Perkembangan E-Banking
Roda kehidupan terus menggelinding lengkap dengan perubahan di segala lini. Keadaan semakin menuntut setiap orang untuk bergerak cepat, tak terkecuali di bidang perbankan. Dengan semakin cepatnya perubahan dan gaya hidup, tanda-tanda ini tentu saja harus ditangkap oleh perbankan kepada para nasabahnya. Tidak bisa dipungkiri tipe nasabah perbankan berbeda dengan nasabah beberapa tahun silam dimana penggunaan internet belum booming menyerupai kini ini.
Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), hingga dengan tahun 2010 ini jumlah pengguna internet di negeri ini sudah mencapai 45 juta. Dan tentu saja angka ini akan terus meningkat, seiring dengan semakin terjangkaunya internet dan semakin banyaknya orang yang melek teknologi. Sementara pertumbuhan pengguna internet di ponsel, berdasarkan Dirjen postel, tak kalah cepatnya. Hal itu bisa dilihat dari jumlah pelanggan telekomunikasi seluruh operator di Tanah Air yang kini sudah mencapai 170 juta. Mereka juga mentargetkan separuh penduduk Indonesia sudah mempunyai internet pada 2015 nanti.
Hal ini sudah niscaya sangat kuat terhadap perkembangan e-banking. Di Indonesia e-banking kali pertama mulai dikenalkan oleh Bank Internasional Indonesia (BII) pada September 1998. Langkah ini kemudian diikuti oleh bank-bank lain menyerupai Bank Niaga, Bukopin, Mandiri, BCA dan lain-lain.
Layanan electronic banking atau yang lebih dikenal sebagai e-banking yakni alternatif media untuk melaksanakan transaksi perbankan, selain di kantor bank sendiri dan authomated teller machine (ATM). Cara menikmati akomodasi e-banking pun tak sulit. Bagi nasabah yang mempunyai rekening tabungan atau giro biasanya sanggup mengajukan layanan e-banking, yang mencakup internet banking, mobile banking, phonebanking atau sms banking.
Keunggulan transaksi dengan e-banking dibanding dengan cara konvensional yang paling menonjol yakni dengan e- banking, nasabah tak perlu lagi membuang waktu pergi ke luar rumah untuk kemudian antri di kantor-kantor bank atau ATM, kalau ingin melaksanakan transaksi perbankan. Mereka cukup membuka internet atau memakai handphone dan semua transaksi beres. Berbagai layanan pun bisa dilakukan dengan e-banking menyerupai transfer dana antar rekeningmaupun antar bank, pembayaran tagihan, pembelian pulsa isi ulang, ataupun pengecekan mutasi dan saldo rekening.
Kemudahan-kemudahan dalam bertransaksi melalui internet memang sepertinya menerima sambutan yang sangat positif oleh para nasabah perbankan. Hal ini bisa dilihat dari pertambahan penguna layanan e-banking yang terus mengalami peningkatan. Berdasar data Bank Indonesia, nasabah yang bertransaksi melalui internet banking pada 2009 mencapai 2,5 juta, ini jauh lebih besar dari nasabah 2008 yang hanya mencatat 1,5 juta nasabah. Dari sisi nilai transaksi tentu saja juga mengalami pertumbuhan. Jika selama 2008 tercatat senilai Rp 207 triliun dari 79 juta transaksi, maka selama 2009, nilai itu meningkat tajam menjadi Rp 1.502 triliun yang berasal dari lebih 250 juta transaksi.
Potensi tersebut tak pelak mendorong pihak bank untuk terus berlomba-lomba menyediakan layanan e-banking. Menurut Ida Rumondang, peneliti senior Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia, pada 2005 terdapat 18 bank yang menyediakan layanan tersebut, baik untuk corporate maupun untuk individu. Pada 2009, jumlah bank yang menawarkan layanan tersebut meningkat menjadi 32 bank.
