Random post

Sunday, December 9, 2018

√ How I Turn My Life Upside Down 2015

Horeee! 2015 telah tiba. Telat banget yakk? Udah 16 hari semenjak tahun berganti, dan saya gres sanggup menulis disini lagi.. Blog ini dah turun alexa rank-nya anjlok-anjokan alasannya yaitu gak pernah di update pemiliknya. Walaupun ada saja beberapa orang yang khilaf dan tiba mencari isu di blog ini.


Oke berbagai bergotong-royong yang mau kutuliskan semenjak Desember tahun lalu, tetapi ada beberapa hal yang lebih asik saya diamkan saja. Jadilah sampai 16 hari ini saya enggak menulis sedikitpun. Judul di postingan kali ini tidak mengada-ada, dan “real” yaitu “Bagaimana saya mengubah kehidupanku jadi terbalik”. Ini ihwal salah satu momen bersejarah menurutku, bersejarah dalam kehidupanku tentunya.


Pertengahan Desember tahun lalu, Aku diterima beasiswa AAS, kemudian saya sanggup mendapat training Bahasa Inggris dengan standard IELTS di Bali. Dengan tempo training 3 bulan saya perkirakan kalau saya sudah sanggup menguasai IELTS dengan score minimal 7. Kemudian sehabis itu saya siap untuk pendidikan M.Sc. di Australia. Itu kisah yang saya rencanakan pada awal Desember. Namun kenyataanya TIDAK ADA SATUPUN YANG TERJADI. Aku GAGAL dalam seleksi pertama Beasiswa AAS. TAMAT?


Oke saya kira TAMAT yaitu sebuah pertanyaan, semacam tantangan. Apakah semuanya berakhir? Atau mungkin ini hanya gres dimulai? Kurasa ini gres saja di mulai. Sebelumnya saya memang sudah mendapat proposal untuk ikut dalam tim bisnis temanku di Banten. Saat itu saya masih menunggu pengumuman yang GAGAL itu, jadi saya minta waktu akan menjawab permintaannya sehabis tanggal 18 Desember. Akhirnya saya akan menjawab pertanyaan itu.  Yap Aku akan pergi ke Banten.


Setelah menyatakan bergabung dalam tim, saya merencanakan untuk pergi ke Banten pada 29 Desember. Beberapa hari sehabis tanggal 18 Desember itu semakin menarik.











Mana Pilihan Hidupmu?


Sehari sehabis saya menyatakan untuk ke Banten dan gabung dalam tim bisnis temanku, saya melihat email. Beberapa penawaran kerja dari situs-situs jobseeker semakin banyak untuk area Kalimantan, diamana saya tinggal. Tentu saja dengan honor yang sangat menarik hati untuk sanggup bekerja di sana.


Kemudian beberapa penawaran kerja dari blog juga mulai berdatangan, dan yang paling menarik ialah proposal bekerja di koran lokal sebagai lay outer dan wartawan. Sangat menggiurkan untuk sanggup bergabung disana. Tetapi semakin banyak tawarannya, maka semakin menarik pilihan pertamaku, Berbisnis! Entahlah, sanggup budi dari mana, mungkin prinsipku semakin benar pilihan kita maka akan semakin banyak “setan-setan” yang menggoda. XD


Hidupku di Kalimantan “terlalu” menyenangkan. Aku sanggup penghasilan hanya dari dunia Online. Menulis di beberapa blog online dengan bayaran yang lumayan. Beberapa job lainnya ialah menulis iklan di blogku yang juga menghasilkan uang. Kemudian di sela-sela jadwal blogging dan menulisku itu, saya gunakan untuk nge-les belum dewasa SMP. Kalau bicara penghasilan, kesemuanya itu menghasilkan cukup uang, apalagi alasannya yaitu saya tinggal di rumah sendiri, jadi tidak ada pengeluaran bulanan yang signifikan.


Semua kehidupan di Pulau Kalimantan yang “terlalu” menyenangkan itu saya tinggalkan. Kemudian saya ke Banten dengan modal tiket dan contact handphone temanku. Kemudian sehabis tiba di Banten perang di mulai!


Kami sedang membangun bisnis makanan yang terbilang baru, namanya Jendela Mimpi Cafe & Resto. Catet! Nama daerah makan ini akan sangat populer 3-5 tahun mendatang, kalian bahkan akan tiba ke daerah ini dengan berbondong-bondong, camkan itu!


 Jadi keberadaanku ialah untuk menciptakan sistem dan publikasi online-nya. Sangat menantang menurutku. Tetapi kini kami hanya tinggal di kamar kumuh daerah perkembangan biakan nyamuk. Kondisi yang cukup layak untuk seseorang yang bermimpi tinggi dan ingin memulai bisnis.


Cukup satu malam di kamar gres ini dan saya telah memahami satu hal.



“Autan sanggup lebih berharga daripada Narkoba!” 


Ya, tanpa Autan, kami sanggup tidak tidur sama sekali. Nyamuk-nyamuk di dalam kamar ini tampaknya perawan yang lagi haus darah. Mereka menyerang dua jejaka yang sedang bermimpi elok dengan bisnisnya masing-masing.


Entahlah apa bergotong-royong yang saya kejar. Apa saya hanya tertarik pada tantangan untuk lepas dan bebas? ataukah panggilanku memang pada dunia bisnis. Tidak begitu terperinci sebenarnya, tetapi kini saya semakin yakin kalau saya sangat tertarik pada dunia bisnis, terutama pada bisnis produksi.


Setelah beberapa hari di Banten, temanku mendapat proposal kolaborasi dengan seorang pebisnis senior. Ia ingin kami yang mengelola bisnis makanan miliknya di Jakarta. Jadilah Aku anak hutan Kalimantan menjelajahi Jakarta. Tim kami berhasil menarik minat pebisnis itu dan tinggal beberapa langkah lagi kami akan Deal untuk mengelola daerah makan tersebut. Sangat menjanjikan.


Setelah dari jakarta, beberapa hari kemudian kami harus mengatur keberangkatan ke Kediri, tepatnya Kampung Inggris Pare. Kami harus mengurus penyewaan tanah untuk membangun bisnis makanan ini. Berselang beberapa hari, Aku sudah disini, Kampung Inggris, Pare.


Banyak yang perlu saya ceritakan, tapi mungkin nanti, atau tidak sama sekali.



Sumber https://mystupidtheory.com