Kebutuhan akan hunian tempat tinggal semakin tinggi setiap tahunnya. Hal ini didorong dengan pertumbuhan penduduk yang juga ikut meningkat. Apalagi di kota besar tempat tinggal menjadi salah satu asset berharga yang bisa dinikmati sendiri, dijadikan investasi atau peluang perjuangan layaknya sewa kamar untuk kos. Permasalahannya tak semua orang mempunyai dana yang cukup untuk membeli sebuah hunian tempat tinggal. Melihat kebutuhan pasar yang tinggi akan hunian maka mulai muncul KPR yang merupakan produk bank tertentu. Pemerintah juga memperlihatkan solusi berupa KPR bersubsidi yang bisa dijadikan pilihan hunian murah dan layak guna. Penasaran dengan KPR dan bagaimana pengajuannya? Cek ulasannya dibawah ini ya.
Apa Itu KPR ?
KPR merupakan akronim dari kredit pemilikan rumah yang disediakan pihak bank yang ditunjuk. Mekanisme dari KPR ini ialah layanan pinjaman dari bank untuk membeli rumah secara kredit bagi nasabah. Tak hanya rumah bahkan anda bisa membeli toko atau bangunan ruko melalui sistem kredit ini. Keuntunganya terang anda bisa mempunyai rumah walau kredit dengan pinjaman pendanaan dari bank. Setiap bulannya anda akan diminati membayar cicilan beserta bunganya untuk rumah yang anda kreditkan. Apabila anda tak sanggup membayar rumah tersebut maka pihak bank akan menyitanya. Untuk itu penting bagi anda mencermati beberapa hal berikut ini saat mengajukan KPR:
Cek Suku Bunga Dasar Kredit
Di setiap bank biasanya akan terpasang papan pengumuman berisikan suku bunga dasar kredit atau SBDK. SBDK ini menjadi dasar bunga atas pinjaman yang anda olok-olokan tanpa kecuali KPR. Adanya SBDK menciptakan pinjaman anda lebih transparansi lantaran bisa dijadikan materi perbandingan anatara satu bank dengan bank lainnya. SBDK juga bisa anda jadikan tolak ukur kemampuan finansial anda dalam membayar pinjaman tersebut.
Perhatikan Suku Bunganya
Namanya juga rumah kreditan jadi jangan heran dengan besaran bunga yang ditetapkan. Begitu pula dengan KPR ini mempunyai 3 jenis suku bunga yakni flat, efektif dan anuitas. Suku bunga flat merupakan suku bunga dengan nilai tetap untuk masa waktu tertentu. Suku bunga flat mengacu pada pokok utang awal dengan porsi bunga dan pokok dalam angsuran tiap bulanannya bernilai sama. Suku bunga efektif ialah porsi bunga yang dihitung dari pokok utang tersisa sehingga bunga dan porsi pokok angsuran tiap bulanannya akan berbeda.
Suku bunga anuitas merupakan bentuk dari bunga efektif yang telah dimodifikasi bertujuan untuk memudahkan nasabah dalam mencicil. Kaprikornus dalam suku bunga anuitas setiap cicilannya sama namun komposisi bunga dan pokok angsuran akan berubah – ubah.
Masa Pinjaman
Poin penting selanjutnya ketika anda mengambil KPR ialah masa pinjaman dari KPR itu sendiri. Umumnya masa maksimum KPR hanya hingga 15 – 25 tahun saja. Semakin panjang tenor atau lamanya cicilan maka semakin kecil angsuran yang harus anda bayarkan. Kerugiannya dengan mengambil masa tenor panjang ialah beban bunga yang ditanggung juga akan semakin tinggi. Apabila anda berkehendak untuk melunasi pinjaman sebelum masa KPR berakhir maka akan timbul biaya pinalti yang wajib anda tanggung. Untuk itu penting bagi anda untuk mengetahui apakan pemberi KPR mengizinkan pelunasan awal atau tidak.
Biaya Tambahan
Selain biaya bunga anda juga pertu mengetahui biaya embel-embel apa saja yang timbul dari KPR ini. biaya embel-embel ini bisa berupa biaya notaris, renovasi, asuransi hingga penambahan fitur tambahan. Biaya embel-embel juga bisa berupa biaya manajemen KPR contohnya biaya manajemen bank, provisi, pengecekan akta hingga biaya kerugian kredit.
