Random post

Friday, May 18, 2018

√ Wawancara Dan Etikanya – Pengertian, Unsur, Dan Langkah-Langkahnya


Tentunya kita sering melihat di televisi atau mendengar di radio wawancara yang dikemas dan disajikan sedemikian rupa dalam sebuah jadwal aktivitas televisi atau radio menyerupai berita. Biasanya, wawancara dilakukan untuk menggali dan memperoleh informasi dari suatu masalah. Adapun informasi digali dari banyak sekali narasumber yang sangat berkompeten atau menguasai permasalahan yang sedang dibahas. Wawancara yang dilakukan oleh pewawancara tidak sanggup dilakukan sembarangan. Dalam arti harus dilakukan secara sedikit demi sedikit dan mengacu pada adab yang telah ditetapkan. Berikut akan diulas mengenai wawancara terkait dengan pengertian, unsur, langka-langkah wawancara, serta adab wawancara yang harus dipenuhi.





Pengertian





Kata wawancara dalam bahasa Indonesia merupakan padanan kata dari kata interview dalam bahasa Inggris. Kata interview sendiri berasal dari kata Latin dan Perancis yang berarti untuk “melihat di antara” atau “melihat satu sama lain”. Secara umum, interview berarti sebuah pertemuan yang sifatnya pribadi antara orang-orang ketika banyak sekali pertanyaan ditanyakan dan dijawab. Orang yang memperlihatkan pertanyaan disebut dengan interviewer atau pewawancara. Sedangkan, orang yang menjawab pertanyaan disebut dengan narasumber. Dengan demikian, wawancara merupakan pertemuan pertemuan antara dua orang dengan tujuan untuk melihat atau mengenal satu sama lain. Biasanya, bila mendengar kata wawancara, persepsi yang kemudian muncul ialah wawancara untuk memperoleh pekerjaan.





Sementara itu, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring, wawancara diartikan sebagai tanya jawab dengan seseorang (pejabat dan sebagainya) yang dibutuhkan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal, untuk dimuat dalam surat kabar, disiarkan melalui radio, atau ditayangkan pada layar televisi. Wawancara juga diartikan sebagai tanya jawab direksi (kepada personalia, kepala humas) perusahaan dengan pelamar pekerjaan. Selain itu, wawancara juga dimaknai sebagai tanya jawab peneliti dengan narasumber.





Lebih lanjut dijelaskan, terdapat beberapa jenis atau bentuk wawancara di antaranya ialah sebagai berikut.





  • Wawancara bebas ialah wawancara yang susunan pertanyaannya tidak dicantumkan terlebih dahulu dan pembicaraannya bergantung pada suasana wawancara.
  • Wawancara individual ialah wawancara yang dilakukan oleh seseorang (pewawancara) dengan responden tunggal atau wawancara secara perseorangan.
  • Wawancara kelompok ialah wawancara yang dilakukan terhadap sekelompok orang dalam waktu yang bersamaan.
  • Wawancara konferensi ialah wawancara antara seorang pewawancara dan sejumlah responden atau wawancara antara sejumlah pewawancara dan seorang responden.
  • Wawancara terbuka ialah wawancara yang berdasarkan pertanyaan yang tidak terbatas (tidak terikat) jawabannya.
  • Wawancara terpimpin ialah wawancara dengan menggunakan pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya.
  • Wawancara tertutup ialah wawancara yang berdasarkan pertanyaan yang terbatas jawabannya.




Konteks





Wawancara sanggup terjadi dalam banyak sekali macam konteks yaitu pekerjaan, psikologi, penelitian, jurnalistik, dan situasi lainnya.





  • Wawancara pekerjaan ialah wawancara yang dilakukan dengan tujuan mengevaluasi kualifikasi orang yang diwawancarai untuk menempati posisi tertentu.
  • Wawancara psikologi ialah banyak sekali metode dan teknik wawancara yang dilakukan oleh psikolog sebagai upaya untuk memahami dan membantu pasien.
  • Wawancara penelitian ialah wawancara yang umumnya dilakukan dalam bidang pemasaran maupun akademis. Di bidang pemasaran, wawancara biasa dipakai dalam penelitian kualitatif sebagai upaya untuk memahami pemikiran konsumen atau apa yang dipikirkan oleh konsumen.
  • Wawancara jurnalistik ialah wawancara yang dilakukan di bidang jurnalistik. Biasanya, reporter yang bertugas meliput sebuah dongeng atau bencana melaksanakan wawancara melalui telepon dan secara tatap muka dalam rangka memperoleh informasi untuk disajikan di media massa atau media lainnya.
  • Wawancara situasi lainnya ialah wawancara yang dipakai dalam situasi tertentu contohnya wawancara keanggotaan gres sebuah organisasi atau untuk memperoleh beasiswa.




