Random post

Sunday, July 8, 2018

√ Buble Wrap Untuk Otak Kamu


Salah satu fenomena yang menurutku cukup mengkhawatirkan di-era internet dan social media ialah filter buble. Fenomena ini terjadi lantaran algoritma yang diterapkan oleh search engine dan sosial media. Mereka hanya menampilkan pencarian yang selaras dengan isi pikiran/pandangan kita selaku pengguna.





Mereka menganggap kita sebagai pengguna, di satu sisi ingin mendapat informasi yang benar. Namun pada masalah tertentu tidak siap terhadap kebenaran itu sendiri.





Facebook menganggap jikalau seluruh informasi ditampilkan secara terang-terangan dan terbuka, kita tidak siap. Kemudian alih-alih mengkaji informasi tersebut, kita malah pribadi menutup laman Facebook. Ini yaitu kerugian bagi Facebook, oleh lantaran itu diciptakanlah algoritma yang hanya menampilkan informasi yang selaras dengan pandangan kita. 





Sekarang mari lihat laman Facebook kita hari ini, jikalau kalian pro-vaksin, maka akan ada banyak informasi wacana pro-vaksin yang bertebaran. Sedangkan tulisan-tulisan anti-vaksin akan hilang entah kemana. Padahal dari 4000 sobat di Facebook ada kemungkinan satu atau dua orang yang anti-vaksin kan? 





Contoh yang lebih kasatmata lagi ialah pandangan politik. Jika kalian pro-pemerintah maka yang banyak muncul di beranda FB ialah goresan pena kebanggaan dan progress keberhasilan pemerintahan. Tulisan wacana kegagalannya entah karam ke mana? 





Pun jikalau kalian pro-oposisi maka yang banyak muncul yaitu goresan pena wacana seberapa gagalnya pemerintah. Keberhasilannya entah terkubur di mana?





Padahal mustahil kan selama 1488 hari menjabat tidak ada prestasi ataupun kesalahan dari pemerintah?





Bahkan kini ini, filter buble itu sudah masuk pada hal-hal yang tidak penting ibarat produk minuman, handphone, dan kamera. Pepsi vs Cocacola, Iphone vs Samsung dan Canon vs Nikon merupakan pola yang paling banyak kita lihat di dunia maya. 





Nahh… Celakanya filter buble ini tak hanya terjadi lantaran algoritma, tetapi juga kita amini dengna tingkah laku. Ketika menemukan pandangan yang berbeda, alih-alih mempelajarinya, kita pribadi saja klik tombol block





Bahkan ada yang bergaya superhero dengan menyampaikan bahwa “Kalau ada yang sharing postingan A/B/C/D otomatis saya block!”. Seolah-olah itu yaitu agresi heroik. 





Padahal sejatinya kalau dikaji ulang ini hanyalah bentuk perilaku pengecut, lantaran takut mendengar ataupun melihat perspektif yang gres dan berbeda. Dan tentu saja dalam jangka panjang hanya akan membuat pikiran menjadi semakin sempit. 





Nah.. Kita nggak usah bahas lagi lanjutan dampak-dampak dari filter buble ini. Karena artikel ini khusus saya tuliskan untuk memperlihatkan cara mengatasi filter buble di sosial media. 





Algoritma facebook, google dan sosial media lainnya dijalankan oleh mesin yang bekerja berdasarkan data. Nah.. Data yang masuk ialah kata, kalimat dan interaksi yang kalian ketikkan setiap harinya di sosial media. 





Begini, kalau kalian hanya menulis dan share informasi antivaksin dengan kalimat-kalimat bernada positif. Maka informasi yang masuk di beranda kalian ialah seputar antivaksin semua. Sebaliknya, jikalau kalian kasih kalimat bernada sinis maka yang muncul ialah seputar pro-vaksin. 





Jadi untuk mengakali mesin ini, kita harus memasukkan data dan informasi yang salah. Eh.. Bagaimana maksudnya? 





Yap! Kalau pandangan kalian ialah antivaksin, cobalah share juga wacana provaksin. Kalau pandangan kalian oposisi, cobalah share juga wacana prestasi pemerintah. Nantinya beranda kalian akan lebih berwarna lagi. 





Looh.. Kalau begitu nggak sanggup mewakili opini dan pandangan pribadi kita donk? Nah.. Untungnya insan sudah membuat alat untuk mengakali perbedaan pandangan. Alatnya disebut “buble wrap untuk otak”, ehh.. Salah. Maksudnya alat itu yaitu majas ironi atau dalam bahasa inggrisnya sarcasm. 





Jadi kalian sanggup saja membuat goresan pena yang membenarkan antivaksin tetapi dengan majas ironi/sarcasm. Dengan cara itu opini kalian wacana provaksin tersampaikan ke manusia, sementara mesin masih menganggap kau antivaksin.





Pun sanggup juga membagikan goresan pena atau isu pro-pemerintah dengan komentar kebanggaan bermajas ironi. Dengan begitu teman-temanmu tahu pendapatmu yang pro-oposisi tetapi mesin masih resah mendefinisikan posisimu ada dimana. 





Cara ini setidaknya mengubah tiga hal. Gambaran mesin Google dan FB wacana dirimu, kemungkinan mempunyai lebih banyak teman-teman dari banyak sekali latar belakang dan tentu saja memperluas pikiranmu dengan gagasan dan informasi baru. 





Yap itulah buble wrap untuk otak. Boleh dicoba kalian pikirkan pandangan apa saja yang kalian takuti di dunia maya, lalu cari itu dan share dengan majas ironi selama seminggu ke depan. Pastinya perubahannya tidak pribadi terjadi, kalian sanggup lakukan lagi seminggu berikutnya dan ahad berikutnya juga. 





Thanks for reading!



Sumber https://mystupidtheory.com