(Review) ASUS Zenfone Max Pro M2, Bukan Sekedar Hape Gaming – Bagi kau para pecinta gadget niscaya sudah tau kalau pada tanggal 11 Desember 2018 kemarin ASUS Indonesia secara resmi meluncurkan tiga smartphone andalan terbarunya. Salah satu dari ketiga perangkat gres tersebut yaitu Zenfone Max Pro M2, yang juga akan menjadi bahasan pada posting kali ini.
Yup, mimin berkesempatan untuk merasakan ASUS Zenfone Max Pro M2 dan akan membuatkan pengalaman menggunakannya selama kurang lebih dua ahad lamanya.
Sebelumnya perlu kau ketahui bahwa pada ketika posting ini ditulis, versi firmware yang terpasang di perangkat yang mimin gunakan yaitu versi 164 (15.2016.1811.164). Sehingga ada kemungkinan bahwa kita bakal mendapat pengalaman yang berbeda untuk versi firmware yang lebih update.
Karena memang ASUS menjanjikan untuk menambahkan beberapa fitur khususnya di sektor kamera serta perbaikan bug pada versi firmware selanjutnya. Oke, sebelum kita mulai membahas soal ulasannya, kita intip isi dalam kotaknya dulu yuk!
Unboxing ASUS Zenfone Max Pro M2
Seperti yang bisa kau lihat pada gambar diatas, isi dari paket penjualan dari hape ini antara lain yaitu kepala charger, kabel microUSB, SIM card ejector, kertas petunjuk dan garansi, softcase, serta tentu saja unit smartphone nya sendiri.
Perangkat yang mimin gunakan disini yaitu varian dengan kapasitas RAM 4GB & penyimpanan 64GB. Dan MUNGKIN saja isi dalam paket penjualannya akan berbeda untuk varian yang lebih tinggi, menyerupai halnya yang bisa kita temukan pada sang pendahulunya yaitu Zenfone Max Pro M1.
Fisik & Desain
Kita semua tau bahwa perangkat zenfone seri “max” selalu dibekali dengan kapasitas baterai yang besar. Begitupun pada seri ini. Namun ada satu hal yang menciptakan hape ini terasa sedikit berbeda.
Hape ini terasa mempunyai bobot yang lebih enteng bila dibandingkan dengan hape lain yang juga punya kapasitas baterai besar. Orang yang belum mengenal hape ini mungkin takkan menyangka bahwa ia membawa baterai berkapasitas 5000 mAh alasannya bobotnya yang ringan tersebut.
Bagian sisi yang dibentuk melengkung membuatnya terasa nyaman ketika digenggam. Penempatan tombol power dan volume yang berada di sebelah kanan pun sudah terasa pas dan gampang dijangkau. Bagian atas hanya terdapat lubang microphone, sisi kiri ada slot SIM card, sedangkan port microUSB, speaker dan juga jack audio ditempatkan di sisi bawah.
Untuk sebuah hape dengan embel-embel “gaming”, mimin rasa penempatan jack audio nya yang berada dibagian bawah kiri tersebut terbilang kurang tepat. Karena ketika kita ingin bermain game sambil memakai headset atau earphone, kabel yang ditancapkan bakal sangat mengganggu kenyamanan dalam mengontrol permainan.
Beralih ke bab belakang, terdapat dua buah kamera yang sudah dilengkapi dengan lampu LED flash, serta fingerprint sensor yang letaknya gampang dijangkau dengan jari telunjuk. Menurut mimin, desain body bab belakang dari hape ini cukup anggun dan eye catching, alasannya mempunyai cover glossy yang berdasarkan keterangan dari ASUS, mempunyai pola menyerupai ombak.
Hal itu membuatnya mempunyai imbas pantulan cahaya yang menarik bila dilihat dari sudut yang berbeda-beda. Namun kekurangannya yaitu ia menjadi nampak gampang sekali kotor alasannya bekas sidik jari akan melekat dan terlihat sangat jelas.
Dan kau perlu tau bahwa cover nya tersebut bukanlah terbuat dari kaca, melainkan memakai materi akrilik dengan finishing glossy menyerupai kaca. Artinya, cover tersebut sangat mungkin untuk tergores oleh benda benda keras. Sehingga bila kau ingin ia tetap terlihat cantik, maka kau mesti hati-hati ya ketika meletakkannya.
Tapi selama kita memakai softcase bawaan yang ada dalam paket penjualannya sih, seharusnya bisa lebih aman. Meskipun mesti digarisbawahi bahwa kata “lebih aman” disini bukan berarti ia akan bisa sama sekali terbebas dari gesekan halus loh ya ..