Unsur





Wawancara terdiri atas beberapa unsur yaitu pewawancara, narasumber atau informan, tema, serta waktu dan tempat.





  • Pewawancara ialah orang yang berperan sebagai penanya atau orang yang mencari dan menggali informasi dari narasumber atau informan.
  • Narasumber atau informan ialah orang yang diwawancarai oleh pewawancara dan berperan sebagai penjawab pertanyaan atau pemberi informasi kepada pewawancara. Biasanya, mereka yang menjadi narasumber ialah orang-orang yang berkompeten di bidangnya dan menguasai permasalahan yang tengah dibahas. Narasumber sanggup beru pa tokoh, orang biasa atau pakar.
  • Tema ialah perihal yang diwawancarakan antara pewawancara dan narasumber.
  • Waktu merujuk pada waktu dilaksanakannya wawancara.
  • Tempat merujuk pada daerah dilaksanakannya wawancara.




Langkah-langkah Melakukan Wawancara





Wawancara tidak sanggup dilakukan secara sembarangan. Terdapat beberapa langkah melaksanakan wawancara yang dibagi ke dalam tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pelaporan.





1. Tahap persiapan





Terdapat beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh seorang pewawancara sebelum mengadakan wawancara dengan narasumber.





  • Menentukan tema wawancara. Tema yang akan dikupas dalam wawancara akan memilih narasumber yang akan diwawancarai.
  • Memilih narasumber yang akan diwawancarai. Narasumber dipilih berdasarkan tema wawancara yang telah ditetapkan sebelumnya.
  • Membuat janji dengan narasumber. Setelah tema dan narasumber ditetapkan, langkah selanjutnya ialah menciptakan janji dengan narasumber terkait kesediaan narasumber untuk diwawancarai serta waktu dan daerah dilaksanakannya wawancara.
  • Menyiapkan daftar pertanyaan. Setelah narasumber menyatakan kesediaannya untuk diwawancarai, pewawancara kemudian menyusun daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber ketika wawancara. Pertanyaan ini harus disusun secara sistematis dan teratur. Adapun jenis-jenis pertanyaan yang disampaikan kepada narasumber di antaranya ialah pertanyaan yang bersifat menimba, menyelidiki, menyarankan, mengungkap, dan meneliti. Selain itu, pertanyaan yang akan diajukan dalam wawancara hendaknya mengandung unsur-unsur 5W + 1H yaitu what atau apa, when atau kapan, who atau siapa, where atau di mana, why atau mengapa, dan how atau bagaimana.
  • Menyiapkan alat wawancara. Seorang pewawancara hendaknya menyiapkan alat wawancara dan memastikan alat wawancara tersebut sanggup dipakai dengan baik. Adapun alat-alat yang dipakai untuk wawancara antara lain buku catatan, alat tulis, alat perekam, dan lain-lain.




2. Tahap pelaksanaan





Tahap pelaksanaan wawancara ialah tahapan berlangsungnya wawancara dari awal hingga akhir.





  • Mengawali wawancara dengan pembicaraan ringan menyerupai menanyakan kabar narasumber.
  • Menunjukkan perilaku yang ramah dan bersahabat.
  • Mengajukan pertanyaan secara runut dan jelas.
  • Merekam dan mencatat wawancara.
  • Menghindari pertanyaan yang sifatnya memojokkan atau menginterograsi.
  • Wawancara diakhiri dengan memperlihatkan kesan yang baik dan menyenangkan.
  • Mengucapkan terima kasih atas waktu dan kesediaan narasumber untuk diwawancarai juga hendaknya jangan hingga terlewat.