Jenis – Jenis KPR
Banyak orang menganggap bahwa KPR hanya ada satu jenis saja padahal aslinya mempunyai beberapa tipe. Setiap jenis KPR tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan sendiri – sendiri. Berikut beberapa KPR yang ada di Indonesia.
KPR Bersubsidi
KPR bersubsidi merupakan pinjaman kepemilikan rumah yang difasilitasi pemerintah melalui bank – bank tertentu. Kelebihan dari KPR subsidi ini ialah mempunyai uang muka dan bunga yang lebih rendah dibanding KPR konvensional. KPR bersubsidi ditujukan pada individu dengan penghasilan rendah dan belum memilki tempat tinggal. KPR untuk tipe ini umumnya KPR dengan tipe 36 dan mempunyai jalan masuk yang sulit dan lokasi rumah yang terpencil.
KPR Konvesional
KPR konvensional kebalikan dari KPR bersubsidi dengan keunggulan lokasi yang strategis dan jalan masuk yang mudah. Sayangnya suku bunga yang dipakai lebih besar drai suku bunga bersubsidi lantaran mengikuti suku bunga dari BI. Tak jarang suku bunganya berbeda dengan tarif suku bunga BI tergantung kebijakan bank masing – masing pemberi KPR.
KPR Syariah
Selain KPR konvensional ada pula KPR berbasis syariah yang dilandaskan pada syariat Islam. Transaksinya memakai janji mudharabah yakni jual beli atau musyarakah mutanaqishah yang dikenal dengan kerjasama sewa. KPR syariah tidak mengenal sistem bunga namun dengan adanya janji jual beli maka pihak bank akan mengambil laba dari penjualan rumah terhadap anda. Keunggulannya anda tak dipusingkan dengan pergerakan suku bunga yang naik turun namun kelemahannya yakni sistem denda kalau anda terlambat membayar. Masa tenornya juga lebih pendek ketimbang KPR konvensional yakni maksimal 15 tahun.
KPR Take Over
Di Indonesia tak banyak bank yang mempunyai KPR Take Over. Mekanisme KPR Take over ialah akomodasi untuk memindahkan KPR berjalan anda dari bank A ke bank B atau bank lain. Keunggulannya ialah adanya embel-embel limit pinjaman yang dikenakan namun KPR ini bisa meningkatkan persaingan antar bank dalam mendapat konsumen baru.
KPR Angsuran Berjenjang
KPR ini memberikan akomodasi pinjaman untuk pembelian rumah dengan ketentuan penundaan pembayaran sebagian angsuran pokok hingga tahun ketiga masa pinjaman. Masa tenornya hanya hingga 15 tahun dengan 70% margin pembiayaan serta bisa memakai bunga flat atau floating. Untuk mendapat KPR ini anda harus mempunyai pendapatan bulanan sekitar Rp.3 juta dengan usia minimum 21 tahun dan maksimum 60 tahun.
KPR Pembelian
KPR pembelian yakni memberikan pinjaman pribadi untuk membeli rumah dan menjaminkan rumah tersebut sebagai jaminan pinjamannya. Nantinya pihak bank juga akan mentaksir rumah yang dibeli diubahsuaikan dengan harga pasarannya ketika ini. Selain KPR pembelian ada pula KPR refinancing yang juga mempunyai metode yang sama dengan KPR pembelian namun pihak bank akan memakai pembiasaan untuk menilai ulang rumah yang bersangkutan. KPR gres anda akan didasari pada nilai gres rumah dengan bunga kredit yang dikurangi cicilan KPR sebelumnya.
Perbedaan Antara KPR Subsidi dan Non-Subsidi
Dari jenis KPR diatas jenis KPR bersubsidi dan non subsidi atau konvensional yang banyak ditemukan di pasaran. Ada beberapa perbedaan antara keduanya yang wajib anda ketahui berikut ini:
Fasilitas Rumah dan Harga Jual
Ada perbedaan yang cukup besar antara KPR bersubsidi dengan KPR non Bersubsidi kalau dilihat dari akomodasi rumah dan harga jualnya. Dari model rumahnya KPR konvensional lebih besar alasannya ada yang tipe 72 juga namun untuk KPR bersubsidi maksimal hanya tipe 36 saja. Dilihat dari suku bunganya juga terlihat terang bahwa KPR konvensional lebih tinggi bunganya sedangkan KPR subsidi lebih rendah lantaran pemerintah menjamin sebagain bunga kreditnya. Angsuran KPR bersubsidi juga mempunyai angsuran yang flat selama masa kredit berlangsung.