Disinilah kompetisi antar bank dimulai. Para nasabah tentu akan menentukan bank yang menawarkan layanan dan proteksi yang prima. Pihak bank harus menangkap kebutuhan nasabah secara lebih jeli. Dengan beragamnya kebutuhan nasabah tentu saja diharapkan bank juga mempunyai layanan lengkap di dalam e-banking yang ditawarkan. Tidak sekadar transfer, cek saldo, pembayaran tagihan, pihak bank harus terus berinovasi menawarkan layanan lainnya, semisal travelers cheque, bank draft, western union, pembayaran tv kabel, zakat & infak atau informasi semacam menyerupai kurs, daftar transfer, kotak email dan lainnya. Pihak bank secara proaktif juga harus responsif terhadap komplain dan saran terhadap layanan mereka.
Satu hal yang tak kalah penting yakni menawarkan keamanan kepada nasabah pengguna e-banking. Mengingat begitu besarnya nilai transaksi yang terjadi di e-banking, e-banking sangat menarik minat orang-orang yang tidak bertanggung jawab, khususnya para h4ck3r di dunia maya, untuk mengambil keuntungan. Untuk itu,pemberian proteksi terhadap nasabah pengguna e-banking mutlak diperlukan. Perlindungan ini juga merupakan serpihan dari administrasi risiko bank dalam melaksanakan acara e-banking.
Risiko yang kemungkinan dialami para pengguna e-banking antara lain, pencurian data finansial dari database bank yang kemungkinan kurang terisolasi, nasabah mendapatkan informasi yang tidak terperinci atau bahkan tidak akurat melalui internet dan juga yang terkadang menyebalkan adanya pencurian identitas oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Untunglah untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan tersebut, semenjak 2007 BI memberlakukan regulasi penerapan administrasi risiko dalam penggunaan teknologi informasi bagi bank umum. Sementara penerapannya wajib diadaptasi dengan tujuan kebijakan usaha, ukuran, dan kompleksitas perjuangan bank. BI juga menekankan pentingnya bank memahami tujuan pengamanan informasi dalam teknologi, yaitu confidentiality, integrity dan availability.
Pemerintah dalam hal ini BI, juga telah memberi patokan terkait prinsip pengendalian pengamanan atas acara e-banking mencakup internet banking, antara lain authentication, non-repudiation, dual control, pengendalian terhadap otorisasi dan hak akses, integritas data dan informasi serta kerahasiaan. Untuk pengendalian terhadap otorisasi dan hak akses, bank-bank dituntut menerapkan teknologi pengaman tambahan. Misalnya bank bisa menerapkan sistem firewall untuk pembatasan akses. Pengamanan berlapis ini, tentu saja ditambah dengan keamanan yang dipunyai oleh setiap nasabah berupa identitas pengguna (user ID) dan PIN. Ditambah lagi dengan jadwal Secure Sockets Layer (SSL) 3.0 dengan sistem pengacakan 128 bit. Pengaman tersebut oleh bank harus diadaptasi dengan standar internasional.
Sistem internet banking pun harus dilengkapi dengan session time out yang otomatis log off. Bank bisa juga yang memanfaatkan dynamic PIN sebagai alat embel-embel untuk transaksi finansial. Sistem teknologi ini menghasilkan kombinasi angka yang berubah-ubah setiap kali nasabah melaksanakan transaksi. Dengan sistem keamanan dan proteksi yang baik, diharapkan nasabah akan merasa kondusif dan damai dalam bertransaksi dengan e-banking. Namun demikian, kesalahan atau keteledoran nasabah itu sendiri. Di sinilah pentingnya kiprah bank untuk menawarkan edukasi kepada nasabahnya baik secara pribadi maupun tidak langsung. Apalagi terkadang duduk kasus yang terjadi bukan memperdayai sistem melainkan nasabah itu sendiri.
Agar tidak terjadi kesalahpahaman, bank secara detail juga harus menjelaskan hasil verifikasi yang dilakukannya. Kalaupun bank memang salah bank harus bersikap ksatria mengakui kesalahan dan mengganti kerugian yang dialami nasabah. Namun sebaliknya kalau ternyata nasabah yang salah atau teledor, sebaiknya permasalahan itu cepat diselesaikan dengan sempurna dan cepat dengan tetap menghargai nasabah sebagai konsumen yang harus dilayani dengan baik. Hal ini untuk menghindari adanya nasabah yang mengungkapkan masalahnya dalam surat terbuka di media yang bisa mensugesti gambaran dan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank itu sendiri.
