Random post

Tuesday, January 22, 2019

√ Melaut, Menapaki Jejak Kapal Nelayan Tradisional

Wuizzz…. Keren yak judulnya? Aku menghabiskan sekitar tiga hari untuk menciptakan judul macam itu. Benar-benar seakan-akan ini goresan pena media massa yang top, yang tersohor, yang masyhur, tapi mohon maaf kurang terpercaya, jujur aja sihh media kita kurang terpercaya atau bahasa susahnya tidak kredible.


Kembali ke judul, ini bukan judul sebuah artikel atau essay budaya atau sosial, ini lebih menyerupai sebuah reality show dimana seorang artis ngetop atau public figure di buang ke kampung nelayan untuk mengikuti aktivitasnya.


 Aku menghabiskan sekitar tiga hari untuk menciptakan judul macam itu √ Melaut, Menapaki Jejak Kapal Nelayan Tradisional
nelayan tradisional

Seminggu yang lalu, sepulang dari Kertas Nusantara aku pribadi menerima anjuran untuk keluyuran lagi. Abah ngajakin saya ke kampung semanting, kampungnya nelayan, untuk melaut, semoga tahu bagaimana rasanya menjadi nelayan. Tentu saja ini kesempatan emas!


Sore hari saya pribadi berkemas, beberapa helai baju dan peralatan sholat kusiapkan. Kami pribadi menuju ke kampung yang berada di pinggiran Berau itu dengan mobil.


Karena abah menyetir mobil, saya harus duduk di belahan depan, di tempat kenek, tapi nggak ngajak-ngajak penumpang naik, aib euy! Berhubung memposisikan jadi kenek yang tahu diri, saya tidak tidur. Kau tahu kan betapa mudahnya saya tertidur!


Perjalanan menuju kampung semanting ini ditempuh dalam waktu 3jam, alasannya yaitu malam hari dan kondisi jalan yang kurang sehat.


Di perjalanan kami melalui perkebunan kecil penduduk, lokasi-lokasi tambang dan hutan hujan tropis. Di tempat hutan di Berau ada satu pohon yang benar-benar tidak boleh untuk di tebang, namanya pohon madu, pohon yang paling dilindungi diantara semua pohon, bahkan penebang liar dan cukong kayu ilegal takut untuk menebang pohon itu.


Tidak heran kalau pohon madu di sepanjang jalan menjadi pohon paling besar di hutan, alasannya yaitu masih merupakan pohon orisinil kalimantan sebelum datangnya penebang liar, ukuran diameter pohonnya yang pernah kulihat mencapai 2 meter.


Kemudian kami melalui tempat pertambangan, saya hanya sanggup mengelus dada atas apa yang saya lihat, berapa gunung lagi batubara yang akan di keruk manusia? dan batubara itu sebagian besar di export, jikalau batubara itu merupakan belahan dari tanah kepulauan Indonesia, maka silogisme-nya ialah orang-orang sedang menjual tanah Indonesia.


Kurasa kata-kata mengenai Pertahankan Tanah Air Indonesia cumalah dongeng kuno, ini fakta di lapangannya!


Sesampainya di kampung nelayan, saya disambut dengan jalanan tanah dan gelap gulita, maklum saja di kampung ini ternyata belum masuk listrik PLN, jadi beberapa rumah yang mempunyai disel listrik pribadi nyala lampunya, tetapi yang tidak yahh tetap gelap-gelapan.


Beberapa rumah juga memanfaatkan derma pemerintah berupa solar cell. Sebuah penyimpan energi panas matahari yang kemudian dikonversi menjadi energi listrik.


Alat ini dipasang di atap rumah warga, walaupun ketika saya tanya rumah-rumah yang tidak menggunakan solar cell ialah alasannya yaitu alatnya sudah rusak bahkan sebelum digunakan. Malam itu saya tidur tanpa listrik.



Pagi-pagi sekali saya sudah bangun, sholat shubuh dan bersiap, maklum setiap kali lihat di teve niscaya diceritakan kalau kerjanya nelayan dari shubuh hingga petang, atau dari petang hingga pagi.Nyatanya enggak, mereka gres pergi melaut ketika jam 9, ini tergantung cuaca dan pasang surut air laut.


Kami sarapan kemudian bersiap menuju laut, saya pakai baju lengan panjang, juga bawa jaket tebal, maklum lah kan nggak tahu keadaan di lautnya. Sebelum berangkat melaut, di dermaga saya lihat ada hal yang menarik. Ini dia














 Aku menghabiskan sekitar tiga hari untuk menciptakan judul macam itu √ Melaut, Menapaki Jejak Kapal Nelayan Tradisional
baby shark
www.mystupidtheory.com perburuan hiu



Kalau kalian anak biologi yang sedang tergila-gila pada informasi konservasi dan lingkungan akan pribadi menelpon 911 untuk memanggil polisi, atau mungkin akan pribadi ke lokasi dan menangkap pelakunya.Aku sih santai, alasannya yaitu rantai makanan dan aturan rimba mempunyai inti yang sama, siapa berpengaruh beliau pemangsa! Menurutku insan juga termasuk dalam rantai makanan dan lingkungan, sehingga masuk akal kalau membunuh mangsanya.