Dibagian depan terdapat layar yang punya bezel tipis dengan notch dibagian atasnya. Dan walaupun bentang layar 6.3 inch pada perangkat ini terperinci lebih luas dibandingkan dengan sang pendahulunya (5.99 inch), nyatanya body secara keseluruhan dari Zenfone Max Pro M2 justru sedikit lebih pendek.
Layar berjenis IPS beresolusi 2280 x 1080 pixelnya nampak bening dan tetap yummy dipandang bila dilihat dari banyak sekali sudut. Yang menarik, panel layarnya tersebut sudah dilindungi dengan beling Corning Gorilla Glass 6, yang mana pelindung ini merupakan generasi paling gres dan paling kuat yang pernah dibentuk oleh Corning.
Mungkin hape ini merupakan satu-satunya hape kelas menengah yang memakai proteksi tersebut. Karena nyatanya memang Gorilla Glass 6 biasanya gres bisa kita temukan pada smartphone kelas premium.
Tampilan & Fitur
Masih dari sisi layar, settingan kecerahan layar yang disediakan tergolong sangat luas. Dalam arti, layarnya sanggup di setting sangat redup biar tak menyilaukan ketika dilihat di area gelap, serta sanggup pula di setting sangat terang (hingga 450 nits) untuk sanggup tetap bisa dilihat dengan baik ketika dipakai diluar ruangan.
Hape ini memakai UI stock Android (Android murni) 8.1 Oreo. Mimin eksklusif kurang suka dengan UI stock Android alasannya tak banyak fitur tambahan yang bisa ditemukan disini. Tapi tenang, beberapa fitur menyerupai face unlock dan juga double tap to wake sudah tersedia kok.
Di sisi lain, pilihan UI tersebut membuatnya nyaris tanpa bloatware, serta penggunaan RAM yang lebih sedikit sehingga sanggup dioptimalkan untuk penggunaan aplikasi besar menyerupai game misalnya.
Selain aplikasi standar Android, terdapat 2 aplikasi preinstall lain yang juga terpasang di Zenfone Max Pro M2, yakni aplikasi game FreeFire dan juga aplikasi Caping. Total ruang penyimpanan yang dipakai oleh system di perangkat ini yaitu 11.13GB.
WARNING! Jangan sekalipun coba-coba untuk menonaktifkan (disable) aplikasi Caping di perangkat ini. Karena bisa menjadikan perangkat error dan meminta untuk factory reset. Masalah ini sudah didengar oleh ASUS dan kabarnya mereka berencana memperlihatkan update untuk mengatasinya.
Terlepas dari urusan UI yang terbilang tak terlalu istimewa, kelengkapan fitur dari sisi hardware mimin rasa sudah memenuhi standar.
Sensor-sensor yang dimiliki sudah sangat lengkap untuk hape yang dijual dengan harga (mulai) dibawah tiga jutaan, termasuk didalamnya ada sensor Gyroscope yang ketika ini menjadi fitur wajib bagi para pecinta game mobile.
Kelengkapan lain menyerupai contohnya lampu LED notifikasi, LED flash untuk kamera selfie, hingga kamera sekunder dibagian belakang (dual-camera) juga sudah bisa ditemukan di hape ini. Tak lupa pula, slot SIM yang disediakan sanggup menampung dua buah nano SIM plus microSD sekaligus.
Performa & Baterai
ASUS Zenfone Max Pro M2 dibekali dengan prosesor yang tergolong powerful yakni Qualcomm Snapdragon 660 AIE (Artificial Intelligent Engine), pinjaman RAM 3GB / 4GB / 6GB, penyimpanan 32GB / 64GB serta berjalan dengan OS Android 8.1 Oreo.
Untuk penggunaan sehari-hari, hape yang mimin gunakan (versi RAM 4GB & penyimpanan 64GB) ini terbilang bebas kendala. Ia bisa membuka aplikasi dengan cepat, responsif, serta bisa melaksanakan multitasking dengan sangat lancar.
Ketika dipakai untuk banyak sekali urusan menyerupai chat grup, cek email, social media (Instagram, Facebook & sesekali Twitter), browsing, nonton video di YouTube, hingga mengetik postingan di blog, Zenfone Max Pro M2 bisa bertahan hingga 2 hari lamanya.
Sementara untuk pemakaian berat yaitu untuk bermain game serta nonton video di YouTube, plus beberapa penggunaan lain menyerupai yang disebutkan diatas, ia bisa bertahan hingga lebih dari 11 jam lamanya, (dari 100% hingga 10%) dengan screen-on time 8 setengah jam.
Perlu kau perhatikan bahwa penggunaan tersebut yaitu termasuk aktifitas merekam layar ketika bermain game selama 45 menit. Yang mana aktifitas tersebut sukses menaikkan temperatur hape ketika bermain game dan tentu saja bakal menguras baterai lebih cepat.