Lokasi dan Jalan
Jika disimak dari lokasinya maka KPR bersubsidi umumnya terletak di pinggiran kota dan tak jarang aksesnya juga cukup sulit. KPR konvensional mempunyai lokasi yang lebih baik ibarat erat dengan transportasi umum atau berada di sentra kota atau daerah industri. Jika disimak dari segi jalannya maka KPR bersubsidi kebanyakan memakai jalan tanah atau pengerasan. KPR konvensional jalanannya berupa cor, aspal atau koblok.
Renovasi
Untuk rumah bersubsidi biasanya tidak diizinkan untuk melaksanakan renovasi selama dua tahun namun untuk rumah non bersubsidi diberi keleluasaan merenovasi. Harga jual dari rumah non bersubsidi juga lebih cepat naiknya ketimbang rumah non bersubsidi. Hal ini ditengarai KPR konvensional berada di lokasi yang strategis sehingga bisa meningkatkan daya jualnya. Tak heran kalau banyak pula yang melaksanakan investasi atas KPR konvensional ini.
Spesifikasi
Untuk spesifikasi rumah konvensional lebih bermacam-macam ketimbang rumah bersubsidi. Rumah bersubsidi hanya harus memenuhi rumah layak huni yang ditetapkan oleh pemerintah. Menurut standar minimal pemerintah maka rumah bersubsidi haruslah mempunyai pondasi beton, lantainya semen tanpa atap plafon. Harus mempunyai kloset jongkok, daun pintu double triplek, kusen pintu dan jendela kayu serta standar minimal rumah layak huni lainnya. Berbeda dengan rumah non bersubsidi yang mempunyai interior bermacam-macam dan bisa anda kreasikan sesuai keinginan anda.
Syarat & Tahapan Pengajuan KPR
Dalam mengajukan KPR tentu saja melewati beberapa tahapan dan memenuhi dokumen yang diminta . Dengan menyiapkan kebutuhan pengajuan KPR sedini mungkin menciptakan anda menghemat waktu dan tenaga serta terhindar dari penolakan dari pihak bank. Beberapa tahapan yang patut anda siapkan untuk mengajukan KPR umumnya sebagai berikut :
Cari Rumah Impian Anda Dulu
Langkah pertama yang wajib anda lakukan ialah mencari rumah cita-cita anda dahulu. Pilihlah lokasi yang strategis dengan jalan masuk yang mudah. Pastikan jalan masuk transportasi dan akomodasi umum lainnya ibarat tempat belanja, sekolah maupun kantor polisi dan lain – lain gampang ditemukan. Selanjutnya ketahui siapa developernya. Pilihlah developer dengan reputasi yang baik sehingga anda terhindar dari sengketa atas tanah dan bangunan rumah cita-cita anda.
Pastikan bahwa developer yang anda pilih telah memegang izin peruntukan tanah, akta tanah minimal SHGB atau HGB induk dan IMB induk.
Pilih Bank Untuk Mengajukan KPR
Jangan lupa untuk menentukan bank mana yang bekerja sama dengan developer untuk memproses KPR anda. Anda juga bisa menentukan bank dengan suku bunga kredit paling rendah dengan membandingkan SKBD tiap bank.
Siapkan Dokumennya
Selanjutnya anda akan diminta untuk mempersiapkan dokumen KPR diantaranya fotokopi KTP anda,akte nikah atau cerai, kartu keluarga, surat keterangan WNI bagi keturunan WNI dan dokumen kepemilikan agunan. Ada pula dokumen embel-embel yang diminta bagi anda yang berstatus karyawan ibarat slip gaji, surat keterangan bekerja dan buku tabungan yang memperlihatkan kondisi keuangan 3 bulan terakhir. Bagi anda yang bekerja sebagai professional maupun wiraswasta biasa dimintai NPWP, SIUPTDP, surat izin perjuangan lainnya dan catatan rekening bank.