Katanya hiu-hiu itu hanya di ambil siripnya, kemudian daging ikannya digunakan untuk umpan kepiting, daging hiu yang padat dan keras dagingnya membuatnya menjadi umpan yang cocok untuk kepiting.Hiu hiu kecil itu dipotong siripnya, kemudian dikeringkan dan dijual sehabis satu kilogram, itu hanya 120.000.


Nelayan yang saya tumpangi perahunya ini, pernah sanggup satu hiu yang jauh lebih besar, ukuran siripnya saja mencapai 9 kg, hiu itu pribadi di jual ke orang-orang cina, atau orang jakarta.





Alhamdulillah.. Cuaca siang ini sedang bersahabat, langitnya biru, tidak terlalu panas, tidak juga mendung, pas.Padahal kata Bapak nelayan kadang kala kena ribut(angin ribut) ketika sudah di tengah laut, kalau sanggup menghindar ya dihindari, kalau enggak sanggup ya udah berdoa aja. Tetapi kali ini hingga di tengah bahari langit tetap biru, dan ombaknya juga kecil tidak ada yang perlu dikhawatirkan.





Cara melaut nelayan disini itu tradisional, hanya mengandalkan lemparan pukat, kapal dan keberuntungan.Sesampainya di lokasi memukat udang, pribadi kami menurunkan pukat(sejenis jala, perangkap udang/ikan).


Setelah beberapa menit di dalam air, pukat kami tarik ke atas, untuk melihat hasil tangkapannya.


Awalnya saya mau menarik pukat itu, tapi ada ubur-ubur, ubur-ubur itu beracun, kalau kena kulit beliau akan menyengat, saya tahu dari kartun sponge bob.


Si Bapak dengan santainya mengangkat pukat dan membuang ubur-ubur itu satu persatu, katanya enggak sakit alasannya yaitu udah biasa, cuma semacam gatal “Mau coba?” tawarnya, tapi saya jelas-jelas gak mau XD.





Saat menarik menyerupai ini banyak kapal nelayan lainnya yang datang, mereka melihat apa tangkapan yang di sanggup banyak atau sedikit.Katanya kalau nelayan yang muda biasanya begitu, lebih cerdik observasi. Kalau ada yang sanggup banyak, maka mereka turunkan jaring, kalau nggak sanggup banyak mereka pindah, tak jarang nelayan muda ini seharian enggak turunkan jaring sedikitpun, alasannya yaitu sibuk berputar-putar mengamati tangkapan orang.


Ruginya jelas! uang solar!


Sedangkan nelayan yang saya tumpangi ini prinsipnya





 Tangkapan sanggup banyak sanggup sedikit, yang penting kami sudah turunkan jala. Kalau nggak turunkan jala ya sudah terang nggak ada harapan, kalau sering turunkan jala, tangkapan sanggup saja jadi banyak



Sebuah kepasrahan total kepada Sang Empunya Rezeki. Satu pelajaran berharga untuk orang muda sepertiku.



Melaut ini bagiku hanyalah cari pengalaman, tidak akan berlanjut, tetapi harus ada pelajarannya, yang menarik! Dan saya dapatkan itu!Aku berguru mengenali hewan-hewan laut. Seperti yang saya bilang tadi saya sanggup lihat ubur-ubur pribadi yang selama ini hanya ku lihat di film spongebob.


Aku suka sekali melaksanakan explorasi dan melihat hal-hal gres yang biasanya hanya saya lihat di NatGeo. Ini beberapa binatang yang saya lihat.




Pelajaran berharga lainnya ialah mengenali harga ikan, ikan-ikan mahal dan ikan murahan, semuanya sanggup ditanyakan ke pak nelayan.




Sore hari kami pulang dengan menangkap banyak sekali macam binatang laut. Aku bilang binatang alasannya yaitu memang ada udang, ikan dan mahluk lainnya.Sampai rumah kami dimasakkan udang segar dan ikan segar. Disini saya jadi tahu rasanya udang dan ikan segar, ada rasa manisnya sedikit pada dagingnya. Nikmatnya..


 Aku menghabiskan sekitar tiga hari untuk menciptakan judul macam itu √ Melaut, Menapaki Jejak Kapal Nelayan Tradisional
Petang di dermaga

 





Esok harinya saya pulang dengan senang.




Jika saja dongeng ini seperti reality show dimana seorang artis ngetop atau

public figure di buang ke kampung nelayan untuk mengikuti aktivitasnya.Maka kesimpulannya ialah kalian tahu khan siapa public figure yang dibuang ke kampung nelayan itu?Ahh.. masa’ masih nggak paham sih.. Haha




Kalau menurutmu postingan ini kebanyakan fotonya, anggap aja saya lagi mau pamer foto.. HAha.. See ya! Bye Bye!Salam Mystupidtheory!




Sumber https://mystupidtheory.com