Perpaduan pelayanan dan keamanan ini kalau dilakukan dengan baik, bersinergi dan akuntable, sudah niscaya bisa menjadi kekuatan yang dahsyat untuk memenangkan kompetesi antar bank di masa depan. Yang menawarkan pelayanan dan keamanan terbaik sudah niscaya itulah yang akan didatangi nasabah. Jika bank yang bisa menawarkan pelayanan prima dalam e-bankng, di masa depan sudah niscaya bank itu akan bisa bersaing.
Dibandingkan layanan e-banking lainnya, perkembangan mobile banking (m-banking) terbilang paling cepat. Perkembangan ini karena kehadiran layanan m-banking bisa menjawab kebutuhan masyarakat modern yang sangat mengedepankan mobilitas. Dengan satu sentuhan, m-banking membuat kemudahan layanan perbankan dalam satu genggaman.
Hasil survei forum riset keuangan internasional mengungkapkan, 35% dari seluruh kegiatan online yang dilakukan di setiap rumah di seluruh dunia akan beralih ke layanan m-banking. Diprediksi, nilai transaksi m-banking akan naik dua kali lipat per tahun. Selanjutnya akan meningkat menjadi empat kali lipat sesudah 2011. Di Indonesia, dalam lima tahun terakhir pemakaian mobile banking oleh nasabah perbankan meningkat signifikan dengan rata-rata peningkatan 135,3% per tahun. Pada tahun 2003 pengguna mobile banking gres sekitar 315 ribu orang, namun empat tahun kemudian (2007) sudah menjadi 8,2 juta orang. Dan pada 2008 diperkirakan meningkat hingga 50% menjadi sekitar 12,32 juta orang. Saat ini hampir seluruh bank sudah mengaplikasikan layanan m-banking. Dengan makin populernya transaksi finansial/perbankan via ponsel (m-banking) maka impian pemerintah untuk mengurangi penggunaan uang tunai (less cash society) tidak usang lagi akan sanggup diwujudkan.
Kenapa nasabah perbankan menyukai layanan transaksi m-banking? Berdasarkan hasil riset MARS Indonesia yang dimuat dalam “Studi Pasar & Perilaku Nasabah Mobile Banking 2008/2008” setidaknya terdapat 3 alasan utama nasabah perbankan membutuhkan layanan m-banking, yaitu
- Praktis alasannya yakni tidak perlu tiba ke bank/ATM (46,5%),
- Transaksi menjadi lebih cepat (32,7%), dan
- Mempermudah untuk cek saldo melalui HP (17,8%).
Dengan kata lain, perkembangan mobile banking di Indonesia sedemikian cepat tak lain alasannya yakni layanan m-banking bisa menawarkan keleluasaan dan kepraktisan/kemudahan transaksi keuangan dalam hal cek saldo, pembayaran tagihan, transfer uang, maupun layanan keuangan lainnya dalam satu “sentuhan jari”. Cukup pencet PIN dari ponsel, maka transaksi bisa dijalankan dari mana saja sejauh jaringan connected. Selain itu, layanan m-banking relatif kondusif alasannya yakni menggunakan sistem pengamanan berlapis, yakni dari provider telekomunikasi seluler, serta dari jaringan sistem perbankan yang bersangkutan. Sehingga nasabah tidak perlu merasa khawatir dalam penggunaannya.
Itulah beberapa faktor yang menimbulkan layanan m-banking begitu cepat berkembang, menyaingi layanan e-banking lainnya, serta akan menjadi layanan alternatif perbankan di masa depan.
Pengertian e-Banking
Internet banking yakni pemanfaatan tekhnologi internet, sebagai media untuk melaksanakan transaksi yang bekerjasama dengan transaksi perbankan. Kegiatan ini menggunakan jaringan internet, sebagai mediator atau penghubung antara nasabah bank dan pihak bank. Selain itu, bentuk trasaksi yang dilakukan pun bersifat maya, atau tanpa memerlukan proses tatap muka antara nasabah dan petugas bank yang bersangkutan.
