Yang gres saja menyimak bisa eksklusif klik Cerita sebelumnya
2.50, Puncak Dieng,. Matahari masih di tengah langit, tapi semenjak tadi tak ada teriknya alasannya tertutup awan....
“Dah waktunya mas” kataku
“Oke dahh, Balik skarang kita” jawab temanku
Tanpa ragu saya eksklusif menuju Jupiter MX warna hijau. Ok.. Lest Goo!!! terakhir kalinya Good bye Dieng.. Nice to see U.. Kami melaju bersama Jupiter MX melalui jalan turunan curam yang mengular, sesekali menyelip kendaraan beroda empat dan motor yang merayap menuruni bukit-bukit ini. Setelah satu jam berada si jok belakang, datang saatnya saya mengambil kendali si Jupiter MX. Hmm. Menuruni jalan meliuk-liuk di perlukan kombinasi Fokus + Serius yang “Gak Gue banget dahh!!”.
CiiiT.. Plak!! kalian tau bunyi itu.. Rem Jupiter MX yang ku injak keras di sambar bunyi pukulan yang mendarat di bahuku.
“Hati-hati fudz!! Bisa Mati beneran ini,!! ngantuk kah?” sentak temanku
“Nyaris aja, saya dah lihat kuburan tadi(dengan senyum). Santai boss..” jawabku
“Serius ehh!!! jangan guyon ae” balasnya
Dua jam berlalu dari jalan mengular kami mengarungi jalan lintas kota dengan Bus-Bus besar khas angkutan antar kota. dari sejuknya hawa pegunungan hingga pengapnya polusi di kota, dari teriknya siang hingga dinginnya malam.
“Ke arah Mana Mas??” Tanyaku,
“Ikutin Panah ke Malioboro!!” jawabnya
“Kita ke Malioboro??” Tanyaku meyakinkan
“Yaiyalah.. Masih rame kan!!”
“Oke dahh!!!”
Di pikir-pir emang mumpung di Yogyakarta kami mampir aja ke Malioboro(Heran dahh.. kok g ada capeknya sihh dua orang ini??). Dan perjalananpun beralih eksklusif menuju Malioboro(Tanpa nanya lho..:)..
Kami menuju Mol tengah Malioboro, tujuannya yaitu terang sesudah seharian tidak mandi, dan masuk ke kawasan kawah yang bau. sekarang saatnya kami basuh muka dulu dan bersih-bersih di toilet yang elite. Bicara perihal Mol, saya jarang sekali ke Mol memang kurang hoby aja. Sebenarnya saya pernah dua kali ke mol dan tidak membeli apa-apa. Tapi jujur ini pertama kalinya saya ke Mol dan hanya mencari Toilet kemudian keluar tanpa tujuan lain (Setidaknya g cari toilet Masjid lagi lahh). Kami mencari tempat makan yang sekiranya yummy lahh..
Hmm… Betapa marahnya kami ketika membayar mahal makanan dengan rasa yang biasa banget. Bahkan saya bisa masak lebih yummy daripada warung ini.. huhf!! kesalnya kami… Tapi memang Keluhan Selalu Membawa Dampak Buruk!!! Hujan deras turun mengguyur Malioboro dan celakanya kami sedang mengendarai motor untuk pulang. Yahh.. berair dehh!!!
Cobaan belum berakhir, Kami tersesat dan tidak tau arah jalan pulang. Di setiap lampu merah kami akan bertanya kepada orang yang berhenti di sebelah kami. Tetapi Nihil, kami tak menemukan arah jalan pulang hingga kami tetapkan untuk mendamparkan diri di warung Burger(Apa bisa di Sebut Warung yahh???:). “Mas pesen dua mas!!” sementara penjual berbagi pesenan kami, kami bertanya arah alamat tujuan kami. Setelah menyantap Burger kami eksklusif menyatu dengan guyuran hujan lagi..
10.00, Alhamdulillah sudah di Rumah Tumpangan…
Tidur-tidur!! Besok bangkit pagi dan Balik Menuju Malang. Sudah cukup banyak kenangan yang kami sanggup di Daerah spesial ini, yang terus membuatku bersyukur bisa menyaksikannya..
