Pengertian Penyuluhan Pertanian yaitu suatu proses penyebarluasan informasi yang berkaitan dengan upaya perbaikan dan pembangunan sektor pertanian demi tercapainya peningkatan kualitas, produktivitas, dan meningkatnya pendapatan petani dan kesejahteraan keluarganya. tujuan tersebut akan tercapai dengan adanya suatu proses penyuluhan. namun dalam penganalisaan terkait dengan proses-proses penyuluhan, terdapat teori teori yang perlu dipahami. oleh lantaran itu kesempatan kali ini kita akan membahas perihal teori penyuluhan lengkap berdasarkan pendapat para hebat komunikasi.
Pengertian Penyuluhan
Menurut Kusnadi (2011), penyuluhan pertanian yaitu upaya memberikan informasi (pesan) yang berkaitan dengan bidang pertanian oleh penyuluh pertanian kepada petani beserta anggota keluarganya baik secara eksklusif maupun tidak eksklusif maupun tidak eksklusif semoga mereka tahu, mau dan bisa memakai penemuan teknologi pertanian baru. Umumnya pesan terdiri dari sejumlah simbol dan isi pesan inilah yang memperoleh perlakuan. Bentuk perlakuan tersebut memilih, menata, menyederhanakan, menyajikan dan lain-lain. Simbol yang gampang diamati dan paling banyak dipakai yaitu bahasa. Keputusan-keputusan yang dibentuk oleh penyuluh pertanian atau sumber untuk menentukan serta menata isi pesan dan simbol yang dipakai pada pesan sanggup dikatakan teknik penyuluhan pertanian.
Menurut Hawkins (2012), penyuluhan dikenal secara luas dan diterima oleh mereka yang bekerja di dalam organisasi pemberi jasa penyuluahn, tetapi tidak demikian halnya pada masyarakat luas. Penyuluhan merupakan salah satu pendidikan non formal yang diberikan kepada petani. Penyuluhan yang diberikan kepada petani biasanya disebut dengan penyuluhan pertanian.
Konsep Penyuluhan
Penyuluhan pertanian yang diberikan kepada para petani mempunyai dasar-dasar penyuluhan yang bergotong-royong dialami oleh para petani, menyerupai kendala petani. Konsep-konsep penyuluhan tersebut antara lain yaitu sebagai berikut :
#1. Pengetahuan, sebagian petani tidak mempunyai pengetahuan serta wawasan yang memadai. Tugas distributor penyuluhan yaitu meniadakan kendala tersebut dnegan cara menyediakan informasi dan memperlihatkan pandangan mengenai problem yang dihadapi.
#2. Motivasi, sebagian petani kurang mempunyai motivasi mengubah sikap lantaran perubahan yang diharapkan berbenturan dengan motivasi yang lain. distributor penyuluhan memperlihatkan motivasi pada para petani yang sedang melaksanakan acara perjuangan tani.
#3. Sumber daya, beberapa organisasi penyuluhan bertanggung jawab untuk meniadakan kendala yang disebabkan oleh kekurangan sumber daya.
#4. Wawasan, sebagian petani kurang memilki wawasan untuk memeperoleh sumber daya yang diperlukan, sehingga kiprah para penyuluh yaitu memperlihatkan suatu informasi terkait dengan permasalahan yang dihadapi oleh petani.
#5. Kekuasaan, penyedia informasi yang mustahil membawa perubahan dalam hal kekuasaan petani.
Fungsi / Peran Penyuluhan
Penyuluhan berperan / berfungsi dalam peningkatan pengetahuan petani akan teknologi maupun informasi-informasi pertanian yang gres gunna meningkatkan kesejahteraan petani beserta keluarganya. Peranan penyuluhan dalam memperlihatkan pengetahuan kepada petani sanggup berfungsi sebagai proses penyebarluasan informasi kepada petani, sebagai proses penerangan atau memperlihatkan penjelasan, sebagai proses perubahan sikap petani (sikap, pengetahuan, dan keterampilan), dan sebagai proses pendidikan. Penyuluhan dilakukan dengan tujan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi tanaman yang dibudidayakan petani serta sanggup mensejahterakan petani (Saadah dkk., 2011).
Model Penyuluhan
Menurut Amanah dan Farmayanti (2014), model penyuluhan dengan pelibatan masyarakat semenjak awal perencanaan jadwal atau penetapan prioritas warta dan permasalahan yang dihadapi dilapang, sehingga pelaksanaan dan penilaian penyuluhan merupakan kegiatan yang perlu dilakukan semoga penyuluhan sanggup memberi manfaat bagi masyarakat lokal. Tiga aspek utama yang harus terintegrasi dalam penyuluhan sebagai proses pemberdayaan sumberdaya yang ada, yakni memadukan filosofi mencar ilmu melalui pengalaman (experiental learning) yang bertujuan untuk menghadapi masa depan dengen pengembangan potensi sumberdaya yang tersedia (learning for the future), masyarakat sebagai subjek dan keberlanjutan jadwal (aspek kontinyuitas), masayarakat bisa mandiri. Aspek tersebut sanggup dijadikan suatu titik final dari kegiatan penyuluhan yang sanggup memperlihatkan suatu motivasi bagi masyarakat untuk mengikuti kegiatan penyuluhan serta meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahatani.
Program Penyuluhan
Program penyuluhan pembangunan yang efektif dan efisien sanggup dikembangkan oleh tenaga-tenaga profesional di bidang peyuluhan pembangunan. Peningkatan kompetensi penyuluh dalam pembangunan pertanian, bisa dikondisikan melalui banyak sekali upaya menyerupai meningkatkan efektivitas training bagi penyuluh, meningkatkan pengembangan diri penyuluh melalui peningkatan kemandirian mencar ilmu dan pengembangan karir penyuluh, meningkatkan sumbangan terhadap penyelenggaraan penyuluhan. Kegiatan tersebut sanggup memperlihatkan bantuan kinerja penyuluh yang menjadi baik dan maksimal dalam upaya pemberian informasi bagi masyarakat terutama petani (Marliati dkk., 2008).
Demikian Ulasan artikel terkait dengan Teori Penyuluhan Pertanian Menurut Pendapat Para Ahli Komunikasi Penyuluhan yang kami rangkum dari banyak sekali literarur yang kami sajikan dalam daftar pustaka. semoga bermanfaat dan terima kasih
Daftar Pustaka
Amanah, S. dan N. Farmayanti. 2014. Pemberdayaan Sosial Petani-Nelayan, Keunikan Agroekosistem, dan Daya Saing. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Hawkins, H. S., dan A. W. Van Den Ban. 2012. Penyuluhan Pertanian. Yogyakarta : Kanisius.
Kusnadi, D. 2011. Metode Penyuluhan Pertanian. Bogor: STPP Press.
Marliati, Sumardjo, P.S. Asngari, P. Tjitropranoto dan A. Saefuddin. 2008. Faktor-faktor Penentu Peningkatan Kinerja Penyuluh Pertanian dalam Memberdayakan Petani. Penyuluhan. 4 (2) : 92-93.
Saadah, A. Sulili, dan R.B. Deserama. 2011. Peranan Penyuluhan Pertanian terhadap Pendapatan Petani yang Menerapkan Sistem Tanam Jajar Legowo. Agrisistem. 7 (2) : 91-93.