kemarahan Asri. Tidak hanya itu, beberapa kali Saniah mengusir Asnah. Asnah pun pergi meninggalkan rumah gadang dan menciptakan bu Mariati sedih. Walapun Asnah hanyalah anak angkatnya, namun bu Mariati selalu memperlakukan Asnah menyerupai anak kandungnya sendiri. Kesedihan yang dirasakan oleh bu Mariati membuatnya jatuh sakit. Bu Mariati pun risikonya meninggal dunia sesudah menderita sakit yang cukup lama. Wafatnya bu Mariati menciptakan Saniah angkuh dan merasa dialah yang paling berkuasa di rumah gadang.
Kepergian Asnah tidak menciptakan sikap Saniah berubah. Dia semakin curiga ketika mendapati suaminya Asri kerap pulang larut malam bahkan terkadang tidak pulang ke rumah. Hal ini menciptakan Saniah murka dan kemarahan Saniah mengantarnya pulang ke rumah ibunya tanpa pamit kepada suaminya. Setibanya di rumah ibunya, Saniah dan ibunya pun tetapkan untuk pergi ke rumah saudaranya di luar kota dengan memakai mobil. Di perjalanan, kendaraan beroda empat yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan hingga menciptakan Saniah dan ibunya meninggal dunia.
Tak usang sesudah Saniah dan ibunya meninggal, Asri dan Asnah pun menikah. Namun, komitmen nikah mereka menerima usikan dari orang-orang sekampung alasannya ialah Asri dan Asnah dianggap satu suku. Untuk menghindari cemoohan dan fitnah, mereka pun kemudian pindah ke Jakarta. Suatu hari, mereka menerima kabar dari orang kampung bahwa Asri dipilih menjadi kepala kampung. Asri dan Asnah pun kemudian pulang ke kampung halaman dan hidup senang di sana.
Demikianlah ulasan singkat perihal pola roman percintaan. Artikel lain yang sanggup dibaca di antaranya ialah jenis jenis prosa baru, jenis jenis esai, jenis jenis prosa, contoh novel fiksi, contoh prosa gres novel, contoh dongeng novel, contoh novel singkat, contoh kata pengantar novel, contoh sinopsis novel, contoh resensi buku novel, jenis-jenis novel, dan perbedaan cerpen dan novel. Semoga bermanfaat. Terima kasih.
Sumber https://dosenbahasa.com