View this post on Instagram
Yang ingin mimin katakan disini adalah, bila seandainya mimin tak memakai aplikasi perekam layar tersebut, maka sangat mungkin baterainya akan bisa bertahan lebih lama.
Lebih lanjut, ketika mimin coba untuk terus aktif menggunakannya (mulai dari 10%) hingga baterainya tersisa 1%, ternyata hape ini masih bisa bertahan selama sekitar satu setengah jam lamanya. Aktivitas paling secara umum dikuasai yang mimin lakukan ketika pengujian itu yaitu dengan menonton video di YouTube.
Selama menggunakannya untuk bermain game, tak ada hambatan berarti yang mimin rasakan. Ia bisa menampilkan frame rate yang tinggi dengan grafis yang baik. Temperatur nya pun terjaga, dengan catatan ketika dimainkan ketika koneksi internet sedang bagus ya.
Kita juga masih bisa melaksanakan multitasking ketika bermain game. Misalnya untuk membalas chat yang masuk, dan kembali membuka aplikasi game tanpa harus loading ulang, sebuah hal yang tak bisa dilakukan oleh beberapa smartphone lain dikelasnya.
Soal pengisian baterai, diharapkan waktu 3 jam kurang lima menit untuk mengisi dari 6% hingga 100%. Cukup cepat untuk hape dengan baterai 5000 mAh.
Kamera
Seperti yang sudah mimin sebutkan dibagian fitur tadi, perangkat ini sudah memakai prosesor dengan AIE. Artinya, prosesor ini sudah punya fitur AI learning sehingga sudah siap untuk memakai fitur AI. ASUS sendiri berencana memperlihatkan tambahan fitur berupa AI Scene Detection pada update software nya nanti.
Kamera utama dibagian belakang memakai sensor Sony IMX 486 beresolusi 12 megapixel, dengan aperture lensa f/1.8. Plus, sebuah kamera sekunder beresolusi 5 megapixel yang berfungsi sebagai depth sensor untuk membantu dalam memproses foto dengan imbas blur (bokeh) buatan pada background.
Disini kembali mimin ingatkan bahwa angka megapixel bukanlah sebuah ukuran kualitas kamera. Silakan cek postingan ini untuk lebih jelasnya.
Sama menyerupai pendahulunya, software kamera bawaan dari hape ini yaitu Snapdragon Camera. Bedanya, di hape ini kita hanya akan menemukan sedikit hidangan atau pilihan pemotretan. Sebagai gantinya, sudah disediakan mode Pro (manual mode) biar pengguna sanggup mengutak atik sendiri settingan kamera biar bisa menghasilkan foto yang lebih kreatif.
Pilihan pengaturan pada mode Pro di hape ini masih terbilang agak terbatas. Range untuk settingan ISO berkisar mulai dari 100 hingga 1600. Lalu shutter speed mulai 1/2000 detik hingga 1/4 detik. Ya maklum sih, alasannya sejatinya kan hape ini memang lebih ditargetkan untuk para penggemar game mobile.
Walaupun begitu, hadirnya fitur Pro pada Zenfone Max Pro M2 bisa dikatakan sebagai nilai lebih dari sisi kamera. Karena toh kita masih bisa berkreasi dengan pilihan settingan yang ada. Ditambah lagi, tak banyak hape dengan kisaran harga yang sama, yang juga nemiliki fitur serupa.
Sayangnya, berdasarkan pengalaman penggunaan yang mimin lakukan, terdapat bug ketika memakai fokus manual. Saat mimin sudah mengunci fokus dengan fokus manual, tak usang kemudian fokusnya seringkali bakal berubah dengan sendirinya.
Selain bug fokus tersebut, mimin tak menemukan dilema lain lagi di kameranya. Secara keseluruhan, performa dari kameranya ini terbilang sepakat ketika dipakai memotret di hampir semua kondisi.
Ketika dipakai didalam ruangan dengan pencahayaan yang tak terlalu terang, ia bisa menangkap gambar dengan detail yang baik serta warna yang cukup akurat. Aperture kameranya yang besar mimin rasa sangat membantu di keadaan ini. Karena software bisa meminimalisir penggunaan ISO sehingga munculnya noise bisa dihindari.
View this post on Instagram
Fitur HDR yang tersedia terbukti efektif untuk meminimalisir perbedaan eksposure (kecerahan) dalam frame gambar yang ditangkap.
View this post on Instagram
Namun di kondisi tertentu, fitur ini terasa kurang besar lengan berkuasa terhadap hasil foto sehingga rasanya masih perlu ada peningkatan. Dari sini bisa mimin simpulkan bahwa fitur HDR nya memang seringkali sanggup menangkap hasil yang baik, meski terkadang tidak selalu demikian.