07.00, Yogyakarta.. Kembali kami akan mengukir kenangan dengan si Jupiter MX, starter sudah nyala dan mesin sudah dipanaskan. Kami berangkat pagi itu, dengan mengenakan jaket berair buah tangan dadakan dari Malioboro. Suhu di Yogyakarta tidak terlalu hambar sebenarnya, namun alasannya saya mengenakan jaket berair jadi menyerupai menerobos kepungan freon(NB: Freon=zat pendingin lemari es, yang belakangan dihentikan penggunaannya).
“Ke Ngawi arah mana yah pak??” Kami bertanya
“Sampeyan mau ngawi dek??” beliau bertanya balik
“Gak pak, aslinya kami mau ke Malang”jawabku sekenanya
“Lho?? mau lewat ngawi yahh ?? jauh dek..”Sanggahnya
“Ada jalan yang lebih cepat pak??” Tanya kami lagi
“Lewat Tawangmangu dek,” jawabnya
“Ke arah mana pak??”
“Sampeyan ikutin saya aja dek, saya mau ke Tawangmangu”
sebenarnya saya sudah tahu bahwa Tawangmangu(Jateng) berbatasan eksklusif dengan Magetan(Jatim) tapi saya tidak tahu jalannya. Lekas saja kami mengikuti bapak itu. Benar-benar di luar dugaanku, ku pikir kami akan berkendara dengan santai alasannya mengikuti orang renta yang paruh baya ini, tapi ternyata beliau bisa memacu Smashnya dengan kecepatan tinggi, meliuk-liuk diantara pengendara lain dan bis kota. Temanku hingga kwalahan mengikuti si bapak.
Seperti dugaanku Tawangmangu berada di punggung gunung lawu, sehingga menawarkan keindahan alam yang luar biasa. bahkan kami tengah terpesona dengan keindahan yang memanjakan mata kami. di tengah perjalanan tibalah saatnya perpisahan dengan si bapak yang baik hati, kamipun menucap Terimakasih sebanyak-banyaknya alasannya sudah di tunjukkan jalan, dan sudah di suguhi keindahan alam yang luar biasa.
Kami terus mendaki menjelajahi gunung lawu. Tak terasa kami mendaki terus-terus dan semakin tinggi hingga kami menyerupai berada di atas awan. Suhu semakin hambar dan Kabut tebal menyelimuti jalan hingga jarak pandangan kami hanya satu meter ke depan. Ini benar-benar pertama kalinya kami mencicipi kabut setebal ini. Aku pernah mencicipi menginap di hutan belantara kalimantan, dan di tengah malamnya terjaga, tapi tak pernah kudapati kabut yang setebal ini.. Aku hampir tak sadar bila ini jam 9.30. Setelah kabut tebal berlalu, saya mencium wewangian khas cemara, dan tak usang terlihat goresan pena besar WISATA CEMORO SEWU. Entah lahh.. apakah dinas pariwisata telah menghitung jumlah cemara di sini benar-benar sebanyak seribu, tapi yang terang banyak cemara di sini hingga baunya yang khas akan tercium.
Kami berhenti sejenak, bukan alasannya capek atau lelah, tapi alasannya tak tahan dengan godaan pemandangan yang harus kami foto(alasan kenarsisan itu bisa apa saja..;)
Kembali terucap syukur akan kesempatan yang diberikan pada kami tukk mengginjakkan kaki di pegunungan ini.. Mata tak henti-hentinya memandang hutan cemara, lagit mulai cerah dengan horizon matahari pagi. Subhanallah…
“Dan milik Allahlah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan hanya kepada Allah segala urusan dikembalikan”(Ali-Imran:109)
Kami pulang ke malang dengan penuh kenangan indah, bagaimana usaha kami, dua anak insan menyusuri aspal pulau jawa untuk mencapai daerah-daerah mengagumkan yang dijaga oleh alam. bagaimana bumi Indonesia yang menjadi anugerah bangsa ini..
Perjalanan kami selanjutnya menuju Malang sama menyerupai rute berangkat, Yaitu tersesat, bertanya, berputar hingga menemukan jalan yang tepat.. Yahh sampailah kami dari petualangan panjang kami..
Sumber https://mystupidtheory.com