Masa Depan Cryptocurrency – Di kala digital ketika ini, ada banyak hal gres yang harus anda pahami dan ketahui. Salah satunya ialah mata uang virtual atau biasa disebut dengan cyptocurrency. Beberapa dari anda mungkin masih sedikit gila dengan istilah cryptocurrency. Tapi percayalah secara umum dikuasai dari anda sangat familiar dengan bitcoin.
Faktanya orang beranggapan bahwa cryptocurency dan bitcoin ialah sama. Padahal keduanya berbeda dan anda harus paham akan perbedaannya biar tidak salah langkah ketika anda memutuskan untuk bergelut di dunia cryptocurrency. Pada ulasan kali ini kita akan membahas mengenai masa depan cryptocurrency. Namun sebelumnya, kita akan mengulas mengenai mata uang virtual ini secara keseluruhan.
Apa Itu Cryptocurrency?
Lalu apa yang dimaksud dengan cryptocurrency? Cryptocurrency merupakan sebuah teknologi di mana teknologi ini bisa membuat mata uang digital (digital currency). Berbeda dengan mata uang biasa yang bisa dipalsukan, maka cryptocurrency ini memakai kriptografi sebagai bentuk keamanan yang membuatnya tidak bisa dipalsukan. Faktanya mata uang virtual ini memakai enskripsi yang berfungsi memverifikasi setiap pengiriman unit uang antar pengguna. Selain itu enskripsi juga meregulasi unit mata uang baru.
Secara umum mata uang virtual ini beroperasi secara independen tanpa campur tangan pemerintah atau bank sentral. Hal inilah yang membuat mata uang digital yang satu ini juga tidak mempunyai hukum pasti.
Jenis-Jenis Cryptocurrency
Bitcoin menjadi salah satu jenis mata uang virtual paling terkenal di dunia ketika ini. Namun kenyataannya masih ada begitu banyak nama atau jenis mata uang virtual lain yang eksis di dunia ini. Bahkan pada bulan November 201 kemudian tercatat ada lebih dari 1.300 jenis mata uang virtual lho. Tapi dari ribuan mata uang virtual ini memang tidak semuanya mempunyai perkembangan yang signifikan atau dikenal oleh pengguna di dunia kripto. Sebelum masuk ke pembahasan mengenai masa depan cryptocurrency, berikut ini ialah beberapa nama atau jenis cryptocurrency yang mempunyai total nilai atau market cap
terbesar yang perlu anda ketahui:
Bitcoin
Bitcoin atau BTC bisa dibilang sebagai ujung tombak dan awal mula dari sejarah cryptocurrency. Anda harus tahu bahwa Bitcoin menjadi mata uang virtual pertama yang muncul di dunia. Siapa yang membuat Bitcoin? Seseorang atau sekumpulan orang yang menyebut dirinya sebagai Satoshi Nakamoto (berdasarkan nama diasumsikan bahwa Nakamoto ialah WN Jepang atau berasal dari Jepang). Penemuan ini terjadi di tahun 2009 silam dan menjadi titik tolak akan boomingnya cryptocurrency di dunia.
Perhitungan memakai algoritma memperlihatkan bahwa Bitcoin telah dirancang untuk menghasilkan sekitar21 juta BTC sampai tahun 2124 nanti. Angka 2124 yang merujuk pada tahun ini masih asumsi jadi belum sepenuhnya benar. Lalu untuk ketika ini ada berapa banyak Bitcoin yang sudah dihasilkan? Menurut info terakhir, ketika ini total Bitcoin yang ada sudah mencapai angka 16,7 juta BTC. Kemudian untuk kapitalisasi pasar Bitcoin sendiri mencapai US$ 121 miliar atau sekitar Rp. 1,7 kuadriliun. Nominal yang luar biasa kan?
Ethereum
Beberapa tahun belakangan ini mungkin kita sering atau setidaknya pernah mendengar atau membaca Ethereum (ETH). Sama halnya dengan Bitcoin, Ethereum juga merupakan salah satu jenis mata uang virtual yang ada di dunia. Meski sejenis, tapi Ethereum masih terbilang bayi alasannya ialah gres dibentuk di tahun 2004 silam. Mata uang virtual yang satu ini dibentuk oleh Vitalik Buterin, seorang cowok yang berusia 20 tahun.
Salah satu perbedaan mencolok antara Bitcoin dan Ethereum terletak pada penerapan Smart Contract. Makara Smart Contract ini memungkinkan anda untuk melaksanakan pemograman pada transaksi sebelum bertransaksi. Lalu berapa kapitalisasi pasar dari Ethereum? Jawabannya ada di sekitar US$ 41.9 miliar atau Rp. 598 triliun.
