Random post

Thursday, June 14, 2018

√ Pola Puisi Majas Personifikasi Klarifikasi Maknanya

Contoh Puisi Majas Personifikasi & Penjelasan Maknanya – Majas personifikasi ialah suatu peryataan ungkapan dengan gaya bahasa yang menimbulkan benda tak bernyawa atau benda mati seolah mempunyai sifat sebagaimana makhlukh hidup. Pemberian sifat kehidupan tersebut dimaksudkan untuk memunculkan kesan estetika keindahan terhadap suatu ungkapan. Majas personifikasi pada penerapannya bisa berupa kalimat dan juga puisi. Berikut ini beberapa pola majas personifikasi di dalam puisi “


Contoh puisi 1 :


Stasiun Kereta Tua di Kala Senja

Senja itu tetiba tenang dan sepi menyeruak

Bersamaan dengan kepergianmu dengan kereta renta itu

Lokomotif sang penarik gerbong berteriak lantang seraya mengepulkan asap

Entah di gerbong mana engkau dibawanya pergi


Jendela gerbong mempersilahkan kamu melihat diriku

Kau menatapku dari kejauhan diselingi dengan riuh rel berderit

Gerbong-gerbong itu menertawaiku

Yang tak bisa menahan kepergianmu


Tahukah dirimu bahwa saya tak lebih andal dari kereta renta ini

Yang dengan sombongya membawamu pergi

Bahkan bunyi lantangku pun karam oleh jeritan lokomotif

Deretan pintu gerbong yang mulai berjalan juga ikut menahan langkahku

Untuk mengejarmu


Saat wajahmu hanya terlihat menyerupai titik di atas kertas

Jeritan lokomotif dengan kepulan asap pun kian lirih

Kini saya hanya bisa melihat formasi panjang kereta dari arah belakang

Semakin jauh sampai cercaan gerbong-gerbong itu pun tak lagi kudengar


Aku menangis dengan luapan perasaan murung tak terkira

Seketika gerbong pengangkut kerikil bara pun menghiba

Bangku-bangku stasiun juga iba padaku

Aku merasa sedikit nyaman dengan simpati benda tak bernyawa itu

Namun jauh di dasar hatiku

Aku benci ditertawai dan dikasihani sekaligus

Oleh benda-benda tak beryawa yang menyebalkan ini


Lihatlah suatu hari nanti

Aku akan mendatangimu dengan penuh suka cita

Di senja hari dengan kereta renta ini

Semoga kelak gerbong itu tak lagi menertawaiku

Dan benda-benda ini tak lagi mengasihaniku


Penjelasan :


Pada beberapa baris dalam bait puisi di atas terdapat muatan majas personofikasi di dalamnya menyerupai pada bait berikut :


1. Bait Pertama


Senja itu tetiba tenang dan sepi menyeruak (kata sepi disifati dengan kata kerja menyeruak)

Bersamaan dengan kepergianmu dengan kereta renta itu

Lokomotif sang penarik gerbong berteriak lantang seraya mengepulkan asap (lokomotif disifati dengan kata kerja berteriak)

Entah di gerbong mana engkau dibawanya pergi


2. Bait Kedua


Jendela gerbong mempersilahkan kamu melihat diriku (jendela gerbong dikenai kata kerja mempersilahkan)

Kau menatapku dari kejauhan diselingi dengan riuh rel berderit

Gerbong-gerbong itu menertawaiku (gerbong dikenai acara menertawai)

Yang tak bisa menahan kepergianmu


3. Bait ketiga


Tahukah dirimu bahwa saya tak lebih andal dari kereta renta ini

Yang dengan sombongya membawamu pergi (kereta renta disifati dengan sifat sombong dan dikenai kata kerja membawa)

Bahkan bunyi lantangku pun karam oleh jeritan lokomotif (lokomotif dikenai kata kerja menjerit)

Deretan pintu gerbong yang mulai berjalan juga ikut menahan langkahku (deretan pintu gerbong dikenai kata kerja berjalan dan menahan)

Untuk mengejarmu


4. Bait ke Empat


Aku menangis dengan luapan perasaan murung tak terkira

Seketika gerbong pengangkut kerikil bara pun menghiba (gerbong kerikil bara dikenai kata kerja menghiba)

Bangku-bangku stasiun juga iba padaku (bangku-bangku stasiun dikenai kata kerja iba)

Aku merasa sedikit nyaman dengan simpati benda tak bernyawa itu

Namun jauh di dasar hatiku

Aku benci ditertawai dan dikasihani sekaligus

Oleh benda-benda tak beryawa yang menyebalkan ini




style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-1973764693216878"
data-ad-slot="5881289326">


Selanjutnya perhatikan kembali pola majas personifikasi dalam puisi berikut :


Contoh Puisi 2 :


Piringan Hitam

Piringan hitam renta melengkingkan bunyi parau

Mendayu-dayu alunan lagu cinta nan syahdu

Kupetik gitar iringan laguku

Terasa harmoni menembus sukma


Hentakan kaki indah menari mengikuti irama lagu

Piringan hitam masih bernyanyi menghabiskan bait lagu

Kini tak ada lagi dirimu menari di depanku

Yang tersisa hanyalah piringan hitam yang bernyanyi dengan parau


Nyanyian parau menghentak kesunyian

Membangkitkan memoar masa indah dulu

Saat piringan renta mengikat hati kita berdua

Saat benda hitam itu masih mengkilap kolam manik-manik


Saat ini hendak kemana kan kucari dirimu

Yang telah usang pergi meninggalkanku

Mungkin sekarang tanah pekuburan itu telah memakan jasadmu

Atau mungkin saja tubuhmu sudah tercampur dengan air dan tanah

Aku harap air dan tanah di pusara mau mendapatkan jasadmu

Piringan hitam berputar dan masih bernyanyi dengan sedikit tersedak

Memunculkan bunyi parau membuktikan usianya yang tak lagi muda

Piringan hitam satu-satunya barang yang mengingatkanku padamu

Dan bunyi paraunya yang sengau terkadang batuk-batuk


Aku harap benda renta ini tak bosan menemaniku

Seperti kursi renta yang dengan sabar kududuki bertahun-tahun

Seperti gelas beling yang setiap hari rela kutuangi tubuhnya dengan teh panas

Seperti air panas yang berbisik lirih dengan bunyi gemericik ketika menyeduh daun the

Seperti dirimu yang tak lekang dari ingatanku

Duhai kasih


Puisi 3


Sapuan Cinta Penuh Harap

Hamparan pasir berbisik-bisik lirih

Menggerutu dengan sapuan air laut

Ukiran kata-kata cinta di atas butirannya

Dengan cepat air pasang menghapuskannya


Meski cinta telah menyapa dan menyatukan dua hati

Jikalau jodoh tak jua memutuskan untuk bersama

Tentu tak ada beda dengan tabrakan kata-kata di atas pasir

Yang dengan kejamnya tersapu oleh sapuan ombak kecil


Cinta tiba dan pergi sesuka hati

Tak terang siapa yang kunanti

Meski menghiba dan penuh harap

Jodoh tak kunjung datang

Hanya pada Mu ya Rabb hati ini berserah diri


Baca Juga:


Definisi & Puluhan Contoh Kalimat Kata Penghubung (Konjungsi)

Pengertian dan 26 Contoh Majas Sinekdoke Totem Pro Parte

Pengertian, Jenis, & Contoh Majas Perbandingan



Sumber https://ruangseni.com