E-banking sanggup di definisikan sebagai jasa dan produk bank secara pribadi kepada nasabah melalui elektronik, saluran komunikasi interaktif. E-Banking mencakup sistem yang memungkinkan nasabah bank, baik individu ataupun bisnis, untuk mengakses rekening, melaksanakan transaksi bisnis, atau mendapatkan informasi produk dan jasa bank melalui jaringan pribadi atau publik, termasuk internet. Nasabah sanggup mengakses e-banking melalui piranti pandai elektronis menyerupai komputer/PC, laptop, PDA, ATM, atau telefon.
Marilah kita pelajari satu persatu saluran dari e-Banking yang telah diterapkan bank-bank di Indonesia sebagai berikut :
- Internet Banking,
Ini termasuk saluran teranyar e-Banking yang memungkinkan nasabah melaksanakan transaksi via internet dengan menggunakan komputer/PC atau PDA. Fitur transaksi yang sanggup dilakukan sama dengan Phone Banking yaitu informasi jasa/produk bank, informasi saldo rekening, transaksi pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (a.l. kartu kredit, listrik, dan telepon), pembelian (a.l. voucher dan tiket), dan transfer ke bank lain. Kelebihan dari saluran ini yakni kenyamanan bertransaksi dengan tampilan sajian dan informasi secara lengkap tertampang di layar komputer/PC atau PDA.
Cara Mendapatkan E-Banking
Anda yang telag mempunyai rekening Tabungan atau Giro sanggup mengajukan layanan E-Banking, yang meliputi internet banking, mobile banking, phone banking dan sms banking.Anda sanggup melaksanakan transaksi perbankan (finansial dan non-finansial) melalui komputer yang terhubung dengan jaringan internet bank.
Jenis Transaksi :
- Transfer dana
- Informasi saldo, mutasi rekening, informasi
- Nilai tukar
- Pembayaran tagihan (misal: kartu kredit, telepon, handphone, listrik)
- Pembelian (misal: pulsa isi ulang, tiket, pesawat, saham)
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk keamanan transaksi Internet Banking
- Jangan pernah memberitahukan User ID dan PIN (Personal Identification Number) Anda kepada orang lain, termasuk kepada petugas dan karyawan Bank
- Jangan meminjamkan KeyToken pengaman transaksi Anda kepada orang lain
- Jangan mencatat User ID Anda di kawasan yang gampang diketahui orang lain
- Gunakan User ID dan PIN Anda secara hatihati semoga tidak terlihat dan diketahui oleh orang lain
- Pastikan Anda mengakses alamat situs bank dengan benar. Pahami dengan baik situs bank Anda
- SMS/m-Banking,
Saluran ini intinya evolusi lebih lanjut dari Phone Banking, yang memungkinkan nasabah untuk bertransaksi via HP dengan perintah SMS. Fitur transaksi yang sanggup dilakukan yaitu informasi saldo rekening, pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (a.l. kartu kredit, listrik, dan telepon), dan pembelian voucher. Untuk transaksi lainnya intinya sanggup pula dilakukan, namun tergantung pada kanal yang sanggup diberikan bank. Saluran ini sebetulnya termasuk mudah namun dalam prakteknya agak merepotkan alasannya yakni nasabah harus menghapal kode-kode transaksi dalam pengetikan sms, kecuali pada bank yang melaksanakan kerjasama dengan operator seluler, menyediakan kanal banking sajian – Sim Tool Kit (STK) pada simcardnya.
Jenis Transaksi :
- Transfer dana
- Informasi saldo, mutasi rekening
- Pembayaran (kartu kredit)
- Pembelian (pulsa isi ulang)
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk keamanan transaksi SMS Banking
- Jangan memberitahukan isyarat akses/nomor pribadi SMS Banking Anda kepada orang lain
- Jangan mencatat dan menyimpan isyarat akses/nomor pribadi SMS BankingAnda ditempat yang gampang diketahui oleh orang lain.
- Setiap kali melaksanakan transaksi melalui SMS Banking, tunggulah beberapa ketika hingga Anda mendapatkan response balik atas transaksi tersebut.
- Untuk setiap transaksi, Anda akan mendapatkan pesan notifikasi atas transaksi berupa SMS yang akan tersimpan di dalam inbox.
