Random post

Monday, November 12, 2018

√ 3 Tumpuan Penulisan Larik Puisi Soneta Dalam Bahasa Indonesia

Salah satu diantara macam-macam puisi gres menurut bentuknya yakni puisi soneta. Puisi ini sendiri merupakan puisi yang jumlah barisnya harus sebanyak 14 buah. Dalam penulisannya, soneta memiliki sejumlah pola khusus yang membagi 14 buah larik tersebut menjadi beberapa bagian. Pada artikel kali ini, kita akan mengetahui apa saja pola-pola penulisan larik yang ada di dalam suatu puisi soneta. Adapun pola-pola yang dimaksud yakni sebagai berikut ini!


1. Pola 4-4-3-3


Pola ini merupakan pola soneta yang paling dasar dari sebuah puisi soneta. Pola ini sendiri terdiri atas dua bait soneta yang masing-masing terdiri atas empat bair/larik, dan dua sisanya masing-masing harus berjumlah tiga baris. Untuk mengetahui lebih faktual bentuk pola ini, pembaca bisa melihat pola di bawah ini!


Pagi-Pagi*

Karya: M. Yamin


Teja dan cerawat masih gemilang

Memuramkan bintang mulia raya

Menjadi padam pudar cahaya

Timbul karam berulang-ulang


Fajar di timur tiba menjelang

Membawa permata ke atas dunia

Seri-berseri sepantun mulia

Berbagai warna, bersilang-silang


Lambat laun serta berdandan

Timbul matahari dengan pelahan

Menyinari bumi dengan keindahan


Segala bunga harumkan pandan

Kembang terbuka, cantik gubahan

Dibasahi embun, di titik dahan


2. Pola 4-4-4-2


Pola penulisan larik pada soneta yang kedua yakni pola 4-4-4-2. POla ini terdiri atas tiga bait awal yang masing-masing berisi empat larik, dan satu bait terakhir yang berisi dua bait. Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat pada pola di bawah ini!


Sonet: Entah Sampai Kapan**

Karya: Sapardi DJoko Damono


entah semenjak kapan kita gugup

di antara frasa-frasa pongah

di kain rentang berlubang-lubang

sepanjang jala raya itu; kita berhimpitan


di antara kata-kata garang yang desak-mendesak

di kain rentang ditiup angin,

yang diikat di antara batang pohon

dan tiang listrik itu; kita tergencet di sela-sela.


huruf-huruf kaku yang tindih-menindih

di kain rentang yang berjuntai di perempatan jalan

yang tanpa lampu kemudian lintas itu. Telah semenjak lama

rupanya kita suka membayangkan diri kita


menjelma kain rentang koyak-moyak itu, sebisanya

bertahan terhadap hujan, angin, panas, dan dingin.


3. Pola Satu Bait Empat Belas Larik


Pola penulisan larik yang terdapat pada penulisan soneta yakni pola satu bait empat belas larik. Artinya, dalam pola ini, keempat belas larik puisi soneta dikumpulkan di dalam satu bait puisi. Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah pola di bawah ini!


Sonet: X***

Karya: Sapardi Djoko Damono


siapa menggores di langit biru

siapa meretas di awan lalu

siapa mengkristal di kabut itu

siapa mengertap di bunga layu

siapa cerna di warna ungu

siapa bernafas di detak waktu

siapa berkelebat setiap kubuka pintu

siapa mencair di bawah pandangku

siapa terucap di celah kata-kataku

siapa mengaduh di bayang-bayang sepiku

siapa tiba menjemputku berburu

siapa tiba-tiba menyibak cadarku

siapa meledak dalam diriku

: siapa Aku


Demikianlah pembahasan mengenai beberapa pola penulisan larik puisi soneta dalam bahasa Indonesia. Jika pembaca ingin menambah tumpuan soal soneta dan puisi, maka pembaca bisa membuka beberapa artikel berikut, yaitu: contoh puisi gres stanza dan soneta, contoh puisi usang syair, contoh puisi usang mantra, contoh puisi kontemporer mbeling, contoh puisi kontemporer multilingual, contoh puisi elegi, dan contoh puisi romance. Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan para pembaca sekalian. Terima kasih.


*Contoh disadur dari artikel contoh puisi soneta.


**idem


**idem



Sumber https://dosenbahasa.com