Isi Formulir Pemesanan Lalu Bayar
Selain syarat dokumen diatas anda juga akan dimintai mengisi formulir pemesanan unit. Dalam formulir ini juga tertera informasi jadwal pembayaran booking dan pelunasannya sesuai kesepakatan kedua belah pihak. Setelah itu anda akan dimintai untuk membayar booking fee yang besarannya tergantung pihak developer. Apabila anda membeli property sekunder maka yang muka wajib dilunasi terlebih dahulu yakni sekitar 20-50%. Sebaiknya bayar uang muka sebelum janji kredit anda disetujui oleh pihak bank dan buat surat perjanjian jual beli didepan notaris.
Siap Bertemu Dengan Pihak Bank
Setelah menyiapkan segala dokumen dan membayar uang muka dan tanda jadi maka selanjutnya anda tinggal ke bank. Dalam waktu satu bulan pihak bank akan melaksanakan survey terlebih dahulu untuk memantau bahwa anda bukan dalam golongan kreditur yang diblacklist. Anda juga akan melewati proses wawancara semoga bank bisa mengetahui kondisi keuangan anda ketika ini. Jika semua syarat kredit terpenuhi maka dana akan dialirkan dan bulan berikutnya anda sudah bisa mencicil angsuran rumah anda. Ingat untuk menghindari keterlambatan membayar angsuran demi menghindari denda keterlambatan.
Alasan Kenapa KPR Anda Ditolak Bank
Meski sudah dipersiapkan dari jauh hari terkadang pengajuan KPR anda masih ditolak oleh pihak bank. Anda niscaya ingin tau kenapa bisa hingga ditolak, meskipun begitu beberapa alasan berikut ini bisa memperlihatkan anda citra kenapa KPR yang anda olok-olokan bisa tidak disetujui oleh pihak bank.
Profile Anda Tidak Menyakinkan
Salah satu alasan kenapa KPR yang diajukan tidak disetujui bank ialah mungkin lantaran profil anda tidak menyakinkan. Misalnya saja ketika dihubungi oleh pihak bank via telepon tidak bisa tersambung baik nomor kantor maupun nomor pribadi. Ketika disurvei ke alamat tempat tinggal anda ternyata tak sesuai atau alamat tidak ditemukan. Dari beberapa informasi data diri yang tidak bisa terverifikasi ini bisa menciptakan pihak bank menolak pengajuan KPR anda.
Dokumen Tak Lengkap
Alasan lainnya kenapa pengajuan KPR anda bisa ditolak bisa dari dokumen yang tak lengkap. Setiap bank mempunyai syarat yang berbeda satu dengan lainnya. oleh jadinya penting bagi anda untuk memastikan syarat yang diharapkan untuk pengajuan KPR. Sebelum anda serahkan ke pihak bank cek sekali lagi apakah dokumen sudah lengkap atau belum.
Reputasi Developer dan Rumah yang Buruk
Pengajuan KPR ditolak bisa saja lantaran reputasi dari developer anda yang kurang baik. Pihak bank biasanya sudah mempunyai developer terpercaya sendiri terkait KPR ini. sebaiknya tanyakan pihak developer rumah anda bank mana yang bekerja sama dengannya. Selain developer ternyata rumah yang ingin anda olok-olokan KPR bisa jadi alasan penolkan bank akan KPR. Hal ini umum terjadi pada rumah bekas atau dalam sengketa. Coba sebelum diajukan ke bank cek terlebih dahulu apakah semua dokumen beres atau belum.
Tak Memenuhi Persyaratan Umum KPR
Penolakan KPR bisa jadi lantaran anda tak memenuhi persyaratan umum KPR ibarat batas usia maksimum. Untuk karyawan batas maksimal biasanya hanya hingga 55 tahun saja sedangkan guru atau dosen umumnya hingga 60 tahun.
Penghasilan Kecil
Penolakan KPR bisa jadi lantaran penghasilan anda yang dinilai terlalu kecil sehingga dirasa kemampuan bayarpun susah terpenuhi. Tentu pihak bank juga ingin menghindari kredit macet yang membebani mereka di masa depan. Kemampuan bayar yang kurang ini juga akan menghambat pembayaran uang muka dan angsuran tiap bulannya. Terlebih angsuran KPR bukan hanya menghabiskan waktu 1-2 tahun saja namun bertahun – tahun bahkan ada yang hingga 25 tahun.
Sumber https://carajadikaya.com