Ripple
Beberapa dari anda mungkin masih gila dengan istilah Ripple. Mata uang virtual yang satu ini biasa disebut dengan XRP yang awalnya dikembangkan secara tertutup oleh Ripple Network. Pengembangan Ripple ini dilakukan secara tertutup alasannya ialah bertujuan untuk membuat sistem pembayaran yang cepat, gampang dan aman.
Meski awalnya tertutup, tapi pada tahun 2013 silam karenanya Ripple Network memutuskan untuk membuat proyek ini terbuka di bawah lisensi ISC. Sebagai info komplemen saja, Ripple memanfaatkan penggunaan algoritme Consensus untuk memungkinkan proses pertukaran, pengiriman dan pembayaran uang terdistibusi. Lalu untuk besaran kapitalisasi pasarnya sendiri, Ripple sudah mencapai US$ 19,9 atau Rp. 284 triliun.
Bitcoin Cash
Bitcoin memang menjadi fenomena tersendiri di dunia dalam satu dekade terakhir. Namun, di tahun 2017 kemudian mulai muncul aneka macam perdebatan perihal skalabilitas Bitcoin. Perdebatan ini muncul alasannya ialah Bitcoin yang hanya mempunyai ukuran maksimal setiap byte sekitar satu megabyte saja. Keterbatasan ukuran ini membuat beberapa pihak menganggap Bitcoin tidak bisa mengakomodasi transaksi dalam jumlah banyak.
Pada karenanya perdebatan ini memunculkan hard fork atau pemisahan Bitcoin di awal Agustus 2017 lalu. Pemisahan inilah yang memunculkan mata uang virtual gres yaitu Bitcoin Cash (BCH). Berbeda dengan Bitcoin yang hanya mempunyai ukuran blok maksimal 1 megabyte, maka Bitcoin Cash ini mempunyai ukuran blok maksimal 8 megabyte. Meskipun sejenis, tapi BTH dan BCH mempunyai ledger yang berbeda sesudah hard fork terjadi.
Secara keseluruhan kapitalisasi pasar dari Bitcoin Cash ialah sebesarUS$ 11,5 miliar atau sekitar Rp. 164 triliun.
Litecoin
Setiap kemunculan mata uang virtual gres niscaya diiringi dengan alasan yang melatarbelakangi. Hal ini juga berlaku untuk kemunculan Litecoin yang resmi hadir di publik tahun 2011 lalu. Litecoin atau LTC ini dibentuk oleh Charles Lee yang notabene ialah namtan pegawai Google. Lee membuat mata uang virtual ini dengan tujuan untuk menghadirkan Bitcoin yang lebih baik.
Tujuan mulia untuk menghadirkan Bitcoin versi lebih baik ini setidaknya terlihat pada kelebihan yang ditawarkan oleh LTC. Salah satunya ialah durasi menghasilkan blok yang cukup cepat yaitu sekitar 2.5 menit saja. Angka ini terang 4 kali lebih cepat dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan oleh BTC yaitu sekitar 10 menit.
Perbedaan waktu untuk menghasilkan blok ini tampaknya juga dipengaruhi dengan jenis algoritme yang dipakai keduanya. LTC memakai algoritme Scrypt yang lebih cepat dan sederhana dibandingkan dengan BTC yang memakai algoritme SHA-256. Kemudian untuk kapitalisasi pasarnya sendiri, LTC ada di angka US$ 6,7 miliar atau sekitar Rp. 95 triliun.
EOS
Perlu anda ketahui bahwa EOS ini merupakan software yang bisa dipakai untuk membuat sebuah arsitektur jaringan blockchain demi kepentingan tertentu. Makara software yang dibentuk oleh sebuah perusahaan asal Cayma Island ini bisa melaksanakan pengaturan terhadap beberapa CPU. Pengaturan ini bisa membuat sistem block chain bekerja sampai jutaan transaksi per detik lho. Lalu berapa kapitalisasi pasar dari EOS? Jawabannya ada di angka US$ 4,6 miliar atau skeitarRp. 65,7 triliun.