- Phone Banking,
Ini yakni saluran yang memungkinkan nasabah untuk melaksanakan transaksi dengan bank via telepon. Pada awalnya lazim diakses melalui telepon rumah, namun seiring dengan makin populernya telepon genggam/HP, maka tersedia pula nomor kanal khusus via HP bertarif panggilan flat dari manapun nasabah berada. Pada awalnya, layanan Phone Banking hanya bersifat informasi yaitu untuk informasi jasa/produk bank dan informasi saldo rekening serta dilayani oleh Customer Service Operator/CSO. Namun profilnya kemudian berkembang untuk transaksi pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (a.l. kartu kredit, listrik, dan telepon), pembelian (a.l. voucher dan tiket), dan transfer ke bank lain; serta dilayani oleh Interactive Voice Response (IVR). Fasilitas ini boleh dibilang lebih mudah ketimbang ATM untuk transaksi non tunai, alasannya yakni cukup menggunakan telepon/HP di manapun kita berada, kita bisa melaksanakan aneka macam transaksi, termasuk transfer ke bank lain.
Jenis Transaksi
- Transfer dana
- Informasi saldo, mutasi rekening
- Pembayaran (kartu kredit, PLN, telepon,
- handphone, listrik, asuransi)
- Pembelian (pulsa isi ulang)Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk keamanan transaksi Phone Banking
- Anda wajib mengamankan PIN Phone Banking
- Anda bebas untuk membuat PIN sendiri. Jika merasa diketahui oleh orang lain, segera lakukan penggantian PIN.
ATM, Automated Teller Machine atau Anjungan Tunai Mandiri,
Ini yakni saluran e-Banking paling terkenal yang kita kenal. Setiap kita niscaya mempunyai kartu ATM dan menggunakan akomodasi ATM. Fitur tradisional ATM yakni untuk mengetahui informasi saldo dan melaksanakan penarikan tunai. Dalam perkembangannya, fitur semakin bertambah yang memungkinkan untuk melaksanakan pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (a.l. kartu kredit, listrik, dan telepon), pembelian (a.l. voucher dan tiket), dan yang terkini transfer ke bank lain (dalam satu switching jaringan ATM). Selain bertransaksi melalui mesin ATM, kartu ATM sanggup pula dipakai untuk berbelanja di kawasan perbelanjaan, berfungsi sebagai kartu debit. Bila kita mengenal ATM sebagai mesin untuk mengambil uang, belakangan muncul pula ATM yang sanggup mendapatkan setoran uang, yang dikenal pula sebagai Cash Deposit Machine/CDM. Layaklah bila ATM disebut sebagai mesin sejuta umat dan segala bisa, alasannya yakni ragam fitur dan kemudahan penggunaannya.
JENIS-JENIS TEKNOLOGI E-BANKINGAdapun jenis-jenis teknologi E-Banking antara lain sebagai berikut:
- Automated Teller Machine (ATM) : Terminal elektronik yang disediakan forum keuangan atau perusahaan lainnya yang membolehkan nasabah untuk melaksanakan penarikan tunai dari rekening simpanannya di bank, melaksanakan setoran, cek saldo, atau pemindahan dana.
- Computer Banking : Layanan bank yang bisa diakses oleh nasabah melalui koneksi internet ke sentra data bank, untuk melaksanakan beberapa layanan perbankan, mendapatkan dan membayar tagihan, dan lain-lain.
- Debit (or check) Card : Kartu yang dipakai pada ATM atau terminal point-of-sale (POS) yang memungkinkan pelanggan memperoleh dana yang pribadi didebet (diambil) dari rekening banknya.
- Direct Deposit : Salah satu bentuk pembayaran yang dilakukan oleh organisasi (misalnya pemberi kerja atau instansi pemerintah) yang membayar sejumlah dana (misalnya honor atau pensiun) melalui transfer elektronik. Dana ditransfer pribadi ke setiap rekening nasabah.
- Direct Payment (also electronic bill payment) : Salah satu bentuk pembayaran yang mengizinkan nasabah untuk membayar tagihan melalui transfer dana elektronik. Dana tersebut secara elektronik ditransfer dari rekening nasabah ke rekening kreditor. Direct payment berbeda dari preauthorized debit dalam hal ini, nasabah harus menginisiasi setiap transaksi direct payment.
