Random post

Tuesday, June 19, 2018

√ Teladan Resensi Film Dalam Bahasa Indonesia

Menurut Suherli dkk (2017), yang dimaksud dengan resensi yaitu ulasan atau evaluasi atau pembicaraan mengenai suatu karya baik itu buku, film, atau karya lain. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika menilai suatu karya yaitu kualitas isi, penampilan, unsur-unsur, bahasa, dan manfaat bagi pembaca. Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam resensi yaitu judul resensi, identitas karya yang akan diresensi, pendahuluan, inti atau isi resensi, keunggulan, kekurangan, dan penutup.


Berikut yaitu rujukan resensi film secara singkat yang dikutip dari laman tabloid bintang.com tanggal 22 September 2018 dengan perubahan seperlunya :


Gila Lu Ndro! : Tidak Segila yang Kami Harapkan


Oleh : Wayan Diananto


Judul film : Gila Lu Ndro! (2018)


Sutradara : Herwin Novianto


Penulis  Naskah : Upi, Aline Djayasukmana


Produser : Frederica


Produksi : Falcon Pictures


Pemain : Indro Warkop, Tora Sudiro, Mieke Amalia, Maya Wulan, Beddu


Durasi : 1 jam 20 menit


Ada ekspektasi yang membumbung tinggi terhadap film Gila Lu Ndro! Apalagi ketika tahu sutradaranya Herwin Novianto. Herwin pernah melahirkan film Aisyah : Biarkan Kami Bersaudara, yakni Film Terbaik Piala Maya 2016 yang juga diganjar Skenario Asli Terbaik FFI 2016.


Gila Lu Ndro! Mengisahkan Indro (Tora) yang dimarahi istri, Nita (Mieke) karena pulang larut malam tanpa kabar yang jelas. Malam itu, Indro diinterograsi Nita. Indro mengaku pulang telat alasannya bertemu Alien (Indro Warkop). Alien itu tiba ke bumi untuk mencari sumber kedamaian. Mendengar dongeng suaminya, Nita tak percaya begitu saja.


Sebagai komedi satir, Gila Lu Ndro! Menyindir dengan lugas banyak sekali info sosial di negeri ini dari karyawan rajin yang dituding menjilat atasan, sikap wakil rakyat yang kerap terlelap ketika rapat, pejabat terciduk KPK, hoaks di jagat maya, dan cewek yang selalu benar. Saking lugasnya, kamera menyorot cangkir Nita yang bertuliskan woman is always right, foto suasana rapat di senayan, dan adegan ibu-ibu melabrak penjual buah di taman kota.


Ilustrasi yang terlalu gambling untuk ukuran film. Dari sinilah duduk perkara film Gila Lu Ndro! berasal. Film ini terlalu sibuk menyoroti isu-isu sosial dan menempatkan diri sebagai komedi satir. Alhasil dia lupa pada fungsi hakiki drama komedi yakni menciptakan penonton tertawa. Sepanjang film, adegan yang bikin ngakak sanggup dihitung dengan jari. Momen terkocak justru hadir dari para pemain pendukung yakni sopir bemo (Beddu) dan ibu kompleks (Maya).


Adegan ibu kompleks berdebat dengan orang abnormal di pinggir jalan benar-benar kocak. Level kocaknya mengingatkan pada momen Princess Syahrini berinteraksi dengan pramusaji rumah makan steik (Chika Jessica) di Bodyguard Ugal-ugalan. Tanpa Beddu dan Maya, Gila Lu Ndro! sanggup jadi kurang gila.


Demikianlah ulasan singkat ihwal rujukan resensi film dalam bahasa Indonesia. Artikel lain yang sanggup dibaca dan berkaitan dengan resensi di antaranya yaitu cara menulis resensi film, cara menulis resensi buku, rujukan resensi buku novel, contoh resensi buku cerpen, contoh resensi buku pelajaran, contoh resensi non fiksi, contoh esai singkat, contoh kritik singkat, contoh esai sastra, contoh cerpen beserta sinopsisnya, contoh novel beserta sinopsisnya, dan contoh novel singkat. Semoga bermanfaat. Terima kasih.



Sumber https://dosenbahasa.com