3. Tahap pelaporan





Setelah melaksanakan wawancara, pewawancara diharuskan untuk melaporkan hasil wawancara yang telah dilakukan. Laporan sanggup ditulis dalam bentuk makalah, paparan atau disajikan dengan ringkas. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun laporan hasil wawancara, yaitu :





  • Kaidah-kaidah penulisan laporan.
  • Tidak mencampuradukkan hasil wawancara dengan opini pribadi.
  • Memilih serta mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan tema yang dibahas dalam wawancara.
  • Menjaga nama baik narasumber atau menjaga kerahasiaan identitas narasumber bila diminta sesuai dengan etika. Jika yang mewawancarai narasumber ialah jurnalis atau wartawan, adab yang dijadikan pemikiran ialah Kode Etik Jurnalistik.




Etika





Melakukan wawancara dengan narasumber hendaknya dilakukan dengan penuh sopan santun dan beretika. Adapun adab dalam berwawancara di antaranya ialah sebagai berikut.





  • Mempersiapkan wawancara dengan sebaik mungkin terkait dengan kerangka wawancara, menguasai bahan wawancara, memahami siapa yang menjadi narasumber, dan sebagainya.
  • Membuat janji terlebih dahulu dengan narasumber untuk menanyakan kesediaan narasumber untuk diwawancara dan memilih waktu dan daerah wawancara.
  • Datang sempurna waktu sesuai dengan kesepakatan yang telah dibentuk antara pewawancara dan narasumber.
  • Menaati tata tertib wawancara, peraturan, serta norma-norma yang berlaku di daerah berlangsungnya wawancara.
  • Bersikap sopan yang ditandai dengan pakaian yang dikenakan, menghormati dan mengikuti peraturan serta norma setempat, dan sebagainya.
  • Bersikap rendah hati.
  • Menghormati narasumber.
  • Bersikap ramah dalam kata dan tindakan.
  • Bersikap penuh pengertian terhadap narasumber dan netral.
  • Menjadi pendengar yang baik.
  • Ketika mewawancarai narasumber hendaknya tidak memotong apa yang disampaikan oleh narasumber.
  • Ketika mewawancarai narasumber hendaknya tidak mendebat apa yang disampaikan oleh narasumber.
  • Tidak menanyakan hal-hal yang sifatnya umum yang tidak sesuai dengan topik wawancara.
  • Memberikan pertanyaan secara obyektif, netral, dan tidak memengaruhi narasumber untuk memperlihatkan balasan tertentu.
  • Memberikan pertanyaan dengan kalimat yang sesingkat mungkin, jelas, dan terarah sehingga gampang dipahami oleh narasumber.
  • Ketika memperlihatkan pertanyaan, hendaknya tidak memperlihatkan dua pertanyaan sekaligus sebab narasumber cenderung hanya menjawan pertanyaan yang diajukan terakhir alias pertanyaan kedua. Akibatnya, informasi tidak akan tergali dengan baik.
  • Menyesuaikan diri dengan aksara narasumber.
  • Menjalin kekerabatan dengan narasumber dengan cara mempergunakan waktu sebelum dan setelah wawancara untuk mengakrabkan diri. Hal ini perlu dilakukan semoga proses wawancara sanggup berlangsung dengan lancar.
  • Ketika mewawancarai narasumber yang mempunyai banyak musuh, ada baiknya pewawancara bersikap seakan-akan memihak pada narasumber. Hal ini dilakukan semoga narasumber merasa nyaman dan tidak merasa diwawancara oleh musuh.
  • Mengucapkan terima kasih kepada narasumber setelah selesai melaksanakan wawancara. Jika memungkinkan disertai dengan saling berjabat tangan.




Demikianlah ulasan singkat wacana wawancara dan etikanya terkait dengan pengertian, unsur, dan langkah-langkah ketika akan melaksanakan wawancara. Artikel lain yang sanggup dibaca di antaranya ialah jenis-jenis kalimat tanya dan contohnya, kalimat interogatif, contoh paragraf eksposisi laporan singkatcontoh teks singkat, contoh teks gosip di koran, contoh teks gosip duka, contoh teks gosip ekonomi, contoh teks gosip pendidikan, contoh teks gosip bola, contoh teks gosip seni budaya, contoh teks laporan observasi wacana tumbuhan, contoh teks laporan observasi wacana hewan, contoh teks laporan singkat, contoh teks laporan hasil observasi wacana alam, contoh teks laporan observasi beserta strukturnya. Semoga bermanfaat. Terima kasih.



Sumber https://dosenbahasa.com