- Electronic Bill Presentment and Payment (EBPP) : Bentuk pembayaran tagihan yang disampaikan atau diinformasikan ke nasabah atau pelanggan secara online, contohnya melalui email atau catatan dalam rekening bank. Setelah penyampaian tagihan tersebut, pelanggan boleh membayar tagihan tersebut secara online juga. Pembayaran tersebut secara elektronik akan mengurangi saldo simpanan pelanggan tersebut.
- Electronic Check Conversion : Proses konversi informasi yang tertuang dalam cek (nomor rekening, jumlah transaksi, dll) ke dalam format elektronik semoga bisa dilakukan pemindahan dana elektronik atau proses lebih lanjut.
- Electronic Fund Transfer (EFT) : Perpindahan “uang” atau “pinjaman” dari satu rekening ke rekening lainnya melalui media elektronik.
- Payroll Card : Salah satu tipe “stored-value card” yang diterbitkan oelh pemberi kerja sebagai pengganti cek yang memungkinkan pegawainya mengakses pembayaraannya pada terminal ATM atau Point of Sales. Pemberi kerja menambahkan nilai pembayaran pegawai ke kartu tersebut secara elektronik.
- Preauthorized Debit ( automatic bill payment ) : Bentuk pembayaran yang mengizinkan nasabah untuk mengotorisasi pembayaran rutin otomatis yang diambil dari rekening banknya pada tanggal-tangal tertentu dan biasanya dengan jumlah pembayaran tertentu (misalnya pembayaran listrik, tagihan telpon, dll). Dana secara elektronik ditransfer dari rekening pelanggan ke rekening kreditor (misalnya PLN atau PT Telkom)
- Prepaid Card : Salah satu tipe Stored-Value Card yang menyimpan nilai moneter di dalamnya dan sebelumnya pelanggan sudah membayar nilai tersebut ke penerbit kartu.
- Smart Card : Salah satu tipe stored-value card yang di dalamnya tertanam satu atau lebih chips atau microprocessors sehingga bisa menyimpan data, melaksanakan perhitungan, atau melaksanakan proses untuk tujuan khusus (misalnya validasi PIN, otorisasi pembelian, verifikasi saldo rekening, dan menyimpan data pribadi). Kartu ini bisa dipakai pada sistem terbuka (misalnya untuk pembayaran transportasi publik) atau sistem tertutup (misalnya MasterCard atau Visa networks).
- Stored-Value Card : Kartu yang di dalamnya tersimpan sejumlah nilai moneter, yang diisi melalui pembayaran sebelumnya oleh pelanggan atau melalui simpanan yang diberikan oleh pemberi kerja atau perusahaan lain. Untuk single-purpose stored value card, penerbit (issuer) dan peserta (acceptor) kartu yakni perusahaan yang sama dan dana pada kartu tersebut memperlihatkan pembayaran di muka untuk penggunaan barang dan jasa tertentu (misalnya kartu telpon). Limited-purpose card secara umum dipakai secara terbatas pada terminal POS yang teridentifikasi sebelumnya di lokasi-lokasi tertentu (misalnya vending machines di sekolah-sekolah). Sedangkan multi-purpose card sanggup dipakai pada beberapa penyedia jasa dengan kisaran yang lebih luas, contohnya kartu dengan logo MasterCard, Visa, atau logo lainnya dalam jaringan antar bank.
Keuntungan Electronic Banking
Mudah
- Dapat dipakai kapan saja dan di mana saja.
- Hanya dengan menggunakan perintah melalui komputer dan/atau alat komunikasi yang Anda gunakan, sanggup pribadi melaksanakan transaksiperbankan tanpa harus tiba ke kantor bank atau ke ATM (kecuali untuk ambil uang tunai).
Aman
- Electronic Baning dilengkapi dengan security user ID dan PIN untuk menjamin keamanan atas transaksi yang Anda lakukan.
- Beberapa bank juga menggunakan KeyToken alat embel-embel untuk mengamankan transaksi finansial, seperti Internet Banking. Dengan demikian, transaksi Anda semakin aman.
- SMS Banking dilengkapi dengan sistem proteksi dengan menggunakan isyarat akses/nomor pribadi yang Anda pilih sendiri dan nomor ponsel yang Anda daftarkan.
