Random post

Wednesday, October 10, 2018

√ Thomas Alfa Edison Yang Benci Matematika – 3 Kunci Berguru Yang Harus Kau Tahu

Learning is the act of trying to understand something and stick to the process   Mahfuzh tnt  


Learning is the act of trying to understand something and stick to the process  √ Thomas Alfa Edison yang Benci Matematika – 3 Kunci Belajar Yang Harus Kamu Tahu

Coba berhenti membaca sejenak dan layangkan pandanganmu ke atas. Apakah ada lampu terang di pelapon rumahmu? Ahh.. Tidak ada ya? jikalau begitu cukup pandang saja layar handphone dan laptop kalian. Lampu.. Ada hal yang menarik wacana perjalanan hidup Sang penemu lampu, Thomas Alfa Edison. 


Kisah Thomas Alfa Edison


Edison ialah seorang anak yang ‘istimewa’ sehingga ibunya menghentikan sekolahnya dan mulai mengajarnya sendiri (istilah sekarangnya homeschooling). Ibunya memulai pelajaran dari sastra dan sejarah. Saat itu juga Edison menawarkan ketertarikan yang luar biasa pada sejarah dan sastra. Ia melahap banyak sekali buku-buku sastra termasyhur ketika itu. Saat Edison berusia 12 tahun, ibunya tak lagi bisa memuaskan akan rasa ingin tahunya. Akhirnya Edison diberitahu untuk mengakses buku-buku di Perpustakaan.


Di perpustakaan, Edison melahap banyak sekali buku, hingga akibatnya ketertarikannya jatuh kepada sains. Karena orang tuanya sangat mendukung rasa keingintahuan Edison, maka mereka mengumpulkan uang dan membayar seorang tutor untuk mengajari Edison wacana Fisika dan Sains. Salah satu materi penting yang harus dikuasai untuk fisika ialah matematika. Pada masa itu matematika paling revolusioner ialah buku “Principia Mathematica” karya Sir Isac Newton (berisi dasar-dasar kalkulus).


Edison merasa “Principia Mathematica” memakai bahasa klasik yang terlalu bertele-tele dan membingungkan. Hasilnya, Edison tidak lagi tertarik pada matematika tingkat tinggi milik Newton.


Tetapi Edison tetap tertarik pada hukum-hukum fisika Newton. Ketertarikannya pada Fisika terus berkembang, sedangkan minatnya pada Matematika benar-benar berhenti. Ketika Edison berhasil menemukan lampu, ini bukan tanpa Ilmu Matematika, Ia mempunyai 6 ajun yang salah satunya merupakan spesialis matematika.


Mulailah Dengan yang Menarik Untukmu


Sebagaimana Ibu Edison yang terus membiarkan anaknya mencar ilmu dari hal-hal yang menarik minatnya, maka kau juga harus mengawali pelajaran dengan hal-hal yang menarik. Belajar ialah proses dimana kita memerlukan seluruh kemampuan otak, baik itu memori, berfikir logis, serta berimajinasi. Jangan hingga kau memaksa otakmu untuk memahami sesuatu ketika pertama memulai pelajaran.


Memulai pelajaran pertamamu dengan berbagai perasaan negatif adalah kesalahan besar. Kau harus memulai belajarmu pada hal-hal yang membuatmu bersemangat, membuatmu terhibur dan nyaman. Belajar haruslah menjadi proses yang menyenangkan, yang memaksimalkan potesimu dan ada sensasi tersendiri ketika kau melakukannya.


Jangan Terlalu Praktis Membatasi Diri


Banyak orang yang terlalu terpaku pada satu hal, tidak mau mempelajari bidang lain, bahkan ada yang suka menghina bidang lain. Ini ialah cara mencar ilmu yang salah kaprah.


Terkadang kau harus memulai dengan Sastra dan Sejarah untuk bisa hingga kepada Fisika, sama halnya menyerupai Edison. Sedangkan saya sendiri memulai ketertarikanku pada Matematika ketika Sekolah Menengah Pertama dan ketika ini beranjak pada Kimia dan Komputer. Beberapa ahad yang kemudian saya bertemu seorang Professor Geologi yang memulai ketertarikannya pada Biokimia dan berakhir pada Ilmu sosial dan Budaya.



Begitulah esensi dari belajar, kau akan terus menemukan hal-hal yang menarik sesudah mempelajari satu hal, kemudian beranjak ke hal berikutnya, berikutnya lagi. 


Kamu Tidak Harus Menabrak Dinding yang Kokoh Dengan Kepalamu


Banyak pelajar yang mencoba menabrak dinding kokoh dengan kepalanya. Maksudnya ialah ia berusaha mempelajari hal yang jelas-jelas sulit dan tidak disukainya. Seseorang yang tidak jago menghapal mencoba membeli kamus dan menghapalkan kosa kata di dalamnya. Tentu saja yang ia rasakan hanyalah penyiksaan. 


Kalau memang kau nggak jago dalam menghapal, kenapa tidak mencoba menonton Youtube berbahasa inggris dengan subtitle-nya? Kamu tetap bisa mencar ilmu kok. Tentu saja dengan caramu sendiri. 


Tidak ada yang sempurna, menyerupai hal-nya Edison, Ia tidak menyukai matematika, maka ia tidak memaksakan otaknya untuk mencar ilmu Matematika. Karena Ia membaca banyak sekali karya sastra dan sejarah pemimpin masa lalu, Ia bisa menuntaskan duduk kasus Matematikanya dengan memanggil asisten. Artinya dengan pemahaman sejarah dan sastranya ia bisa mengatasi masalahnya. 


Pengalamanku  sendiri jujur saja hingga kini saya tidak hapal perkalian, alasannya hal ini saya sudah jadi materi tertawaan semenjak SD, Sekolah Menengah Pertama dan SMA. Tetapi saya bisa pertanda jikalau saya bisa menerima nilai Matematika yang cukup memuaskan. (Tanpa nyontek juga tentunya). Artinya setiap orang punya cara masing-masing dalam membereskan masalahnya, yang perlu dilakukan ialah mulai dari apa yang sudah kau kuasai dan bertahanlah dalam prosesnya. 


Jadi dalam kehidupan ini cobalah lihat apa bahu-membahu hal yang paling menarik minatmu, mulailah mengembangkanya dari titik itu, kemudian teruslah belajar hal-hal baru. Mungkin suatu ketika nanti kau sendiri akan terkejut bahwasannya kemampuan dan minatmu telah berkembang begitu jauh.


Sumber https://mystupidtheory.com