Hal yang sama sekali tidak mimin perhitungkan di hape ini yaitu fitur depth effect, yang mana ternyata performanya benar-benar menciptakan mimin terkagum alasannya akhirnya yang bagus sekali. Jauh lebih baik dibandingkan dengan pendahulunya.
Untuk menangkap objek-objek yang rumit, ia bisa menangkap gambar dengan sangat detail dan nyaris sempurna. Dengan catatan, kita mesti benar-benar steady (tidak goyah) ketika memotret dengan mode depth effect.
View this post on Instagram
Kalau kau perhatikan, jarak antara bunga ungu dan bunga putih disebelah kirinya memang tak begitu jauh. Dan imbas Depth of Field buatan di kamera Zenfone Max Pro M2 ini bisa menampilkan keakuratan dari jarak yang tak terlalu jauh tersebut. Dalam arti, imbas blur pada bunga yang terletak sedikit dibelakangnya itu dibentuk tidak terlalu pekat. Bandingkan dengan background lain yang lebih blur.
Meski demikian, dalam keadaan tertentu mimin sarankan untuk tidak terlalu memaksa untuk menciptakan imbas blur yang terlalu pekat (mensetting bukaan menjadi yang paling besar) ketika memakai fitur ini. Karena terkadang akhirnya jadi nampak “tidak alami”.
Untuk bab depan, ia dibekali dengan kamera beresolusi 13 megapixel dengan aperture lensa f/2.0. Oleh alasannya mimin bukan penyuka selfie, jadi silakan kalian nilai sendiri ya. Berikut hasil foto kamera depannya, diperankan oleh seorang blogger hits dari Aceh.
Sebagai tambahan, ia punya fitur untuk mempercantik wajah alias Beauty mode. Dan di versi firmware 164 ini, mimin tidak menemukan adanya fitur depth effect untuk kamera depan. Namun bisa dipastikan bahwa fitur tersebut bakal hadir pada update software selanjutnya.
Masih soal kamera, baik bab depan maupun bab belakangnya sudah dilengkapi dengan fitur EIS alias Electronic Image Stabilization, yang berfungsi untuk meminimalisir imbas goncangan ketika mengambil video. Sekali lagi, tak disangka ternyata fitur ini bisa bekerja dengan sangat baik untuk menstabilkan video. Berikut tumpuan hasil rekamannya (resolusi Full HD) :
Fitur EIS hanya tersedia maksimal untuk perekaman video beresolusi Full HD. Sementara ketika kita set untuk ambil video 4K (khusus untuk kamera belakang), maka fitur tersebut akan otomatis dinonaktifkan.
Kekurangan
Sebagai sebuah hape gaming, mestinya kenyamanan ketika bermain game juga diperhatikan. Sayangnya, ada setidaknya dua hal yang menjadi kekurangan utama dari ASUS Zenfone Max Pro M2.
Pertama yaitu soal penempatan jack audio yang sudah mimin sebutkan di awal tadi. Rasanya akan lebih baik kalau jack audio nya ditempatkan di posisi atas kanan perangkat, biar tak menghalangi ketika dipakai dalam keadaan landscape sambil memakai suplemen earphone atau headset.
Yang kedua yaitu soal ketiadaan fitur khusus untuk memblokir atau menyembunyikan aplikasi biar tidak muncul dibagian atas layar ketika bermain game. Karena memang UI stock Android yang dipakai di hape ini tidak mempunyai fitur khusus untuk itu. Sehingga seringkali notifikasi yang muncul di layar akan membuyarkan konsentrasi pemain.
Tapi jangan khawatir, alasannya kau masih bisa mengatasinya dengan cara alternatif walau sedikit merepotkan, yang sudah pernah mimin buatkan tutorialnya di posting yang ini.
Kesimpulan
Langkah awal ASUS dengan menghadirkan Zenfone Max Pro M1 untuk menggebrak pasar smartphone terjangkau untuk kalangan penggemar game mobile nampaknya memang sudah tepat. Dan sebagai sang penerus, Zenfone Max Pro M2 hadir dengan banyak sekali kelebihan yang bahkan lebih menarik lagi.
Bukan hanya mengandalkan performa dan baterai, tapi smartphone ini juga hadir dengan desain kekinian serta fitur kamera yang menawan. Membuatnya cocok bukan hanya bagi mereka yang suka main game, tapi juga masyarakat pengguna smartphone pada umumnya.
Ini juga sekaligus menerangkan bahwa Zenfone Max Pro M2 tak hanya sekedar ganti prosesor dan “ganti baju”, tapi juga mendapat major upgrade dari banyak sekali sisi, termasuk layar, desain, dan juga kamera.
Sumber aciknadzirah.blogspot.com