Random post

Wednesday, February 13, 2019

√ Sokolahku… Ohh.. Sd

Kemarin yakni harinya dimana saya melihat sahabat satu kontrakan  membeli jaket baru, itu jaket super jagoan yang unik. Ahh jaket itu sungguh ingatkan aku  pada memori masa kecilku di SD dahulu kala. Masa saaat saya terlalu kagum pada superhero. Aku lihat batman, robin, spiderman yang terlihat keren dengan topengnya. Ahh.. bodohnya, saya bahkan menciptakan banyak topeng menyerupai itu. Itulah dirikuyang kecil, penuh imajinasi, warna pada setiap pikiran, dan kesenangan kuraih dengan hal-hal paling sederhana sekalipun.


Jika saya ingat-ingat kapan harinya semua imajinasiku itu “dirampok” itu yakni dikala saya masuk untuk mendaftar sekolah SD. Sekolah yang banyak aturannya, mengakibatkan jadilah saya yang konvensional ini. Sekolah yang mengajarkanku banyak hal, anehnya sedikit sekali mempraktikkan apa yang sudah diajarkan itu.


Adalah penulis Pidi Baiq pernah berkata “Sekolah ajarkan saya katanya perbedaan yakni Rahmat, nyatanya kita semua dipaksa pakai seragam, berarti menjauhkan kita dari rahmat”


Aku suka sekolah, oleh alasannya yakni sekolah itu tempat saya berkumpul bersama temanku, saya dapat bermain untuk kemudian laga dan saling memaafkan. itulah yang kusukai. Dikelas kami diajarkan dengan bahaya sanksi bagi si udik dan tentu saja sanjungan bgi si pintar.


Aku menulis ini bukan semata-mata alasannya yakni saya tidak suka sekolahan. Tapi saya tak suka sistem pendidikan yang berjalan di Indonesia dikala ini. Di sekolah kita tak dapat macam-macam, kita dipaksa menjadi yang satu macam. Banyak sekali hal absurd di sekolahan. Sekolahlah tempatnya dimana saya disuruh berguru teori-teori Einstein, sedangkan Einsteinnya sendiri berkata “Imajinasi Jauh Lebih penting”. Sejujurnya saya jau lebih suka berguru berimajinasi dibandingkan gravitasi, lebih suka membuatkan Kreativitas dibandingkan Relativitas.


Aku juga ingat pernah dieksekusi alasannya yakni tidak membawa dasi sekolah. Katanya saya tidak disiplin, padahal saya juga tidak tahu kenapa harus pakai dasi kalau ke sekolah?. Sekolah itu aneh, ia ajarkan kita hafal banyak nama baju tempat sedangkan setiap harinya kita pakai baju berdasi yang budaya barat. Bagaimanapun pendidikan yakni dari kebiasaan dan kalau kami terbiasa dengan seragam barat maka jangan salahkan kami yang lebih suka pakaian barat.


Sekolahan ternyata aneh, Katanya “Kejarlah Mimpi-mimpimu wahai Siswa teladan, Nyatanya Tidur di kelas dilarang. Berarrti menjauhkan kita dari mimpi”


Sekolah itu juga aneh, ia ajarkan kita pelajaran IPA untuk berguru wacana Alam, tapi sekolahan sendiri di pagarin keliling.Berarti membatasi diri dari alam. Sekolahan itu tak perlu takut kehabisan muridnya, kalau saja sekolahan itu menyenangkan, murid akan tiba membawa temannya ke sokolah.


Sekolah itu banyak aturan. Rambut panjang dilarang, kuku panjang dilarang, gak berseragam dilarangnya juga. Ini yang buat peraturan enggak mikir, kalau di sekolah ada penjahat gimana coba? Wiro sableng mau nolongin enggak boleh masuk alasannya yakni rambutnya panjang. Bima juga enggak boleh alasannya yakni kukunya panjang, gatot beling juga malah enggak pakai seragam. Paling yang dapat nolongin cuma panji alasannya yakni sepatunya hitam.


Aku kira Sekolah akan Terus gagal Mendidik selama masih banyak siswa yang takut ketika salah dan sombong ketika benar. Sejatinya pendidikan yang baik dan benar itu yang mengakibatkan yang dididik bersifat menyerupai padi, yang semakin merunduk ketika semakin barmanfaat.

Ayo kita berangkat pergi ke sekolah untuk menambah ilmu, bukan untuk membunuh dirimu yang khas. 😀

Mahfuzh TnT



Sumber https://mystupidtheory.com