Cardano
Sebenarnya Cardano ini merupakan suatu platform yang mengenalkan mata uang virtual berjulukan Ada. Platform ini menghadirkan teknologi cryptocurrency dalam beberapa lapisan. Makara akan ada lapisan pertama, kedua, ketiga dan selanjutnya. Lapisan pertama akan menangani problem transaksi, kemudian lapisan selanjutnya akan menangani hal-hal lainnya dan begitu seterusnya. Dengan begini maka Cardano menjadi lebih gampang untuk dikembangkan. Lalu untuk kapitalisasi pasar Cardano ialah sebesar US$ 4,2 miliaratau setara dengan Rp. 60 triliun.
Stellar
Anda yang tidak suka mining tampaknya cocok dengan mata uang virtual yang satu ini yaitu Stellar. Mata uang virtual ini didirikan oleh eb Mccaleb dan Jocye Kim di tahun 2014 lalu. Berbeda dengan mata uang virtual lain, anda bisa memperoleh Stellar dengan cuma-cuma. Total sekitar 95% mata uang virtual ini diberikan secara cuma-cuma. Hal unik ini bisa terjadi alasannya ialah penggunaan algoritme Consensus yang otomatis menghasilkan koin gres dan bisa memverifikasi setiap transaksi. Kapitalisasi pasar dari Stellar ialah sekitar US$ 3,9 atau setara dengan Rp. 55 triliun.
NEO
NEO dikembangkan semenjak tahun 2014 silam oleh foundernya yaitu Da Hongfei. Awalnya NEO mempunyai nama yang berbeda yaitu AntShares. Namun pada Juni 2017 karenanya nama itu diganti menjadi NEO. NEO sendiri merupakan suatu platform cryptocurrency dan blockchain asal China yang bisa anda pakai untuk membangun aplikasi terdesentralisasi. Beberapa bahasa pemograman yang didukung oleh NEO ialah Javascripts dan C++. Kemudian untuk kapitalisasi pasar sendiri, NEO ada di kisaran US$ 3,5 atau sekitar Rp. 50 triliun.
IOTA
IOTA atau MIOTA menjadi salah satu cryptocurrency yang eksis di dunia dan dikenal publik. Mata uang virtual satu ini dibentuk oleh 4 orang yaitu Serguei Popov, David Sonstebo, Sergey Ivancheglo dan Dominik Schiener pada tahun 2015 lalu. IOTA dirancang biar bisa memfasilitasi pembayaran dan komunikasi antar perangkat IoT. Kapitalisasi pasar dari IOTA ada di kisaran US$ 2,6 miliar atau sekitar Rp. 37 triliun.
Nah, mata uang virtual mana yang menarik perhatian anda?
Masa Depan Cryptocurrency
Mengulas perihal masa depan cryptocurrency tentu tidak akan lepas dari kondisi mata uang digital ini di masa kemudian sampai sekarang. Seperti yang kita tahu bahwa mata uang digital yang pertama muncul ialah Bitcoin. Di mana ketika pertama kali kemunculannya, banyak orang yang bertanya-tanya sampai mencurigai keeksistensian dari Bitcoin. Padahal sampai ketika ini terbukti bahwa Bitcoin masih menjadi mata uang digital terbesar dari segi jumlah pengguna dan kapitalisasi pasar.
Selama 8 tahun terakhir Bitcoin tidak menjadi pemain film tunggal dalam dunia cryptocurrency. Hal ini bisa dilihat dengan mulai bermunculannya jenis mata uang digital lain. Pada dasarnya mata uang digital yang bermunculan ini mempunyai dasar yang sama dengan Bitcoin yaitu penggunaan teknologi blockchain. Jika anda belum tahu, teknologi blockchain ini merupakan catatan transaksi publik bersama yang dipakai untuk membuat dan melacak jenis token digital yang baru. Di mana hal ini hanya sanggup dibentuk dan dibagikan sesuai dengan peraturan yang telah disepakati jaringan.
Selama 8 tahun terakhir ekosistem cryptocurrency telah berembang dengan pesat sehingga bisa memperlihatkan variasi yang sangat besar. Beberapa jenis mata uang digital yang muncul sebagaii pesaing dari Bitcoin ibarat Litecoin dan Ethereum. Untuk Litecoin sendiri sebetulnya tujuan pembuatannya sama dengan Bitcoin yaitu untuk membangun mata uang digital baru. Di mana misi ini dijalankan dengan aneka macam sasaran ibarat membuat mata uang digital dengan transaksi yang lebih cepat sampai kemampuan untuk memastikan tingkat inflasi dasar.