Keterhubungan
Saat ini sebagian besar layanan perbankan elektronik terkait pribadi dengan rekening bank. Jenis perbankan elektronik yang tidak terkait rekening biasanya berbentuk nilai moneter yang tersimpan dalam basis data atau dalam sebuah kartu (cip dalam kartu pintar). Dengan semakin berkembangnya teknologi dan kompleksitas transaksi, aneka macam jenis perbankan elektronik semakin sulit dibedakan alasannya yakni fungsi dan fiturnya cenderung terintegrasi atau mengalami konvergensi. Sebagai contoh, sebuah kartu plastik mungkin mempunyai “magnetic strip” yang memungkinkan transaksi terkait dengan rekening bank, dan juga mempunyai nilai moneter yang tersimpan dalam sebuah chip. Kadang kedua jenis kartu tersebut disebut “debit card” oleh merchant atau vendor.
Kelebihan dan Kekurangan :
Jika kanal internet yang Anda gunakan lebih murah sebaiknya gunakan saja internet banking, namun untuk acara finansial kita harus lebih hati-hati. Karena rentan terhadap cracking dan aneka macam duduk kasus lainnya, menyerupai terputusnya anutan listrik, atau gagal koneksi. Pastikan Anda mengakses alamat ibankAnda melalui alamat yang benar dan diawali dengan https bukan http, gunakan virtual keyboard untuk menghindari keylog, dan pasang antispyware di PC/Laptop Anda.
Kelebihan lainnya, pembayaran sanggup dilakukan secara terencana dan gampang tentunya.
Flow Chart Produk Perbankan Berbasis Teknologi
Beberapa gambar di bawah ini yakni beberapa pola dari flow chart produk perbankan berbasis teknologi, diantaranya :
1. Flow Chart Automated Teller Machine (ATM)

Flowchart dengan cara Manual

2. Online Banking

3. Mobile Banking
Swing dan mobile bankingSalah satu aplikasi dari Twister, X · SMS Banking, izin aplikasi keuangan yang akan dipanggil oleh ponsel GSM menggunakan Short Message Service (SMS). Dengan X · SMS Banking, nasabah sanggup melaksanakan operasi menyerupai menyidik rekening mereka atau melaksanakan perintah transfer dengan ponsel. Juga, ponsel sanggup dipakai sedemikian lintas saluran aplikasi sebagai perangkat untuk menawarkan tanda tangan digital untuk PC berbasis transaksi Internet. BROKAT memperlihatkan solusi gres ini di CEBIT ’98 Jerman adil dengan sukses besar.Diagram ini memperlihatkan bagaimana X · SMS Banking bekerja:

Transaksi dengan nomorOperasi ditunjukkan dalam diagram bekerja sebagai berikut:Pertama, pesan – contohnya perbankan-transaksi – dikirim ke pengguna.Telepon berdering, dan sebuah pesan singkat gres (SM) muncul di layar. Pengguna menyidik konten transaksi dan digital menandatangani isi pesan dengan menggunakan kunci pribadi disimpan pada kartu telepon khusus. (Kartu telepon Sebuah bekerja lebih menyerupai smartcard standar yang umum digunakan, tetapi mempunyai satu laba lebih dari smartcard: Ini nirkabel, sehingga pengguna tidak memerlukan perangkat keras pembaca PC dan atau.)Sekarang pesan yang sama plus tanda tangan dikirim ke Short Message Service Center (SMSC), diteruskan ke X · SMS-Gateway, diterjemahkan, dan dikirim ke Twister. Twister yakni suatu integrator yang fleksibel dan kuat itu memungkinkan steker ke dalam semua transaksi yang ada kemungkinan back-end infrastruktur (bank dan perusahaan asuransi, misalnya.). Makara mereka sanggup dipakai dengan non-repudiation, semua pesan disimpan dalam sistem administrasi database. Media penyimpanan lainnya mungkin termasuk pita, CD-penulis, dan sebagainya.Inilah yang disimpan:Pesan: Sebagai contoh, ‘perintah = Orde = biaya apa Book = 500.00USD’.Tanda tangan: Misalnya, ‘A02F3C54 …’Sertifikat, kalau tidak ditempatkan di CA.Sebuah cap waktu, menyerupai ’98-04-01 8:15.01.Beberapa informasi tambahan |
4. Credit Card Processing

Sumber https://idtesis.com