Sedangkan untuk Ethereum sendiri, intinya mempunyai prinsip yang sama dengan Bitcoin, hanya saja penerapannya untuk tujuan tertentu. Makara Ethereum ini dibentuk dengan tujuan ibarat cloud computing atau komputasi awan sampai iklan digital. Sedikit perbedaan yang terjadi antara Bitcoin, Ethereum, Litecoin dan mata uang digital jenis lain intinya membuat pengguna lebih leluasa menentukan cryptocurrency mana yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Hanya saja dengan semakin banyaknya cryptocurrency yang eksis akan membuat persaingan semakin ketat.
Apa yang Bisa Dilakukan Dengan Cryptocurrency?
Membangun mata uang digital intinya akan melibatkan perubahan jaringan komputer di seluruh dunia biar bisa menjadi platform yang terdesentralisasi, di mana platform ini bertujuan untuk menyimpan dan memproses data. Poin desentralisasi dalam cryptocurrency sebetulnya sangat mencolok dan menimbulkan pro kontra. Hal ini alasannya ialah dengan desentralisasi maka mata uang digital akan cukup berbeda dengan bank konvensional. Cryptocurrency tidak mempunyai otoritas pusat yang mengelola database. Makara apa yang terjadi sepenuhnya ada di tangan anda. Dari sudut pandang yang berbeda, desentralisasi memang menimbulkan perdebatan pro dan kontra.
Meski pun intinya cryptocurrency mempunyai database yang luar biasa fantastis dan dikelola secara desentralisasi, faktanya penggunaan yang tersedia tidak mengecewakan terbatas. Tapi setidaknya ketika ini mata uang digital sudah bisa dipakai untuk melaksanakan aneka macam hal yang bersifat online ibarat pembayaran transaksi online sampai penggunaan transaksi kejahatan. Kita dilarang menutup mata perihal keberadaan cryptocurrency yang memang dimanfaatkan untuk aneka macam acara di dunia kejahatan.
Sebagai pola sampai ketika ini Bitcoin sudah menjadi mata uang pilihan bagi para pengedar narkoba online sampai penjahat dunia maya yang menuntut uang tebusan untuk memulihkan data yang diretas.
Jadi Bagaimana Masa Depan Cryptocurrency Nanti?
Mengingat perkembangan pesat yang terjadi selama 8 tahun terakhir mungkin bagi beberapa orang Bitcoin dan kawan-kawannya akan semakin melejit. Apalagi dalam beberapa tahun terakhir bisa kita lihat semakin banyak negara yang mencoba untuk mendapatkan keberadaan mata uang virtual. Selain pemerintah yang mulai membuka mata terhadap cryptocurrency, kita juga dilarang melupakan mengenai kepopuleran mereka di mata dunia. Entah apapun yang menjadi tujuan setiap pengguna, namun bisa dipastikan bahwa setiap tahun jumlah pengguna cryptocurrency akan semakin meningkat.
Di luar impian kita perihal masa depan cryptocurrency di mana semakin banyak negara yang bisa menerimanya, kita juga harus mengingat bahwa setiap mata uang digital mempunyai plus minus yang perlu diperhatikan. Selain aneka macam laba atau kelebihan dari cryptocurrency, kita juga dilarang lupa dengan resiko yang ikut membayanginya.
Berikut ini ialah beberapa resiko cryptocurrency yang perlu anda ketahui:
Nilai Mata Uang Tidak Stabil
Sudah semenjak beberapa tahun belakangan banyak orang memprediksi nilai Bitcoin akan merosot tajam. Perkiraan-perkiraan ibarat ini bisa sangat mempengaruhi keputusan seseorang untuk berinvestasi dalam bitcoin. Faktanya peningkatan nilai bitcoin membawa pro kontra di mana ada pengamat yang menganggap ini hal baik dan sebagian lain menganggap ini bisa mendorong terjadinya Bitcoin bubble.
Bisa Diretas
Tanpa adanya campur tangan pihak ketiga ibarat bank, membuat bitcoin yang anda miliki sepenuhnya menjadi tanggung jawab anda. Sudah muncul beberapa kasus di mana ada peretas profesional yang mencuri bitcoin dengan nilai fantastis.
Jadi untuk anda para newbie yang ingin masuk ke dalam dunia cryptocurrency sebaiknya berguru lebih dahulu. Bekali diri anda dengan aneka macam pengetahuan dan info yang diperlukan. Hal ini alasannya ialah ekosistem mata uang digital sendiri masih belum dewasa. Setidaknya dengan bekal pengetahuan yang cukup, anda bisa mengurangi resiko kehilangan dana dalam jumlah besar.
Sumber https://carajadikaya.com